NaNO
3
64.9, NaCl 76.9, KCl 85.0, dan KNO
3
93.6 Labuza, 2001. Penyimpanan di dalam inkubator dengan suhu 30
o
C. Sampel ditimbang bobotnya secara periodik sampai diperoleh bobot yang konstan. Sampel yang
telah mencapai bobot konstan diukur kadar airnya kadar air kesetimbangan dengan metode oven dan dinyatakan dalam basis kering. Berdasarkan kadar
air kesetimbangan dan aktivitas air, dapat dibuat kurva sorpsi isothermisnya.
e. Penentuan Model Sorpsi Isothermis
Model persamaan sorpsi isothermis yang digunakan ditentukan berdasarkan penelitian-penelitian sebelumnya. Model ini digunakan untuk
memperoleh kemulusan kurva yang baik. Persamaan-persamaan yang dipilih adalah yang dapat diaplikasikan pada bahan pangan, mempunyai parameter
kurang atau sama dengan tiga, serta dapat digunakan pada jangkauan kelembaban relatif yang lebar 0-95 sehingga dapat mewakili ketiga daerah
pada kurva sorpsi isothermnis Labuza, 1982. Digunakan lima model persamaan, yaitu persamaan Hasley, Chen Clayton, Henderson, Courie, dan
Oswin Setiawan, 2005.
f. Uji Ketepatan Model
Uji ketepatan persamaan sorpsi isothermis dilakukan dengan menggunakan perhitungan Mean Relative Determination MRD Walpole,
1990. Rumus MRD adalah sebagai berikut:
MRD =
∑
= n
1 i
Mi Mpi
- Mi
n 100
Dimana : Mi = kadar air percobaan
Mpi = kadar air hasil perhitungan
N = jumlah data
Jika nilai MRD 5 maka model sorpsi isothermis tersebut dapat menggambarkan keadaan yang sebenarnya atau sangat tepat. Jika 5 MRD
10 mka model tersebut agak tepat menggambarkan keadaan yang sebenarnya, dan jika MRD 10 maka model tersebut tidak tepat menggambarkan kondisi
yang sebenarnya Isse et al., 1983. Selanjutnya, dari persamaan yang paling tepat ditentukan nilai b kemiringan kurva sorpsi isothermis yang diasumsikan
linier antara mi dan mc untuk dimasukkan dalam rumus umur simpan Labuza.
g. Penentuan Permeabilitas Kemasan ASTM, 1980
Metode yang digunakan adalah metode gravimetri yang telah distandarisasi oleh ASTM E96 1980. Kaleng pengujian dan desikan CaCl
2
pertama-tama dikeringkan dalam oven 105
o
C selama satu jam, kemudian didinginkan dalam desikator. Kemudian CaCl
2
dimasukkan ke dalam kaleng pengujian. Bagian atas kaleng yang terbuka ditutup dengan bahan pengemas
atau film plastik yang diketahui luasnya. Kaleng tersebut disimpan dalam desikator RH 93.6 dan diletakkan dalam inkubator dengan suhu konstan
30
o
C. Kaleng pengujian tersebut ditimbang setiap hari pada waktu yang sama
dan dicatat perubahan bobotnya. Dibuat grafik yang menghubungkan antara bobot dengan hari dan dicari slopenya. Selanjutnya, nilai transmisi uap air
Water Vapor Transmission Rate dan konstanta permeabilitas kemasan kx dapat dihitung dengan rumus:
WVTR = plastik
kemasan area
luas slope
kx =
[ ]
desikator RH
P P
WVTR ×
− 1
2 Dimana: P2 = tekanan uap air jenuh di luar kaleng pengujian mmHg
P1 = tekanan uap air jenuh di dalam kaleng pengujian mmHg
h. Perhitungan Umur Simpan Labuza, 1982