Variabel Umur Simpan Lainnya Umur Simpan CNF dan CF

Kurva sorpsi isothermis yang terbentuk dari hasil perhitungan model Caurie dan Oswin tidak ditampilkan karena hasil perhitungan kadar air kesetimbangan ordinat memiliki rentang yang sangat jauh berbeda dengan hasil perhitungan kadar air keseimbangan ketiga model lainnya dan hasil percobaan. Gambar 14. Perbandingan Kurva Sorpsi Isothermis CF Hasil Percobaan dan dari Model-model Persamaan Dari keseluruhan model, model persamaan yang terpilih adalah model yang dapat dengan tepat menggambarkan keseluruhan kurva sorpsi isothermis sampel dengan nilai MRD terkecil. Oleh karena itu, model persamaan Henderson dipilih untuk menggambarkan keadaan sebenarnya dari fenomena sorpsi isothermis baik untuk CNF maupun CF. Pada Gambar 13 dan 14 juga terlihat bahwa model Henderson memperlihatkan grafik yang paling mendekati grafik hasil percobaan daripada grafik model-model lainnya.

5. Variabel Umur Simpan Lainnya

Nilai slope kurva sorpsi isothermis b ditentukan pada daerah linear Arpah, 1998. Menurut Labuza 1982, daerah linear untuk menentukan slope kurva sorpsi isothermis diambil diantara daerah mi dan mc. Oleh karena itu, nilai b diperoleh sebagai hasil perbandingan antara selisih nilai kadar air awal dengan kadar air kritis dengan selisih antara nilai aktivitas air awal dan aktivitas air kritis pada persamaan kurva sorpsi isothermis yang dipilih. Nilai slope kurva sorpsi isothermis yang diperoleh yaitu 0.0967 untuk CNF dan 0.0944 untuk CF. 5 10 15 20 25 0.2 0.4 0.6 0.8 1 Aktivitas Air K a d a r A ir K es e im b a n g a n b k Percobaan Hasley Chen Henderson Luas permukaan kemasan yang diuji adalah sebesar 0.0523 m 2 . Tekanan uap air jenuh lingkungan didapat dari tabel tekanan uap air jenuh Lampiran 29 pada suhu 30 o C yaitu sebesar 31.824 mmHg Labuza, 1982. Bobot kering produk CNF adalah 113.42 gram, sedangkan bobot kering CF adalah 112.32 gram. Rasio antara luas permukaan kemasan dan bobot kering produk CNF dan CF masing-masing adalah 4.61 x 10 -4 dan 4.66 x 10 -4 . Nilai kx adalah konstanta permeabilitas kemasan yang dibutuhkan untuk mencari umur simpan dengan persamaan Labuza. kx ini adalah permeabilitas tanpa pengaruh ketebalan kemasan. Nilai kx kemasan cookies yang diuji adalah 0.0107 gH 2 Oharim 2 .mmHg. Penentuan Water Vapor Transmission Rate WVTR dan kx dapat dilihat pada Lampiran 29. Nilai permeabilitas tersebut sudah cukup rendah, sesuai dengan karakteristik kemasan OPP yang dilaminasi. Semakin rendah permeabilitas kemasan terhadap uap air, difusi uap air ke dalam produk akan semakin sedikit dan kerenyahan tekstur dapat lebih terjaga. Oleh karena itu, hal tersebut mendukung semakin lamanya umur simpan.

