dimaksudkan untuk mengurangi rasa sakit. Tukang khitan mulai menjepit kelamin si anak. Si anak disuruh membaca dua kalimat syahadat. Lalu dilaksanakan
penyunatan. Selesai disunat, anak kemudian dibaringkan pada tempat yang telah disediakan. Acara kemudian dilanjutkan dengan pembacaan doa selamatan.
Upacara ditutup dengan acara makan bersama. Waktu tamu- tamu akan pulang, biasanya mereka diberi sebungkus nasi kunyit beserta kue-kue. Tamu itu biasanya
akan memberi uang dan meletakkannya ke dalam carano yang ditutup. Selama melaksanakan acara adat sunat rasul, anak harus menghindari
beberapa pantangan seperti: anak tidak boleh melangkahi sapu, tidak boleh memakan ikan dan telur, tidak boleh menginjak tahi ayam, makanan si anak
haruslah yang kering dan si anak tidak boleh tidur miring. Pantangan tersebut dimaksudkan untuk mendidik si anak untuk terbiasa hidup bersih. Larangan
memakan telur dan ikan serta memakan yang kering supaya luka sunat cepet kering. Dengan selesainya upacara adat sunat rasul berarti si anak telah
dikukuhkan menjadi seorang Islam dan siap menjadi dewasa dalam masyarakat.
C. Lembaga Swadaya Masyarakat LSM di Kabupaten Tanah Datar
1. Karakteristik Responden LSM
Lembaga-lembaga yang diwawancarai di tiap kecamatan pada umumnya terbentuk atas dasar kebutuhan pokok dalam masyarakat. Lembaga tersebut ada
karena latar belakang tujuan yang sama dalam hal pekerjaan sebagai usaha untuk menambah penghasilan. Menurut Soekanto 1999, setiap masyarakat memiliki
kebutuhan-kebutuhan pokok yang apabila dikelompok-kelompokkan, terhimpun menjadi lembaga kemasyarakatan. Keperluan pokok daripada kehidupan manusia,
misalnya kebutuhan hidup kekerabatan, kebutuhan hidup pendidikan, kebutuhan pencaharian hidup dan lain sebagainya.
Lembaga-lembaga yang diwawancarai meliputi kelompok pengrajin sangkar burung “UPPKS Baringin Gadang” di Nagari Barulak, kelompok tani
“Bundo Kanduang” di Nagari Koto Baru, karang taruna di Nagari Pandai Sikek dan Barulak, dan kelompok pembuat kue lamang tapai di Nagari V Kaum.
Responden merupakan masyarakat asli Tanah Datar. Kebanyakan dari responden adalah perempuan, yaitu sebanyak 60. Responden yang berhasil
diwawancarai kebanyakan bermatapencaharian sebagai petani. Hal ini berkaitan dengan matapencaharian utama masyarakat Tanah Datar yang kebanyakan adalah
bertani. Umur sebagian besar responden berkisar antara 45-49 tahun, sebesar 21,67. Pendidikan terakhir responden sebagian besar adalah SLTA 43,3,
kemudian SLTP 30 dan SD 26,7. Rata-rata pendapatan responden yaitu antara Rp.500.000-750.000,- sebesar 73,3. Keterangan lebih lanjut dapat dilihat
di Lampiran 4.
2. LSM dalam Kehidupan Masyarakat Tanah Datar
Lembaga swadaya masyarakat di Tanah Datar pada umumnya berupa kumpulan orang dengan maksud dan tujuan yang sama, melakukan koordinasi dan
kerjasama dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya. Lembaga swadaya masyarakat sengaja dibentuk masyarakat untuk memudahkan mereka dalam
mencapai maksud dan tujuan mereka. Dalam LSM terdapat norma-norma dan kaedah-kaedah lokal, misalnya semangat gotong royong. Dalam masyarakat
Minangkabau, khususnya di kabupaten Tanah Datar, semangat gotong royong merupakan hubungan kerjasama yang kesemuanya timbul dari berbagai
kebutuhan anggota masyarakat Depdikbud, 1983. Gotong royong juga merupakan bagian dari nilai- nilai budaya adat yang selalu digunakan dalam setiap
sendi-sendi kehidupan bermasyarakat. Oleh karena itu, timbulnya lembaga kemasyarakatan dalam konteks ini adalah LSM merupakan perwujudan dari
adanya kesamaan kepentingan masyarakat yang meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Lembaga swadaya masyarakat menurut Renggana 2001 perlu memiliki pilar-pilar yang menunjang keberadaan lembaga yang berkelanjutan. Secara adat,
lembaga masyarakat yang ada di kabupaten Tanah Datar memiliki pilar tersebut, terbentuk dari norma dan kaedah yang telah membudaya dalam masyarakat. Adat
istiadat yang tetap eksis menjadi indikator keberlanjutan visi dan misi LSM. Norma- norma lokal yang telah diakui menjadi pegangan masyarakat dalam
mewujudkan visimisi organisasi. Penyusunan program-program kerja yang strategis didasarkan potensi dan kelebihan yang ada dalam masyarakat. Semangat
gotong royong menjadi dasar dalam melaksanakan rencana strategis lembaga. Kenyataan tersebut menyebabkan masyarakat dalam LSM memiliki persepsi,
motivasi dan preferensi yang berbeda dengan kelompok lain. Persepsi, motivasi dan preferensi tersebut bermanfaat dalam mengidentifikasi identita regional
Kabupaten Tanah Datar.
3. Identitas Regional menurut Kelompok LSM