Kemasan di atas dilaminasi dengan PET. Polietilen PET banyak digunakan dalam laminasi untuk meningkatkan daya tahan kemasan terhadap
kikisan dan sobekan sehingga banyak digunakan sebagai kantung-kantung makanan yang memerlukan perlindungan Syarief et al., 1989. Salah satu
sifat yang paling penting dari polietilen adalah permeabilitasnya yang rendah terhadap uap air.
Film plastik yang dimetalisasi adalah CPP Cast Polypropylene. Penggunaan CPP sebagai bahan kemasan terbatas karena daya tahan sobek
CPP rendah. CPP tidak disarankan untuk mengemas produk yang berat dan tajam kecuali dilapisi oleh bahan yang lebih kuat dan lebih tahan sobek
Roberston, 1993. Penggunaan plastik ini sesuai untuk mengemas kopi, makanan kering, keju, dan roti panggang karena ketahanan terhadap uap air
dan gas lebih baik dan kemasan ini tidak meneruskan cahaya serta menghambat masuknya oksigen Brown, 2000.
g. Metode Akselerasi
Sistem penentuan umur simpan secara konvensional Extended Storage Studies membutuhkan waktu yang lama karena dilakukan dengan cara
menyimpan suatu seri produk pada kondisi normal sehari-hari sambil dilakukan pengamatan penurunan mutunya sampai mencapai mutu
kadaluwarsa. Floros 1993 menyatakan bahwa umur simpan produk pangan dapat ditetapkan dengan metode akselerasi atau Accelerated Storage Studies
ASS. Keuntungan metode ini adalah memerlukan waktu yang relatif singkat, tetapi tetap memiliki ketepatan dan akurasi yang tinggi. ASS diterapkan pada
produk pangan dengan memvariasikan kondisi kelembaban relatif RH, suhu, atau intensitas cahaya, baik secara sendiri-sendiri maupun gabungannya
Floros, 1993. Salah satu metode akselerasi yang diterapkan pada produk pangan
kering adalah pendekatan kadar air kritis. Pada metode ini kondisi lingkungan penyimpanan memiliki kelembaban relatif relative humidity yang ekstrim.
Produk pangan kering yang disimpan akan mengalami penurunan mutu akibat penyerapan uap air. Persamaan matematika adalah alat bantu yang digunakan
pada metode ini. Pada dasarnya persamaan-persamaan ini adalah deskripsi
kuantitatif dari sistem yang terdiri dari produk, bahan pengemas, dan lingkungan Arpah, 2001.
Dalam monograf penentuan kadaluwarsa produk pangan, Arpah 2001 menyatakan bahwa model Labuza 1982 dapat mengintegrasikan unsur
permeabilitas kemasan, berat kering produk, luas pengemas, perbedaan tekanan uap air atau a
w
dan kurva sorpsi isothermis dengan baik. Menurut Labuza 1982, bila perubahan air mempengaruhi mutu makanan maka
dengan mengetahui pola penyerapan airnya dan menetapkan nilai kadar air kritisnya, umur simpan dapat ditentukan dengan pendekatan yang
menggunakan persamaan Labuza.
III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Bahan
Bahan utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah Cookies Non Fortifikasi CNF dan Cookies Fortifikasi CF yang diproduksi oleh industri
mitra dari program Pemberian Makanan Tambahan PMT. Cookies dan kemasannya terlihat pada Gambar 4.
Gambar 4. Cookies Garut dan Kemasannya
Bahan-bahan untuk analisis kimia adalah HgO, K
2
SO
4,
H
2
SO
4,
NaOH, Na
2
S
2
O
3,
H
3
BO
3,
HCl, indikator metil merah dan metil biru, indikator fenolftalein, asam oksalat, heksana, alkohol, kertas saring, etanol, KOH,
petroleum eter, dietil eter, air suling HPLC grade, Na
2
SO
4
anhidrat, gas nitrogen, metanol, larutan standar vitamin A, K
3
PO
3
, asetonitril, KH
2
PO
4
, standar asam folat, air demineral, asam asetat, asam metafosfat, standar asam
askorbat, natrium bikarbonat, 2.6-dikloroindofenol, larutan besi standar Fe
2
SO
4 3
NH
4 2
SO
4
.24H
2
O, larutan seng standar ZnSO
4
.7H
2
O, HNO
3
, Na
2
CO
3
anhidrat, KClO
4
, dan standar iodium. Bahan-bahan untuk analisis organoleptik adalah sukrosa, biskuit,
konsentrat flavor, dan plastik. Bahan-bahan untuk penentuan umur simpan adalah garam MgCl
2
.6H
2
O, K
2
CO
3
, NaNO
2
, NaCl, KCl, dan KNO
3
, K
2
SO
4,
silika gel, vaseline, dan akuades.