Pemberian ASI, Makanan Padat dan Kunjungan ke Posyandu

bahwa keterbatasan dana yang menyebabkan orang tua tidak dapat menyediakan alat bermain untuk bayinya dirumah Tabel 29. Tabel 29 Sebaran Bayi pada Tiga Kelompok menurut Kepemilikan Alat Permainan Kelompok DT n=45 Kelompok DR n=34 Kelompok DRB n=35 Kepemilikan alat Permainan n n n Punya 30 67 24 71 19 54 Tidak punya 15 33 10 29 16 46 Keterangan: DT= minyak iodium dosis tinggi; DR= minyak iodium dosis rendah DRB= minyak iodium dosis rendah+beta karoten Perkembangan bayi akan baik tergantung pengasuhan yang diberikan. Sebagian besar bayi diasuh ibunya. Fakta dilapangan ditemukan 60-70 pengasuhan bayi ditangan ibu. Sisanya diasuh oleh ayah, kakak, nenek dll. Tabel 30 Sebaran Bayi Pada Tiga Kelompok menurut Pengasuh Bayi Usia 3-4 Bulan Kelompok DT n=45 Kelompok DR n=34 Kelompok DRB n=35 Pengasuh Bayi usia 3- 4 bulan n n N Ibu 32 68 24 71 21 60 Ayah 0 3 8 Kakak 2 4 Nenek 8 17 4 12 5 14 Lainnya 5 11 3 9 9 26 Keterangan: DT= minyak iodium dosis tinggi; DR= minyak iodium dosis rendah DRB= minyak iodium dosis rendah+beta karoten Pengasuhan di kelompok dosis rendah dilakukan oleh ibu 71 Tabel 30, diikuti oleh kelompok dosis tinggi sebesar 68 dan kelompok dosis rendah+beta karoten yang terendah sebanyak 60.

6. Pemberian ASI, Makanan Padat dan Kunjungan ke Posyandu

Wawancara dengan ibu nifas diketahui bahwa setelah lahir bayi tidak segera disusui. Makanan pralaktasi lebih dini dikenalkan kepada bayi 2 jam setelah lahir. Makanan pralaktasi yang diberikan berupa madu, air putih, air kopi tanpa gula. Sebagian besar ASI masih diberikan kepada bayi. Proporsi pemberian ASI pada kelompok dosis tinggi dan kelompok dosis rendah sebesar 97. Sedangkan pada kelompok dosis rendah+beta karoten sekitar 98 ibu masih mempraktekkan pemberian ASI kepada bayinya. Alasan ibu kelompok dosis tinggi yang tidak menyusui bayinya yaitu karena ibu dan anak sakit atau ASI keluarnya sedikit. Inisiasi ASI sangat bervariasi antara tiga kelompok. Inisiasi ASI 0-1 jam setelah lahir ditemukan pada 23 ibu nifas kelompok dosis tinggi, 25 ibu nifas kelompok dosis rendah dan 20 ibu kelompok dosis rendah+beta karoten. Inisiasi 2-12 jam setelah lahir lebih banyak ditemukan pada tiga kelompok dengan rincian proporsinya sekitar 40 pada masing-masing kelompok. Upaya ibu memperlancar produksi ASI yaitu mengkonsumsi berbagai sayuran atau minum jamu. Proporsi ibu mengkonsumsi sayuran seperti daun singkong dan pepaya kelompok dosis tinggi, dosis rendah dan dosis rendah+beta karoten sebesar 75; 83 dan 94. Sisanya ibu minum jamu atau susu. Sampai dengan usia 3-4 bulan terungkap bahwa gambaran sebagian besar bayi telah diperkenalkan makanan padat sejak usia dini. Kurang lebih sepertiga bayi dari masing-masing kelompok hanya diberi ASI. Kurang dari 10 bayi dari tiga kelompok telah diperkenalkan makanan padat sejak usia 1 hari. Masing- masing lebih dari 10 dikenalkan makanan padat sejak bayi berusia 2-7 hari; 7- 30 hari dan usia 3- 4 bulan Tabel 31. Dari hasil diwawancarai dengan ibu pada saat bayinya 3-4 bulan, diperoleh informasi berbagai jenis makanan padat telah dikonsumi bayi. Golongan buah yang diberikan pisang dan jeruk. Makanan lumat seperti bubur nasi atau bubur susu juga sudah diperkenalkan lebih dini. Sebagian ibu terlihat telah memberikan susu formula kepada bayi. Kombinasi beberapa macam makanan padat seperti buah pisang+bubur susu atau buah pisang+bubur susu+susu formula dapat dijumpai diberikan ibu kepada bayinya. Hampir semua ibu 94 membawa bayinya ke posyandu. Ibu membawa bayi ke posyandu untuk menimbang berat badan dan mengimunisasi bayinya. Tabel 31 Sebaran Bayi pada Tiga Kelompok menurut Makanan Padat yang Dikenalkan Pertama Kali Kelompok DT n=45 Kelompok DR n=34 Kelompok DRB n=35 Umur pertama dikenalkan makanan Padat N n n Belum diberi makanan 15 33 12 35 13 37 Sudah diberi makanan 1 hr 2-7 hr 7-30 hr 2 bln 3-4 bln 3 5 6 4 12 6 11 13 9 27 2 4 4 3 9 5 12 12 9 26 3 4 5 5 5 9 12 14 14 14 Keterangan: DT= minyak iodium dosis tinggi; DR= minyak iodium dosis rendah DRB= minyak iodium dosis rendah+beta karoten

H. Analisis Regresi Logistik