Ekonomi Pengendalian Kinerja Pada Kemitraan Bank Bukopin dan Koperasi Dengan Balanced Scorecard (Studi Kasus : Swamitra Kilat Tahun 2006 )

Swamitra KILAT sebagai lembaga keuangan yang berbentuk koperasi, tentunya harus taat pada Peraturan Pemerintah seperti PPRI No. 5 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Simpan Pinjam oleh Koperasi. Oleh karena itu, masyarakat yang ingin menggunakan jasa simpan pinjam Swamitra harus mendaftar sebagai anggota luar biasa dengan menyetorkan simpanan wajib yang besarnya 1 persen. Swamitra terbatasi ruang geraknya dalam menyalurkan dananya karena hanya diperbolehkan kepada anggota koperasi KILAT anggota penuh, dan anggota luar biasa, calon anggota koperasi KILAT, koperasi lainnya serta anggota dari koperasi tersebut.

b. Ekonomi

Swamitra KILAT memiliki segmen pasar yang jelas yaitu pengusaha mikro, kecil, menengah dan koperasi, khususnya pengusaha instalatir listrik biro teknik. Kebutuhan listrik di Kota Bogor semakin meningkat. Jumlah pelanggan listrik tahun 2006 sebanyak 219.919 pelanggan dengan nilai investasi sebesar Rp 351.448.366.001,00 yang terdiri dari pelanggan rumah tangga dan industri PLN Kota Bogor, 2006. Segmen pasar yang juga dituju yaitu pengusaha kecil. Perdagangan di Kota Bogor didominasi oleh perdagangan kecil sebanyak 6.323 pedagang. Sedangkan nilai invetsasi industri kecil baik formal dan nonformal lebih dari Rp 31 milyar. Jumlah pengusaha mikro, kecil dan menengah banyak yang belum terlayani oleh perbankan terkait dengan persyaratan bank yang rumit, dan bank memiliki kendala dalam tingginya biaya operasional Bambang, Dinas Perindagkop Bogor. Permintaan listrik yang meningkat dari konsumen yaitu industri, pemerintah maupun rumah tangga berupa pemasangan listrik, Penerangan Jalan Umum PJU. Permintaan ini dikerjakan oleh anggota Koperasi KILAT yang juga adalah anggota Swamitra KILAT. Berdasarkan laporan AKLI Bogor didapatkan informasi bahwa proyek pekerjaan PJU wilayah Kotamadya dan Kabupaten Bogor nilainya mencapai Rp 3.000.000.000,00 yang dibagikan pada 16 perusahaan kontraktor yang tergabung dalam AKLI. Penetapan nilai suatu pekerjaan atau Surat Perintah Kerja tergantung dari Gred dan Kompetensi Usaha Jasa Pelaksana Konstruksi, dengan rata-rata nilai suatu pekerjaan sebesar Rp. 500.000.000,00 AKLI, 2006 Indikator ekonomi lainnya yaitu tingkat inflasi. Tingkat inflasi di Kota Bogor tahun 2006 masih terkendali yaitu 6,15 persen, angka ini menyebabkan daya beli meningkat sebesar Rp 566.180,00. Kondisi kesejahteraan masyarakat Kota Bogor pada posisi sedang 20-49 persen karena persentase pengeluaran konsumsi masyarakat non makanan lebih tinggi yaitu 50,64 persen, termasuk penggunaan jasa perbankan Sukherman, 2007 Kondisi tersebut merupakan peluang positif bagi Swamitra KILAT untuk memperbesar market share di sektor UMKM.

c. Sosial Budaya

Dokumen yang terkait

PENGARUH PENERAPAN BALANCED SCORECARD TERHADAP KINERJA MANAJEMEN PT. BANK RAKYAT INDONESIA TBK Studi Kasus pada PT. Bank Rakyat Indonesia Cabang Pasar Minggu

5 22 148

PENILAIAN KINERJA UNIT USAHA SYARIAH PADA BANK KONVENSIONAL DENGAN PERSPEKTIF BALANCED SCORECARD Penilaian Kinerja Unit Usaha Syariah Pada Bank Konvensional Dengan Perspektif Balanced Scorecard (Studi Kasus Pada Pt Bank Central Asia).

0 2 16

PENILAIAN KINERJA UNIT USAHA SYARIAH PADA BANK KONVENSIONAL DENGAN PERSPEKTIF BALANCED SCORECARD (STUDI KASUS PADA PT Penilaian Kinerja Unit Usaha Syariah Pada Bank Konvensional Dengan Perspektif Balanced Scorecard (Studi Kasus Pada Pt Bank Central Asia)

0 1 12

ANALISIS KINERJA BANK UMUM SYARIAH DAN BANK KONVENSIONAL DENGAN PRESPEKTIF BALANCED SCORECARD Analisis Kinerja Bank Umum Syariah Dan Bank Konvensional Dengan Prespektif Balanced Scorecard (Studi Pada Bank Mandiri Dan Bank Syariah Mandiri.

0 1 15

ANALISIS KINERJA BANK UMUM SYARIAH DAN BANK KONVENSIONAL DENGAN PRESPEKTIF BALANCED SCORECARD Analisis Kinerja Bank Umum Syariah Dan Bank Konvensional Dengan Prespektif Balanced Scorecard (Studi Pada Bank Mandiri Dan Bank Syariah Mandiri.

0 4 15

KEMUNGKINAN PENERAPAN BALANCED SCORECARD DALAM MENGEVALUASI KINERJA KOPERASI KEMUNGKINAN PENERAPAN BALANCED SCORECARD DALAM MENGEVALUASI KINERJA KOPERASI (Studi Kasus Pada Koperasi Pegawai Negeri (KPN) JUJUR Andong Kabupaten Boyolali).

0 1 9

KEMUNGKINAN PENERAPAN BALANCED SCORECARD DALAM MENGEVALUASI KINERJA KOPERASI KEMUNGKINAN PENERAPAN BALANCED SCORECARD DALAM MENGEVALUASI KINERJA KOPERASI (Studi Kasus Pada Koperasi Pegawai Negeri (KPN) JUJUR Andong Kabupaten Boyolali).

0 3 111

ENVIRONMENTAL BALANCED SCORECARD DAN ETI

0 1 16

ANALISIS PENGUKURAN KINERJA DENGAN MENGGUNAKAN BALANCED SCORECARD PADA KOPERASI SUCOFINDO PALEMBANG -

3 10 92

Analisis kinerja perusahaan berdasarkan metode balanced scorecard : studi kasus pada Koperasi Susu Warga Mulya DIY pada tahun 2006-2010 - USD Repository

0 0 183