Kadar Air AOAC, 1984 Kadar Abu AOAC, 1984

B. Alat

Alat-alat yang digunakan adalah neraca analitik, cawan aluminium dan porselin, oven, tanur, pemanas Kjeldahl, alat destilasi, alat ekstraksi soxhlet, hot plate, pendingin balik, stirer, vortex, milipore, High Performance Liquid Chromatography HPLC, sentrifuse, filter 0.45 μm, pompa vakum, buret, Atomic Absorption Spectrophotometer AAS, ruang dan peralatan pengujian organoleptik, desikator, texture analyzer, pengelim plastik, inkubator, dan peralatan gelas untuk keperluan analisis.

C. Metode Penelitian

Pengujian karakteristik mutu yang dilakukan meliputi pengujian karakteristik fungsional sifat kimia, karakteristik psikologi sifat organoleptik, dan karakteristik umur simpan. Tahap-tahap penelitian yang dilakukan meliputi: 1 analisis proksimat, 2 analisis fortifikan, 3 analisis organoleptik, dan 4 penentuan umur simpan. Diagram alir penelitian disajikan pada Gambar 5. Hasil analisis proksimat, kadar serat kasar, nilai energi, dan uji hedonik atribut cookies diuji secara statistik dengan uji t untuk mengetahui perbedaan rata-rata CNF dan CF. Uji t yang digunakan adalah Paired-Samples T Test. Menurut Budi 2004, pengujian tersebut dilakukan untuk dua sampel dengan subyek yang sama namun mengalami dua perlakuan yang berbeda. Dalam hal ini, perbedaan perlakuan adalah ada tidaknya fortifikasi.

1. Analisis Proksimat

a. Kadar Air AOAC, 1984

Kadar air ditentukan dengan menggunakan metode oven. Sampel sejumlah 3-5 gram ditimbang dan dimasukkan dalam cawan aluminium yang telah dikeringkan dalam oven dan diketahui bobotnya. Kemudian sampel dan cawan dikeringkan dalam oven bersuhu 105 o C selama 6 jam. Cawan didinginkan dalam desikator dan ditimbang kemudian dikeringkan kembali sampai diperoleh bobot tetap. Kadar air sampel dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut: Kadar Air bb = 100 ×     − − a b c a Kadar Air bk = 100 ×       − − − b c b c a Keterangan: a = bobot sampel g; b = bobot cawan g; c = bobot akhir g Keterangan: CNF = Cookies Non Fortifikasi CF = Cookies Fortifikasi MRD = Mean Relative Determination ANOVA = Analysis of Variance Gambar 5. Diagram Alir Penelitian CNF dan CF Analisis: § Gizi makro § Energi § Serat kasar § Kadar air § Kadar abu Paired Samples T Persentase Kehilangan Analisis: § Vitamin A § Asam folat § Vitamin C § Besi § Seng § Iodium Kontribusi Cookieshari Analisis: § Preferensi § Perbedaan § Hedonik Tabel Acuan dan ANOVA Analisis: § Atribut Utama § Seleksi Panelis § Kadar air kritis § Kadar air keseimbangan Kurva Sorpsi Isothermis dan Model Persamaan Uji MRD Analisis: § Permeabilitas kemasan § Bobot produk § Luas kemasan Persamaan Labuza Umur Simpan Karakteristik Organoleptik Sifat Kimia Nilai Gizi Informasi Nilai Gizi

b. Kadar Abu AOAC, 1984

Kadar abu bahan pangan ditetapkan dengan menimbang sisa mineral hasil pembakaran bahan organik pada suhu 550 o C. Sejumlah 3-5 gram sampel ditimbang dan dimasukkan ke dalam cawan porselin yang telah dikeringkan dalam tanur dan diketahui bobotnya. Kemudian cawan dan sampel tersebut dibakar dengan pemanas listrik dalam ruang asap sampai sampel tidak berasap dan diabukan pada tanur pengabuan pada suhu 550 o C sampai dihasilkan abu yang berwarna abu-abu terang atau bobotnya telah konstan. Selanjutya kembali didinginkan di desikator dan ditimbang segera setelah mencapai suhu ruang. Perhitungan kadar abu adalah sebagai berikut: Kadar Abu bb = 100 ×     − a b c Keterangan: a = bobot sampel g; b = bobot cawan g; c = bobot akhir g

c. Kadar Protein AOAC, 1984