3. Makanan Bayi
Makanan pralaktasi diketahui telah diperkenalkan kepada bayi 2 jam setelah lahir berupa madu, air putih atau air kopi tanpa gula. Sampai bayi usia 4 bulan
ASI masih diberikan kepada ≥ 97 bayi. Namun ibu juga telah memberikan
makanan padat sejak usia dini yaitu usia bayi 1 hari, rinciannya yaitu kurang dari 10 pada tiga kelompok. Sekitar 10 dikenalkan makanan padat pada usia 2-7
hari. Sampai usia 4 bulan hanya sepertiga bayi yang belum diberi makanan padat dan hal ini menunjukkan bahwa ASI eksklusif pada contoh tiga kelompok masih
rendah Tabel 31. Hampir semua bayi usia 3-4 bulan yang ditimbang di posyandu
≥94. Tingginya persentase penimbangan bayi di posyandu belum menjamin ibu bayi
mendapat informasi ASI eksklusif. Selain itu tingginya proporsi ibu yang telah memberikan makanan padat pada usia dini menunjukkan penyuluhan tentang
makanan bayi dan ASI kurang diberikan oleh kader.
D. Efek Samping Pemberian Suplemen Minyak Iodium dengan 3 Dosis
Pengaruh pemberian suplemen iodium dosis tinggi pada profil biokimia darah TSH nifas yaitu ditemukan 1 orang ibu nifas yang mempunyai kadar
TSH=5.34 μUml dengan FT4 = 0.9 ngml sedangkan 3 orang lainnya mempunyai
TSH nifas dengan rentangan antara 5-5.79 μUml. Tidak ditemukan ibu nifas dari
tiga kelompok yang mengalami hipertiroid dari pemeriksaan serum FT4. Penelitian ini tidak menemukan satupun bayi yang mempunyai kadar TSH
neonatal diatas 20 uUml. Namun penelitian ini menemukan bayi BBLR pada kelompok minyak iodium dosis tinggi sebanyak 4 orang 9 dan kelompok
minyak iodium dosis rendah sebanyak tiga orang 8.
E. Interaksi Iodium, Vitamin A dan Zat Besi
Pemberian minyak iodium dosis rendah+beta-karoten memberikan efek positif yaitu dapat memperbaiki serum TSH dan EIU selama hamil dan nifas
serta TSH neonatal p0.05. Ibu hamil mendapat tablet besi dari bidan desa. Dampak positif tersebut disebabkan adanya interaksi peranan iodium dalam
minyak, vitamin A dan pengaruh zat besi dari tablet besi tersebut. Penelitian epidemiologis telah membuktikan bahwa pemberian multigizi iodium, vitamin A
dan zat besi menunjukkan efek sinergis terhadap perbaikan hormon tiroid Saidin et al.
2004; Zimmerman et al. 2005; Wijaja-Erhardt et al. 2007. Zat besi merupakan komponen penting bagi ensim thyroperoxidase dan
ensim ini sebagai katalisator terhadap sintesis hormon tiroid Beard et al. 1998. Dengan demikian pemberian zat besi dapat meningkatkan kosentrasi T4 dan T3
plasma dan meningkatkan konversi T4 menjadi T3 Beard et al. 1998; Beard Borel 1990; Dillman et al. 1980.
Sedangkan vitamin A dari prekursornya beta karoten merupakan komponen yang mempunyai ikatan rangkap. Ikatan rangkap inilah yang
mencirikan adanya sifat antioksidan Berdanier 2000 sehingga diduga dapat menjaga stabilitas minyak beriodium serta meningkatkan metabolisme iodium.
Beta karoten dari suplemen didalam usus akan diubah oleh enzim 15.15 - karotenoid dioxygenase menjadi retinol yang kemudian masuk dalam peredaran
darah. Selanjutnya retinol disimpan di dalam hati dan diangkut oleh RBP ke jaringan tepi. Kemudian, retinol akan berikatan dengan RBP dan membentuk
kompleks dengan prealbumin transthyretin dan mengikat hormon T4 Berdanier 2000.
