KERANGKA PEMIKIRAN METODOLOGI PENELITIAN

hasil proses pada setiap stasiun kerja berdasarkan parameter kinerja proses yang diterapkan pada perusahaan. Hasil pemantauan proses yang didapat dibandingkan dengan spesifikasi yang ingin dicapai perusahaan sehingga dapat diketahui seberapa besar penyimpangan dan variasi yang ada dalam masing-masing stasiun proses. Apabila suatu stasiun mengalami penyimpangan yang melebihi batas spesifikasi atau memiliki tingkat variabilitas yang tinggi akan dapat menyebabkan proses-proses selanjutnya juga mengalami penyimpangan. Kegiatan pemantauan proses akan lebih efektif bila menggunakan teknik-teknik statistika seperti diagram pengendali dan menggunakan teknik akurasi yaitu dengan memperbolehkan terjadinya penyimpangan sebesar ±10. Selain kemampuan proses, faktor yang juga memegang peranan penting dalam mendukung kelancaran proses adalah kondisi mesin dan peralatan. Kondisi mesin dan peralatan yang baik akan dapat memperkecil tingkat kerusakan dan dapat menekan jam henti dalam pabrik. Kerusakan mesin dapat diantisipasi dengan mengetahui kekritisan mesin dan peralatan sehingga para pengambil keputusan dapat menyusun jadwal perawatan dan perbaikan secara periodik baik selama masa giling ataupun di luar masa giling. Perhitungan mesin kritis didasarkan pada pendapat para pakar atau pihak yang berkompeten dalam bidang tersebut untuk pembobotan kriteria dan indikatornya serta didukung oleh data yang didapat tentang kerusakan dan jam henti selama masa giling. Identifikasi terhadap titik-titik kritis komponen pendukung proses tersebut menggunakan metode ECR Equipment Critically Rating . Kegiatan proses produksi dapat berjalan apabila didukung oleh sumber daya yang memadai. Ketersediaan sumber daya tersebut juga harus diatur penggunaannya agar proses produksi dapat optimal dalam semua segi. Tingkat efisiensi penggunaan sumber daya perlu dievaluasi agar perusahaan dapat memperbaiki dan meningkatkan kinerja dan produktivitasnya. Aspek-aspek yang diukur untuk mengetahui tingkat efisiensi produksi ini menggunakan metode Data Envelopment Analysis dan melibatkan beberapa indikator yang terdapat pada indikator Barbiroli yang juga disesuaikan dengan kondisi perusahaan. Pemodelan terakhir dari sistem ini adalah penyusunan hirarki pengambilan keputusan pengendalian proses produksi. Metode AHP diterapkan untuk menentukan tahapan kritis mana dalam proses yang harus dikendalikan dan diperbaiki berdasarkan pembobotan faktor dan kriteria terbesar yang dilakukan oleh pakar gula. Faktor dan kriteria yang digunakan berdasarkan model perhitungan sebelumnya yang ditambah faktor pendukung kualitatif dan diberi penilaian secara kuantitatif. Kerangka konseptual penelitian terdapat pada Gambar 6.

B. PENDEKATAN SISTEM

Sistem merupakan sekumpulan elemen-elemen yang berada dalam keadaan yang saling berhubungan untuk tujuan yang sama. Pendekatan sistem merupakan metoda pemecahan masalah yang dimulai dengan identifikasi dan analisis kebutuhan serta diakhiri dengan hasil berupa sistem operasi yang efektif dan efisien Eriyatno, 1999. Marimin 2004 menyatakan bahwa pada dasarnya pendekatan sistem adalah penerapan sistem ilmiah dan manajemen. Dengan cara ini hendak diketahui fator-faktor yang mempengaruhi perilaku dan keberhasilan suatu organisasi atau sistem. Metode ilmiah dapat menghindarkan menejemen mengambil kesimpulan-kesimpulan yang sederhana dan simplisitis searah oleh suatu masalah disebabkan oleh pengertian yang lebih luas mengenai faktor- faktor yang mempengaruhi perilaku sistem dan memberikan dasar untuk memahami penyebab ganda dari suatu masalah dalam kerangka sistem. Pendekatan sistem ini dicirikan dengan adanya metodologi perencanaan atau pengelolaan yang bersifat multidisiplin dan terorganisir, penggunaan model matematika, mampu berfikir secara kualitatif, penggunaan teknik simulasi dan optimasi, serta diaplikasikan dengan komputer. Pendekatan sistem dengan menggunakan model yaitu suatu abstraksi keadaan nyata atau penyederhanaan sistem nyata untuk memudahkan pengkajian suatu sistem Eriyatno, 1999. Teknik Akurasi ECR Penilaian Kriteria Utama Penilaian Indikator Komponen Pembobotan Kriteria dan Alternatif Sistem Penunjang Keputusan Pengendalian Proses Produksi Gula Kristal AHP Perumusan SPK Pengendalian Proses Produksi Gula Kristal Putih Evaluasi Konsistensi Penentuan Prioritas Pemodelan, implementasi, verifikasi, evaluasi sistem Perbandingan berpasangan Penyusunan Hirarki AHP Identifikasi Atribut Pengendalian Proses Penentuan Topik dan Tujuan Penelitian Identifikasi faktor pendukung pengendalian proses Perhitungan efisiensi tiap indikator Indikator Barbiroli Teknik Akurasi DEA Pengumpulan data mesin produksi Identifikasi Faktor Kritis Mesin Pemantauan proses Penilaian Setiap Tahapanstasiun Proses Pengukuran penyimpangan proses Bagan Kendali Pairwise comparison Pengumpulan data input-output indikator efisiensi produksi Pemilihan indikator efisiensi