6. Umur Simpan CNF dan CF

Umur simpan CNF dan CF dihitung pada kondisi penyimpanan di RH 70, 75, dan 80, dengan persamaan Labuza. Ketiga RH tersebut adalah RH yang umum untuk penyimpanan produk pangan. Hasil perhitungan umur simpan kedua jenis cookies dapat dilihat pada Tabel 15. Tabel 15. Umur Simpan CNF dan CF di Beberapa RH Penyimpanan Hasil perhitungan umur simpan memperlihatkan bahwa semakin besar RH lingkungan penyimpanan maka umur simpan produk semakin pendek. Produk CNF dapat memiliki umur simpan selama 500 hari jika disimpan Umur Simpan CNF CF RH Penyimpanan Hari Bulan Hari Bulan 70 500 16.7 527 17.6 75 409 13.7 429 14.3 80 339 11.3 354 11.8 dengan kondisi RH 70. Pada RH 75, umur simpannya menurun menjadi 409 hari dan menjadi 339 hari pada 80. Tidak jauh berbeda untuk CF, dapat memiliki umur simpan selama 527 hari apabila disimpan pada RH 70. Pada RH 75, umur simpannya akan menurun menjadi 429 hari, dan menjadi 354 hari saja pada penyimpanan RH 80. Kelembaban relatif lingkungan adalah salah satu faktor yang mempengaruhi umur simpan. Kondisi RH yang tinggi mengandung lebih banyak uap air sehingga akan terjadi penyerapan uap air ke dalam bahan pangan yang lebih banyak dibandingkan kondisi RH yang lebih rendah. Semakin tinggi RH ruang penyimpanan, semakin banyak uap air yang diserap bahan pangan, terutama yang bersifat higroskopis. Selanjutnya, semakin banyak uap air yang diserap bahan pangan maka akan mempercepat kerusakan tekstur sehingga mutu dan umur simpannya semakin rendah. Fortifikasi vitamin dan mineral tidak memberikan banyak perbedaan antara umur simpan CNF dan CF. Hal ini terutama disebabkan karena penentuan umur simpan dilakukan dengan metode pendekatan kadar air kritis. Beberapa faktor yang berpengaruh antara lain kadar air awal, kritis, dan kesetimbangan, serta jenis kemasan. Meskipun berdasarkan uji statistik kadar air CNF dan CF berbeda nyata, tetapi nominalnya tidak jauh berbeda. Selanjutnya, nilai kadar air kritis dan kadar air kesetimbangan antar CNF dan CF pun tidak jauh berbeda. Jenis kemasan CNF dan CF adalah sama. Setiawan 2005 juga melakukan penentuan umur simpan dengan pendekatan kadar air kritis. Pada RH 75, umur simpan CNF dan CF tidak jauh berbeda dengan prediksi umur simpan biskuit marie yang dilakukan oleh Setiawan 2005, yaitu 404 hari. Biskuit tersebut juga dikemas dalam metalized plastic CPP Cast Polypropylene yang dilaminasi PE Polyetylene. Cookies melalui tahap pemanggangan yang mampu mereduksi kadar air sehingga produk akhir mengandung kadar air rendah. Lebih lanjut, kemasan yang umumnya digunakan adalah yang nilai permeabilitasnya rendah untuk mencegah penyerapan uap air. Jenis pangan tersebut tergolong sebagai non perishable atau tidak mudah rusak Robertson, 1993. Hasil penentuan umur simpan mencerminkan teori tersebut.

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Pemberian produk cookies dalam program Pemberian Makanan Tambahan PMT dinilai sudah tepat jika ditinjau dari segi penerimaan konsumen, kepraktisan, nilai energi yang cukup besar, dan daya simpan relatif lama. Namun, kehilangan vitamin dan mineral yang cukup besar menjadi hambatan dalam upaya fortifikasi cookies. Kandungan gizi Cookies Non Fortifikasi CNF dan Cookies Fortifikasi CF berturut-turut adalah: kadar protein 7.01 CNF dan 6.69 CF; kadar lemak 20.49 CNF dan 20.54 CF; kadar serat kasar 2.49 CNF dan 2.02 CF; kadar karbohidrat 66.09 CNF dan 67.08 CF; nilai energi 486.71100 gram CNF dan 488.04 kkal100 gram CF. Kandungan gizi cookies belum sepenuhnya memenuhi persyaratan mutu Standar Nasional Indonesia SNI biskuit. Kadar gizi yang belum memenuhi standar adalah protein minimum 9, karbohidrat minimum 70, dan serat kasar maksimum 0.5. Demikian pula target kadar protein dan energi yang ingin dicapai oleh program PMT, yaitu 14.06 dan 562.50 kkal100 gram belum terpenuhi. Kadar fortifikan Cookies Non Fortifikasi CNF dan Cookies Fortifikasi CF dalam 100 gram cookies berturut-turut adalah: kadar vitamin A 114.02 RE CNF dan 314.33 RE CF; kadar asam folat 23.41 μg CNF dan 66.72 μg CF; kadar vitamin C 1.02 mg CNF dan 46.39 mg CF; kadar besi 4.41 mg CNF dan 15.04 mg CF; kadar seng 1.71 mg CNF dan 11.17 mg CF; dan kadar iodium 20.86 μg CNF dan 36.79 μg CF. Persentase kehilangan fortifikan dari jumlah penambahan yang ditargetkan adalah 73.27 vitamin A; 93.93 asam folat; 51.68 dan 52.18 vitamin C; 65.35 dan 49.87 besi; 38.29 dan 38.69 seng; 84.48 iodium. Kehilangan tersebut dapat terjadi karena proses panas selama pemanggangan atau adanya interaksi antar fortifikan tertentu. Konsumsi ± 56 gram cookies per hari belum mencukupi kebutuhan gizi tambahan untuk ibu hamil. Beberapa kekurangan dapat dipenuhi dan