Retinol yang keluar dari hati dan retinoic acid RA dari dalam plasma memasuki target sel. Ditingkat seluler, RA dan dua isomernya yaitu all trans-
retinoic acid dan 9-cis-retinoic acid yang bekerja seperti hormon akan mengaktifkan reseptor vitamin A RAR dan RXR pada sel nukleus. Peran
reseptor vitamin A ini adalah dalam mediasi kerja vitamin A, mengatur ekspresi gen dan mempengaruhi sintesa protein tertentu, mempertahankan kesehatan dan
mencegah penyakit Blaner 1998. Iodium dari suplemen setelah dicerna dan diserap kemudian memasuki
sirkulasi darah dalam bentuk iodida I
-
. Kelenjar tiroid menangkap iodida untuk memproduksi dan mensekresi hormon tiroid T4 dan T3. Hormon tiroid dalam
sirkulasi darah sampai di jaringan akan mengalami monodeiodinase menjadi triiodotironin T3 yang secara biologis lebih aktif dari T4. Triiodotironin T3
merupakan hormon yang memediasi kerja hormon tiroid pada tingkat sel dengan
cara T3 berikatan dengan reseptor nukleus yang spesifik yaitu reseptor tiroid TR yang menginisiasi transkripsi mRNA untuk memproduksi protein baru Lazarus
1993. Reseptor tiroid TR, RXR, RAR termasuk dalam anggota keluarga Steroid-
Thyroid-Retinoid Nuclear Receptor Superfamily untuk mengatur aktivitas gen. Nuclear reseptor ini harus membentuk pasangan heterodimer dengan RXR agar
dapat lebih aktif Blanner 1998. Kelompok yang diberi minyak iodium dosis tinggi ditambah beta karoten terjadi penurunan TSH nifas yang lebih besar pada
akhir penelitian dibandingkan dengan kedua kelompok lainnya Tabel 21. Tiroid Reseptor TR yang membentuk heterodimer dengan RXR dapat mempengaruhi
transkripsi gen TSHß sehingga menurunkan sekresi serum TSH Wolf G 2002. Janin pada trimester 2 sudah mulai mensekresi hormon tiroid sendiri namun
masih membutuhkan suplai hormon tiroid dari ibu melalui plasenta sampai ibu melahirkan. Selain itu, vitamin A, hormon TSH dan vitamin-mineral lainnya juga
melintasi plasenta memasuki jaringan janin. Hormon T3 di plasenta dihasilkan dari konversi T4 menjadi T3 oleh ensim deiodinase-5’ tipe 3 dan disuplai dari
ibu lewat plasenta. Tiroid reseptor TR muncul sebelum tiroid janin berfungsi dan akan meningkat sehubungan dengan peningkatan sekresi hormon tiroid janin.
Reseptor tiroid TR lebih memilih heterodimer dengan RXR yang sering menghasilkan aktifasi lebih efektif. Pada penelitian dengan tikus percobaan
TSHß gen ekspresi diatur oleh hormon T3 dan RA melalui TR-RXR dan RAR- RXR heterodimer Howdesthell 2002.
Peranan RA retinoic acid menekan transkripsi TSH gen sehingga sekresi TSH berkurang Oba 1980; Wolf 2002. Sekresi hormon TSH yang berkurang
dari kelenjar pituitari merefleksikan rendahnya kadar hormon TSH dalam sirkulasi darah janin yang ditunjukkan dengan kadar TSH bayi neonatal yang rendah.
Fenomena ini terjadi pada kelompok minyak iodium ditambah beta karoten yang pada akhir penelitian TSH bayi neonatal ditemukan lebih rendah dari pada kedua
kelompok perlakuan yang lain. Dengan demikian, pemberian minyak beriodium dosis rendah mempunyai pengaruh yang tinggi dengan pemberian vitamin A
dalam bentuk beta karoten dan zat besi yang diperoleh dari program.
F. Implikasi Studi