Sumber dan Cara Pengumpulan Data

dalam industri pengolahan gula kristal putih expert survey dan melalui pengamatan langsung di lapangan pada saat proses produksi berlangsung.

2. Pengolahan Data

a. Pemantauan Proses

Pemantauan proses dilakukan pada masing-masing stasiun produksi dengan menggunakan data parameter-parameter proses yang digunakan oleh perusahaan. Data yang telah diperoleh dianalisa dengan teknik pengendalian kualitas statistika yang berupa bagan kendali dan diagram kapabilitas. Dengan menggunakan diagram kendali dapat diketahui variabilitas pada proses dan besar penyimpangannya dari batas-batas kendali. Setelah diketahui rata-rata proses dan tingkat variasinya kemudian dihitung menggunakan teknik akurasi, dimana akurasi dapat didefinisikan sebagai perbedaan antara rata-rata data aktual average dengan nilai standar true value Besterfield,1990. Akurasi dihitung menggunakan persamaan: Dimana : A = Akurasi X = Rata-rata hasil pengukuran S = Standar pabrikasi Variasi penyimpangan maksimum akurasi dihitung menggunakan persamaan berikut: Dimana : A max = Akurasi maksimum VS = Variasi standar yang masih dapat diterima S = Standar pabrikasi Persentase variasi yang digunakan adalah 10. Nilai 10 merupakan nilai variasi maksimum yang masih dapat diterima acceptable dalam dunia industri Cahyadi, 2005. Dalam implementasi, A = X - S A max = ±VSS standar penilaian yang akan digunakan sebagai justifikasi kondisi kinerja aktivitas atau proses adalah nilai persentase dari variasi penyimpangan. Justifikasi terkendali atau tidaknya suatu proses dihitung berdasarkan nilai rata-rata persentase variasi dari setiap aktivitas yang terdapat dalam stasiun tersebut. Persentase variasi aktivitas dihitung menggunakan: Dimana : V act = Persentase variasi aktivitas X act = Rata-rata hasil pengukuran varisi aktivitas S = Standar aktivitas Persentase variasi stasiun produksi dihitung menggunakan persamaan sebagai berikut: Dimana: V st = Persentase variasi stasiun produksi i act V = Persentase variasi aktivitas yang ke-i n = Jumlah aktivitas

b. Penentuan faktor dan titik-titik kritis komponen

Penentuan kekritisan komponen pendukung proses menggunakan pendapat beberapa pakar internal peruasahaan. Dalam proses penilaian kekritisan komponen ini disebarkan kuesioner kepada bagian pabrikasi dan instalasi yang berkompeten sebanyak tiga orang. Dalam kuesioner tersebut para pakar memberikan bobot untuk masing-masing indikator dan kriteria kekritisan masing-masing mesin dan peralatan stasiun proses. Identifikasi komponen kritis pendukung proses menggunakan metode Equipment Critically Rating ECR. Selain dari pembobotan V act = X act – S x 100 S V st = n V n i act i ∑ 1 =