Gambar 7. Diagram Input-Output Sistem Penunjang Keputusan Pengendalian Proses Produksi Gula Kristal
C. TATA LAKSANA
1. Sumber dan Cara Pengumpulan Data
Pengambilan data akan dilakukan di PT Rajawali II Unit PG Jatitujuh, Cirebon pada bagian produksi dan pengendalian mutu. Dilakukan dengan
cara wawancara dengan pihak-pihak terkait yang berkompeten dan ahli
Input Lingkungan -
Standar Nasional Indonesia -
Peraturan pemerintah -
Keadaan sosial ekonomi -
Kebijaksanaan pabrik
Input Tak Terkendali -
Harga bahan baku -
Harga bahan pembantu -
Kontinuitas bahan baku -
Mutu bahan baku -
Kondisi mesin dan peralatan Output Dikehendaki
- Proses berjalan lancar
- Produk seragam dan berkualitas tinggi
- Biaya mutu optimal
- Kepuasan dan kepercayaan konsumen
- Efisiensi dan efektifitas pengendalian
kualitas proses produksi
Input Terkendali -
Teknik dan metode statistika pengendalian proses
- Spesifikasi mutu proses yang
diharapkan -
Sumberdaya manusia -
Peralatan pengendalian proses
Sistem Pengendalian Proses Produksi Gula Kristal
MANAJEMEN PENGENDALIAN PROSES PRODUKSI
Output Tak Dikehendaki -
Tingkat kecacatan tinggi -
Biaya penggantian produk cacat tinggi -
Kapasitas produksi menurun -
Kinerja proses rendah -
Jam henti banyak
dalam industri pengolahan gula kristal putih expert survey dan melalui pengamatan langsung di lapangan pada saat proses produksi berlangsung.
2. Pengolahan Data
a. Pemantauan Proses
Pemantauan proses dilakukan pada masing-masing stasiun produksi dengan menggunakan data parameter-parameter proses yang digunakan
oleh perusahaan. Data yang telah diperoleh dianalisa dengan teknik pengendalian kualitas statistika yang berupa bagan kendali dan diagram
kapabilitas. Dengan menggunakan diagram kendali dapat diketahui variabilitas pada proses dan besar penyimpangannya dari batas-batas
kendali. Setelah diketahui rata-rata proses dan tingkat variasinya kemudian dihitung menggunakan teknik akurasi, dimana akurasi dapat
didefinisikan sebagai perbedaan antara rata-rata data aktual average dengan nilai standar true value Besterfield,1990. Akurasi dihitung
menggunakan persamaan:
Dimana : A =
Akurasi X
= Rata-rata hasil pengukuran S
= Standar pabrikasi Variasi penyimpangan maksimum akurasi dihitung menggunakan
persamaan berikut:
Dimana : A
max
= Akurasi
maksimum VS
= Variasi standar yang masih dapat diterima S
= Standar pabrikasi Persentase variasi yang digunakan adalah 10. Nilai 10
merupakan nilai variasi maksimum yang masih dapat diterima acceptable dalam dunia industri Cahyadi, 2005. Dalam implementasi,
A = X - S
A
max
= ±VSS