3 Meningkatnya pendapatan Sasaran berikutnya yang dipilih pada perspektif keuangan
adalah meningkatnya pendapatan. Aktiva produktif berupa pinjaman, merupakan sumber pendapatan utama bagi usaha simpan
pinjam Swamitra KILAT. Disamping pendapatan lainnya seperti pendapatan dari penempatan dana di rekening giro Bank Bukopin.
Pendapatan Swamitra masih tergantung dari pendapatan bunga sehingga belum adanya pendapatan dari non bunga atau yang
dikenal fee based income. Namun demikian pihak manajemen sedang menyusun rencana untuk memperoleh fee based income
seperti pembukaan layanan air, telepon, dan listrik. Sasaran ini dipilih juga sebagai salah satu upaya untuk
mempertahankan kelangsungan hidupnya. Swamitra KILAT harus memenuhi kebutuhan operasional, disamping pemenuhan
kebutuhan anggota sebagai pemilik dan juga pengguna. Kelangsungan hidup dan bekembangnya usaha simpan pinjam
Swamitra KILAT sangat tergantung pada besarnya pendapatan yang diperoleh. Pendapatan diusahakan melebihi biaya yang
dikeluarkan dan hendaknya pula pendapatan selalu meningkat dari tahun ke tahun. Sehingga laba yang diperoleh juga akan terus
meningkat.
4.4.2. Perspektif Keanggotaan
Swamitra KILAT merupakan lembaga jasa keuangan yang berbadan koperasi meski bermitra dengan lembaga perbankan seperti
Bank Bukopin. Dimana terdapat perbedaan karakteristik koperasi dengan badan usaha lainnya yaitu adanya keterkaitan dan tidak
terpisahnya antara members, customers dan residual claimants. Dengan kata lain bahwa anggota Swamitra KILAT adalah sebagai
pemilik dan sekaligus pengguna jasa Swamitra KILAT pelanggan. Sehingga pada Swamitra KILAT terdapat perspektif keanggotaan pada
penyusunan scorecard.
Salah satu prinsip koperasi adalah keutamaan anggota. Hal ini berarti pembentukan swamitra KILAT itu sendiri merupakan
perwujudan dari upaya memberikan nilai tambah bagi kepentingan dan kesejahteraan anggotanya. Sehingga pada perspektif keanggotaan
terdapat sasaran strategis yang dipilih yaitu: 1 optimalnya pertumbuhan simpan pinjam, 2 loyalitas dan 3 kepuasan anggota.
a. Optimalnya pertumbuhan simpan pinjam Permasalahan koperasi simpan pinjam pada umumnya adalah
sulitnya menghimpun dana simpanan dari anggota dan masyarakat. Sehingga koperasi kekurangan likuiditasnya dan tidak dapat
memobilisasi dana kepada anggota yang dianggap feasible. Kondisi ini pun dialami unit Usaha Simpan Pinjam Koperasi
KILAT sebelum bermitra dengan Bank Bukopin. Melalui kemitraan ini diharapkan dapat terbangunnya
partisipasi anggota dalam menggunakan jasa simpan pinjam Swamitra KILAT. Dalam kaitannya sebagai pengguna jasa,
partisipasi anggota dalam kegiatan simpan pinjam sangat penting karena salah satu faktor pertama penentu keberhasilan usaha jasa
simpan pinjam. Dengan partisipasi anggota diharapkan dapat optimalnya mobilisasi dana Swamitra KILAT. Hipotesis untuk
optimalnya pertumbuhan simpan pinjam terkait dengan solvabilitas usaha. Solvabilitas menunjukkan kemampuan lembaga dalam
memanfaatkan semaksimal mungkin dana yang telah terhimpun untuk kemudian disalurkan kepada calon debitur yang dianggap
feasible. Semakin besar pinjaman yang dimobilisasi dari dana simpanan maka kemungkinan untuk memperoleh pendapatan juga
akan semakin besar. Sehingga Swamitra KILAT dapat mencapai sasaran perolehan keuntungan secara berkelanjutan.
b. Terbangunnya loyalitas anggota Mengelola permintaan berarti mengelola pelanggan.
Pelanggan Swamitra KILAT adalah anggota, yang muncul dari dua kelompok yaitu anggota baru dan anggota lama yang setia
menggunakan jasa simpan pinjam. Swamitra KILAT berusaha sebaik-baiknya mempertahankan anggota dalam rangka membina
hubungan jangka panjang dengan anggota. Pihak manajemen menyadari bahwa kehilangan seorang anggota lebih dari sekedar
kehilangan satu kali transaksi. Artinya kehilangan anggota berarti kehilangan seluruh transaksi yang akan dilakukan anggota selama
berhubungan dengan perusahaan. Hipotesis terbangunnya loyalitas anggota adalah
mempertahankan anggota merupakan tindakan ekonomis untuk mengurangi biaya karena perusahaan yang telah memiliki anggota
loyal tidak perlu menerapkan strategi pemasaran yang offensif. Sehingga mempertahankan anggota lebih mudah dan murah dari
pada mencari anggota baru. Bahkan anggota dapat menjadi pembangun bisnis dengan melakukan transaksi dalam frekuensi
yang tinggi dan akan membawa anggota baru. Sehingga akan meningkatkan partisipasi anggota yang lainnya dan menambah
pendapatan bagi Swamitra KILAT. c. Kepuasan anggota
Kepuasan anggota adalah respon terhadap ketidaksesuaian antara tingkat kepentingan sebelumnya dengan kinerja aktual yang
dirasakan setelah pemakaian. Jika kinerja sesuai dengan harapan, maka anggota akan terpuaskan. Sehingga dengan pemilihan
sasaran strategis ini diharapkan kepuasan yang terbangun akan terciptanya rintangan beralih switching barriers, biaya beralih
switching cost dan terbangunnya loyalitas anggota. Hipotesis dari anggota yang merasa puas maka akan memberi tahu kepada calon
anggota tentang pengalaman positif yang diterimanya. Kondisi ini dapat tercapai melalui penciptaan nilai kepada anggota customer
value. Anggota yang loyal akan banyak menggunakan jasa Swamitra KILAT. Sehingga menambah perolehan pendapatan dan
menciptakan keuntungan berkelanjutan.
4.5.3. Perspektif Proses Bisnis Internal