ataupun sebagai bahan baku produk lain. Apabila dilihat dari rendemen produk yang dihasilkan, sudah sangat efisien.
2 Efisiensi ekonomis lingkungan produk akhir Nilai efisiensi ekonomis lingkungan produk akhir didapatkan
dari perbandingan antara biaya untuk mengurangi bahan baku yang dibuang ke lingkungan sebagai output ekonomis dengan
nilai bahan baku dalam produk sebagai input ekonomis. Nilai bahan baku dalam produk didefinisikan sebagai berikut :
Nilai bahan baku dalam produk = biaya total untuk pengadaan bahan baku x tingkat konversi
Biaya total untuk pengadaan bahan baku terdiri atas biaya panen dan pengangkutan bahan baku tebu, sedangkan tingkat konversi
adalah sebesar 100 persen karena seluruh bahan baku digunakan di dalam proses produksi.
Biaya untuk mengurangi bahan baku yang dibuang ke lingkungan terdiri atas biaya untuk pemeliharaan tanaman tebu
seperti pemupukan, penyemprotan hama dan peremajaan; sedangkan nilai bahan baku dalam produk terdiri atas biaya panen
dan pengangkutan bahan baku tebu. Perhitungan efisiensi dapat dilihat pada Tabel 34.
Tabel 34. Efisiensi ekonomis lingkungan produk akhir
Parameter Nilai
Input Rp 22.403.669.000
Output Rp 163.000.191.000
Inefisiensi 73
Hasil perhitungan inefisiensi ekonomis menunjukkan nilai sebesar 73 persen. Nilai perhitungan inefisiensi ekonomis yang
lebih dari 50 persen menunjukkan bahwa perusahaan belum efisien dalam mengalokasikan meminimisasi biaya untuk
menangani limbah yang dihasilkan.
d. Efisiensi Pengoperasian Peralatan Statis
1 Efisiensi teknis pengoperasian peralatan statis Input teknis dari efisiensi teknis pengoperasian peralatan statis
adalah total waktu kerja potensial peralatan, sedangkan output teknisnya merupakan selisih dari waktu kerja potensial peralatan
dengan waktu henti peralatan. Pengoperasian peralatan statis yang dimaksud dalam penelitian ini adalah mesin dan peralatan yang
digunakan untuk melakukan proses produksi gula kristal putih dari mulai gilingan hingga sentrifugasi.
Waktu kerja standar yang telah ditentukan oleh perusahaan adalah selama delapan jam kerja untuk masing-masing shift
dimana pekerja terbagi dalam tiga, namun lama waktu kerja sebenarnya dari mesin dan peralatan produksi di pabrik
tergantung dari jumlah bahan baku yang dihasilkan oleh kebun. Rincian waktu kerja secara lebih jelas dapat dilihat pada Tabel 35.
Tabel 35. Perhitungan efisiensi teknis pengoperasian peralatan statis
Parameter jam Nilai
1. Waktu kerja optimal peralatan jamhari: input 24
2. Waktu kerja aktual peralatan jamhari: output 21,52
3. Waktu Henti peralatan 1,86
Efisiensi 92,25
Perhitungan efisiensi tersebut menunjukkan bahwa pengoperasian peralatan yang dilakukan masih belum sesuai
antara pemakaian optimal dan pemakaian aktual, sehingga nilai efisiensi tidak mencapai 100 persen. Namun, sekalipun nilainya
tidak mencapai 100 persen, tingkat efisiensinya cukup tinggi yaitu sebesar 92,25 persen.
2 Efisiensi ekonomis pengoperasian peralatan statis Efisiensi ekonomis peralatan statis didefinisikan sebagai rasio
antara biaya tambahan karena adanya waktu henti sebagai output ekonomis dengan biaya produksi pengoperasian sebagi input
ekonomis. Biaya tambahan dalam perhitungan didapatkan dari
perkalian antara waktu henti, gaji pekerja per jam dan jumlah pekerja. Perhitungan disajikan pada Tabel 36.
Tabel 36. Perhitungan efisiensi ekonomis pengoperasian peralatan statis
Parameter Nilai
Waktu henti jam 218,92
Gaji pekerja per hari Rp 10.824,59
Gaji pekerja per jam Rp 1.353,07
Jumlah pekerja shift orang 81
Biaya tambahan Rp output 23.993.420 Biaya pengoperasian Rp input 27.637.202.000
Efisiensi 0,087
Nilai efisiensi ekonomis peralatan statis menunjukkan tingkat efisiensi sebesar 0,087 persen. Hal ini memperlihatkan bahwa
secara ekonomis perusahaan sudah sangat efisien.
e. Efisiensi Masukan
1 Efisiensi teknis masukan Nilai efisiensi teknis masukan didapatkan dari perbandingan
antara jumlah optimal lead time per kg dari produk sebagai output teknis dengan total lead time aktual per kg dari produk sebagai
input teknis. Lead time optimal per kg didapatkan dari hasil pembagian antara lead time selama satu periode dengan jumlah
produksi optimal, sedangkan lead time aktual per kg didapatkan dari hasil pembagian antara lead time selama satu periode dengan
jumlah produksi aktual. Perhitungan dapat dilihat pada Tabel 37 dan 38.
Tabel 37. Data yang dibutuhkan untuk perhitungan efisiensi teknis input
Parameter Nilai
Jumlah produksi optimal tonhari 8791,2
Jumlah produksi aktual tonhari 3898,53
Lead time selama satu periode jam
0,006 Lead time
optimal per ton menit 0,16
Lead time aktual per ton menit
0,37