ANALITICAL HIERARCHY PROCESS AHP
diskusi dengan orang yang berhubungan dengan sistem. Hirarki dari metode ini dibagi menjadi fokus, faktor, aktor, tujuan dan alternatif, seperti terlihat
pada Gambar 5. v
Gambar 5. Hirarki Metode Proses Hirarki Analitik Saaty, 1993 Saaty 1993, menambahkan bahwa tahapan-tahapan proses dalam
PHA adalah mengidentifikasi, memahami dan menilai interaksi-interaksi dari sistem yang ada. Penilaian dilakukan dengan teknik komparasi berpasangan
terhadap elemen-elemen keputusan pada suatu tingkat hirarki keputusan dengan menggunakan nilai skala pengukuran yang dapat membedakan setiap
pendapat serta mempunyai keteraturan, sehingga memudahkan transformasi dalam bentuk pendapat kualitatif kedalam bentuk nilai angka kuantitatif.
Tingkat kesahihan validitas pendapat tergantung pada konsistensi dan akurasi pendapat.
Keuntungan digunakannya hirarki dalam pemecahan masalah menurut Saaty 1993 adalah sebagai berikut:
a. Hirarki mewakili suatu sistem yang dapat menerangkan bagaimana prioritas pada level di bawahnya.
Fokus
Faktor
Aktor
Tujuan
Alternatif Sasaran utama
Faktor yang terlibat
Pelaku yang terlibat
Tujuan dari pelaku
Alternatif penyelesaian
b. Hirarki memberikan informasi rinci mengenai struktur dan fungsi dari sistem pada level yang lebih rendah dan memberikan gambaran mengenai
aktor dan tujuan pada level yang lebih tinggi.
c. Sistem akan menjadi lebih efisien jika disusun dalam bentuk hirarki
dibandingkan dalam bentuk lain
d. Bersifat stabil dan fleksibel dalam arti penambahan elemen pada struktur
yang telah tersusun baik tidask akan mengganggu penampilannya. H.
PENELITIAN TERDAHULU
Natalia 2002, melakukan penelitian dengan analisis manajemen mutu terpadu pada perusahaan agroindustri gula cair PT Puncak Gunung
Mas, Ciracas, Jakarta Timur. Kesimpulan yang didapatkan dari penelitian ini adalah PT PGM mempunyai masalah utama yaitu mutu produk dengan sub
penyebab yang paling mempengaruhi adalah kualitas material untuk penyebab material, staf dan operator untuk penyebab SDM, dan produktivitas
untuk penyebab mesin. Alternatif perbaikan yang perlu untuk segera dilakukan adalah perbaikan manajemen terutama sistem adaministrasi dan
informasi dalam manajemen, selain itu teamwork atau kerjasama tim di PT PGM juga masih harus diperbaiki.
Trisyulianti 2003, melakukan penelitian tentang desain sistem pakar untuk interpretasi bagan kendali mutu pakan. BKM pakan ditujukan untuk
melihat apakah kondisi proses dalam keadaan terkendali atau tidak terkendali. Karakteristik mutu yang dijadikan parameter adalah suhu.
Pengawasan mutu proses pakan meliputi rangkaian proses pakan dari mulai penggilingan, pencampuran, pembuatan pellet, pendinginan, pembuatan
butiran, sampai pengemasan. Sistem pakar akan memanggil data base dan menghitung batas pengendali atas dan batas pengendali bawah, kemudian
setiap titik penerimaan contoh dipanggil untuk dibuat bagan kendali mutu. Sistem ahli akan merekomendasikan tindakan yang harus dilakukan
operatorsupervisor. Abduh 1999, meneliti tentang aplikasi model program sasaran pada
optimasi produksi gula di pabrik gula Takalar, Sulawesi Selatan. Tujuan
penelitian ini adalah menganalisis kegiatan produksi gula dilanjutkan dengan merancangbangun model optimasi yang merepresentasikan keadaan di
lapangan dengan memperhatikan kendala bahan baku, tenaga kerja, tenaga kerja tebang, sarana angkutan, kapasitas pabrik giling, ketersediaan biaya,
dan lahan. Pendekatan permasalahan dilakukan dengan metode pendekatan berencana planned approach, sedangkan perancangan model optimasi
menggunakan kaidah program sasaran linear. Dari hasil pengolahan model optimasi produksi gula diketahui bahwa pada pemenuhan prioritas kedua
sebagian besar kendala-kendala sasaran dapat tercapai. Juwita 2006, melakukan penelitian dengan judul Kajian Strategi
Peningkatan Kualitas Proses dan Produk Teh di PT. Perkebunan Nusantara VIII Gunung Mas Cisarua Bogor. Penelitian dilakukan untuk mengetahui
sejauh mana menurunnya kinerja proses dan mesinperalatan sebagai faktor penyebab rendahnya kualitas teh. Pemodelan sistem dirancang dengan
menggunakan Microsoft Visual Basic 6.0 dan DEA for Windows. Efisien relatif per indikator menghasilkan keluaran bahwa indikator siklus bahan
baku, pengoperasian peralatan statis dan volume produk akhir masih belum efisien secara relatif. Efisiensi relatif per kelompok indikator menghasilkan
keluaran bahwa kelompok indikator peralatan dan kelompok indikator produk masih belum efisien secara relatif. Efisiensi mesin dan peralatan
keseluruhan menghasilkan keluaran nilai efisiensi yang masih berada di bawah standar tingkat dunia.