Analisis Regresi Logistik HASIL A. Gambaran Umum Daerah Penelitian

Tabel 31 Sebaran Bayi pada Tiga Kelompok menurut Makanan Padat yang Dikenalkan Pertama Kali Kelompok DT n=45 Kelompok DR n=34 Kelompok DRB n=35 Umur pertama dikenalkan makanan Padat N n n Belum diberi makanan 15 33 12 35 13 37 Sudah diberi makanan 1 hr 2-7 hr 7-30 hr 2 bln 3-4 bln 3 5 6 4 12 6 11 13 9 27 2 4 4 3 9 5 12 12 9 26 3 4 5 5 5 9 12 14 14 14 Keterangan: DT= minyak iodium dosis tinggi; DR= minyak iodium dosis rendah DRB= minyak iodium dosis rendah+beta karoten

H. Analisis Regresi Logistik

Dari hasil analisis bivariat antara TSH bayi neonatal dengan asupan iodium, asupan sianida, pengetahuan GAKI, KEK dan asupan vitamin A didapat hasil seperti yang tercantum pada Tabel 32 di bawah ini. Tabel 32 Hasil Seleksi Variabel Kandidat Model Variabel Log-likelihood G Nilai p Suplemen DT; DR dan DRB -66.169 5.890 0.030 Total asupan iodium 135.600 2.624 0.453 Asupan sianida 137.994 0.231 0.631 Pengetahuan GAKI 137.892 0.332 0.564 KEK 138.221 0.003 0.953 Asupan vitamin A 137.171 1.053 0.305 Keterangan: DT= minyak iodium dosis tinggi; DR= minyak iodium dosis rendah DRB= minyak iodium dosis rendah+beta karoten Pada Tabel tersebut diatas terlihat bahwa ada satu variabel independen yang mempunyai p value0.25 yaitu variabel suplemen iodium dosis tinggi=DT, iodium dosis rendah=DR, iodium dosis rendah+beta karoten=DRB. Sedangkan variabel independen lain seperti variabel total asupan iodium, asupan sianida pengetahuan GAKI, KEK dan asupan vitamin A mempunyai p value diatas 0.25. Analisis bivariat antara EIU pada akhir penelitian dengan total asupan iodium, asupan sianida, pengetahuan GAKI, KEK dan asupan vitamin A tidak menemukan ada variabel dengan nilai p0.25 Lampiran 21. Demikian juga hasil analisis bivariat antara variabel dependen TSH nifas dan beberapa variabel independen diatas tidak menemukan ada variabel dengan nilai p0.25 Lampiran 21. Analisis regresi logistik menunjukkan bahwa contoh yang diberi minyak iodium dosis rendah+beta karoten terlihat risiko untuk mendapatkan bayi dengan TSH tidak normal lebih rendah yang bermakna dibandingkan contoh yang diberi minyak iodium dosis tinggi p0.05; OR=0.31; 95CL OR 0.11-0.86. Sementara pada contoh yang diberi minyak iodium dosis rendah terlihat risiko untuk mendapatkan bayi dengan TSH tidak normal juga lebih rendah namun tidak bermakna dibandingkan contoh yang diberi dosis tinggi p0.05Tabel 33. Tabel 33 Faktor Risiko TSH Neonatal yang Tinggi Variabel independen B p OR 95 CL Suplemen DT 1 Rujukan DR 0.08 0.40 0.14-1.12 DRB 0.03 0.31 0.11-0.86 Total asupan iodium 0.028 0.884 1.029 0.703-1.505 Asupan sianida 0.214 0.629 1.239 0.519-2.960 Pengetahuan GAKI 0.243 0.563 1.275 0.559-2.906 KEK 0.025 0.953 1.025 0.453-2.318 Asupan vitamin A 0.427 0.304 1.533 0.679-3.459 Keterangan: DT= minyak iodium dosis tinggi; DR= minyak iodium dosis rendah DRB= minyak iodium dosis rendah+beta karoten

VI. PEMBAHASAN A. Pengaruh Variabel Perancu

1. Sosial-Ekonomi, Budaya, Asupan Zat Gizi, Kurang Energi Kronis dan Kepatuhan Mengkonsumsi Suplemen

Pada awal penelitian kecukupan energi, protein, besi dan seng ditemukan mencapai ≤ 60 dari angka kecukupan gizi yang dianjurkan Gambar 14. Kondisi tersebut dipicu oleh ibu hamil yang menderita morning sicknes, akibat meningkatnya sekresi hormon estrogen dari plasenta, yang ditandai oleh mual dan muntah nausea serta nafsu makan menurun Guyton 1982. Pada akhir penelitian masa nifas kecukupan energi, protein, besi dan seng masih dibawah Angka Kecukupan Gizi yang dianjurkan Gambar 15. Belum terpenuhinya asupan zat gizi dipengaruhi oleh kepercayaan masyarakat untuk menghindari mengkonsumsi makanan tertentu food avoidance selama masa nifas Tabel 16. Makanan yang dihindari merupakan makanan sumber energi, protein dan vitamin mineral. Makanan tersebut dipercaya bila dikonsumsi akan berpengaruh kepada bayi yang akan disusui dan hasil penelitian ini sejalan dengan temuan Pool 1986 yang mempelajari food avoidance pada masyarakat India. Kurangnya konsumsi makanan seperti itu menyebabkan kebutuhan tubuh akan zat gizi sulit dipenuhi. Rendahnya tingkat kecukupan energi, protein dan mineral pada contoh pada awal dan akhir penelitian diduga dipengaruhi pula oleh faktor kemiskinan. Indikator kemiskinan seperti pengeluaran sebagai proxi pendapatan, kepemilikan barang berharga aset, keadaan perumahan, dan indikator lain tidak diteliti dalam penelitian ini kecuali pendidikan contoh dan suami yang terbanyak berpendidikan sekolah dasar. Fokus penelitian ini adalah mempelajari efek pemberian ketiga suplemen terhadap perubahan parameter biokimia darah dan urin pada ibu dan perubahan paramter biokimia darah dan status gizi bayi yang dilahirkan. Tingkat kecukupan vitamin A pada contoh tiga kelompok pada awal sebesar 83-87 sedangkan pada akhir penelitian diatas 90 Gambar 14 dan 15. Kecukupan vitamin A hampir mencapai angka kecukupan gizi yang dianjurkan