EIU Perubahan Status Biokimia Darah dan Urin Ibu Hamil Sampai Nifas 1. Serum TSH

B. Perubahan Status Biokimia Darah dan Urin Ibu Hamil Sampai Nifas 1. Serum TSH

Dengan uji statistik ternyata rerata serum TSH pada akhir penelitian nifas yang berbeda secara signifikan antar tiga kelompok perlakuan p0.05Tabel 20. Lebih lanjut dengan uji Multiple Comparison LSD ditemukan kelompok yang berbeda bermakna adalah kelompok dosis tinggi terhadap dosis rendah dan kelompok dosis tinggi terhadap dosis rendah+beta karoten p0.05Tabel 21. Artinya pemberian minyak iodium dosis rendah dan dosis rendah+beta karoten mempunyai perbedaan yang bermakna dalam menurunkan hormon TSH dibandingkan dengan dosis tinggi pada akhir penelitian. Namun penurunan serum TSH sampai masa nifas terbesar pada kelompok minyak iodium dosis rendah+beta karoten sebesar 52 dan penurunan kadar serum TSH nifas ini ternyata 3 lebih tinggi dari pada kelompok dosis rendah dan 14 lebih tinggi dari pada kelompok dosis tinggi. Berdasarkan cut-off serum TSH ≥ 5.0 μUml Hartono 2001, proporsi contoh kelompok dosis tinggi yang berisiko sebesar 9 dan tidak ditemukan contoh kelompok dosis rendah dan dosis rendah+beta karoten yang berisiko Tabel 22.

2. EIU

Suplemen yang diberikan meningkatkan asupan iodium selama hamil seperti yang ditunjukkan pada Gambar 22 sehingga dapat memproteksi ibu akan kekurangan iodium selama hamil. Pada kelompok suplemen iodium dosis tinggi setelah sebulan intervensi dengan nilai EIU sebesar 506 μgL, terlihat sebagian besar iodium 99.75 dibuang melalui urin. Kemudian 5-6 bulan intervensi trimester 3 turun menjadi 234 μgL, akhirnya pada nifas nilai EIU turun mencapai 88 μgL mendekati nilai EIU awal penelitian. Pola nilai EIU kelompok dosis tinggi yakni sejak 1 bulan intervensi terus menurun sampai akhirnya nilai EIU pada masa nifas kembali seperti semula pada awal penelitian. Effect ini disebut Burst Effect yaitu pembuangan iodium melalui urin dalam jumlah besar, selanjutnya pembuangan iodium dalam urin dalam jumlah kecil sampai kembali mencapai titik awal. Permaesih et al. 1996 menemukan ibu nifas yang diberi kapsul minyak iodium 200 mg yodiol pola pembuangan urin serupa dengan pola diatas, sebulan intervensi iodium yang dibuang melalui urin sebesar 99.79 kemudian nilai EIU turun terus sampai mencapai nilai awal setelah 6 bulan intervensi. Sedangkan pola EIU dari kelompok minyak iodium dosis rendah dan kelompok minyak iodium dosis rendah+beta karoten mempunyai efek kumulatif yaitu pemberian minyak iodium dosis yang rendah setiap bulan akan meningkatkan nilai EIU dan nilai EIU akan turun apabila pemberian minyak iodium dihentikan. Hal ini ditunjukkan dari hasil penelitian ini yakni pemberian minyak iodium dosis rendah dan minyak iodium dosis rendah+beta karoten meningkatkan nilai EIU 1 bulan sebesar 203 μgL dan 223 μgL p0.05. Pada 5-6 bulan intervensi trimester 3 kadar EIU menjadi sebesar 210 μgL dan 276 μgL p0.05. Setelah enam bulan intervensi pemberian minyak iodium dosis rendah dan dosis rendah+beta karoten dihentikan, maka nilai EIU turun menjadi 126 μgL dan 119 μgL pada masa nifas p0.05. Setelah 6 bulan intervensi, pada masa nifas kadar EIU kelompok minyak iodium dosis rendah dan minyak iodium dosis rendah+beta karoten meningkat sebesar 27 dan 21 dibandingkan nilai EIU pada awal penelitian. Pola yang serupa ditemukan juga oleh Glinoer et al. 1995 yang melakukan penelitian pada ibu hamil yang diberikan suplemen iodium dan hormon tiroksin setiap hari sampai melahirkan. Ekskresi Iodium Urin merupakan salah satu indikator yang disarankan oleh WHO untuk mempelajari dampak GAKI karena EIU sangat sensitif untuk perubahan asupan iodium terkini WHO 2001. Selain itu EIU merupakan indikator biokimia yang non invasive dan lebih murah dibandingkan indikator biokimia darah. Pada penelitian ini indikator EIU belum dapat secara siknifikan mendeteksi perubahan asupan iodium yang terjadi pada 5-6 bulan intervensi trimester 3 dan pada akhir penelitian masa nifas pada ketiga suplemen Gambar 22.

3. TSH Neonatal