Elemen budaya kesenian Elemen Budaya Makanan dan Kesenian sebagai Identitas Regional

Sumber: internet

4.2 Elemen budaya kesenian

Pada umumnya masyarakat Minangkabau gemar meluangkan waktu untuk melakukan permainan atau melihat seni-seni pertunjukkan. Mereka melakukannya untuk mendapatkan kesenangan kepuasan spiritual. Elemen budaya kesenian di masyarakat Tanah Datar meliputi seni gerak dan seni suara. Seni gerak yang ada seperti silek silat, dabuih dan beragam tari- tarian, sedangkan seni suara seperti shlawat dulang dan berbagai macam lagu daerah. Selain itu juga terdapat beragam alat-alat musik yang berfungsi sebagai pengiring. Alat musik tersebut banyak bentuk dan fungsinya. Ada alat musik yang cara penggunaannya dengan ditabuhdipukul dulang, gendang, talempong, ditiup saluang, pupuik padi atau dipetik rebab Kesenian sebagai sebuah seni pertunjukkan akan melibatkan lembaga- lembaga kesenian dalam masyarakat, terutama yang berkecimpung di bidang hiburan entertain. Kelompok-kelompok ini mengembangkan bentuk kesenian yang ada untuk dipertontonkan kepada masyarakat. Biasanya kelompok-kelompok tersebut diundang ketika ada perayaan upacara adat, seperti pada upacara perkawinan, batagak gala, sunatan rasul dan upacara adat lainnya. Bentuk-bentuk kesenian yang sering dipertontonkan seperti seni randai, seni gamat dan shalawat dulang. Sedangkan untuk jenis-jenis tarian, seperti tari persembahan, tari gelombang, tari lilin, tari piring. Berdasarkan perhitungan MCA dan grafik biplot karakteristik responden LSM, diketahui bahwa responden yang memilih kesenian sebagai identitas regional adalah laki- laki dengan umur 20-24 tahun. Karakteristik ini termasuk Gambar 26. Seni pertunjukkan silek silat dalam golongan pemuda. Pemuda merupakan tahapan usia dimana manusia mulai mencari jati diri, memiliki sifat ingin tahu yang besar dan keinginan yang kuat untuk mencoba segala hal yang menarik, salah satunya adalah keinginan untuk mencari hiburan untuk bersenang-senang. Hakekatnya, generasi muda merupakan generasi penerus yang memiliki tanggung jawab untuk menjaga dan melestarikan kebudayaan. Hiburan dan kesenangan yang terdapat pada tiap bentuk kesenian menjadi salah satu faktor yang menggarisbawahi penilaian responden LSM. Mereka menyukai keunikan dan manfaat yang ada pada tiap unsur dari kesenian. Faktor inilah yang dapat digunakan untuk memotivasi generasi muda untuk mempelajari, mempraktekkannya untuk kemudian melestarikannya. Sekolah, sebagai lembaga formal dalam masyarakat telah menjadi media untuk mentransfer ilmu dan pengetahuan dari kesenian, salah satunya dengan kegiatan ekstrakulikulernya. Lembaga informal seperti karang taruna atau kelompok-kelompok pemuda turun berperan dalam mewadahi ide-ide dan gagasan untuk mengaktualisasikan daya pikir dan kreasi. Selain itu, surau sebagai lembaga infomal dalam masyarakat berperan sebagai tempat menempa para pemuda ilmu dan pengetahuan agama Islam dan beladiri silat. Menurut tradisi Minangkabau, anak laki- laki tinggal di surau-surau. Surau menjadi tempat untuk mempersiapkan bekal ilmu agama dan alat untuk membela diri sebelum pergi merantau. Interaksi yang terjadi antara masyarakat dengan kesenian telah membangun nilai persepsi, motivasi dan preferensi yang positif. Masyarakat memerlukan kepuasan spiritual yang dapat dipenuhi oleh elemen kesenian. Penilaian lembaga- lembaga swadaya masyarakat akan semakin kuat. Masyarakat awam akan semakin mengenal berbagai jenis kesenian, mengerti bagaimana cara menggunakan alat-alat musik atau memahami cerita dan gerakan dari tari-tarian yang ada. Dengan semakin membudayanya berbagai bentuk kesenian, motivasi untuk melestarikan akan timbul sejalan dengan kebutuhan masyarakat akan manfaat elemen kesenian. Kemunculan berbagai jenis kesenian dalam setiap acara, baik dalam bentuk perayaan upacara adat, atraksi-atraksi yang menarik ataupun festival- festival masyarakat dapat menjamin kelestarian budaya tersebut. Hal ini akan menyebabkan timbulnya apresiasi terhadap kesenian lokal.

5. Bermacam-macam Jenis Makanan dan Kesenian Masyarakat Di

Dokumen yang terkait

Identitas Budaya Dan Komunikasi Antarbudaya (Studi Kasus Peran Identitas Budaya dalam Komunikasi Antarbudaya pada Mahasiswa Etnis Minangkabau Asal Sumatera Barat di Universitas Sumatera Utara)

10 110 264

Partisipasi Masyarakat Dalam Pembangunan Pariwisata (Studi Tentang Pembangunan Ekowisata Di Kenagarian Lasi Kecamatan Candung Kabupaten Agam Provinsi Sumatera Barat)

3 79 104

Memafaat Umpan Balik dalam Menunjang Siaran Pedesaan (Studi Kasus Stasiun Regional II RRI Bagor, Jawa Barat)

0 13 100

Studi identitas regional guna menunjang pembangunan pariwisata berkelanjutan di Kabupaten Tanah Datar, Provinsi Sumatera Barat studi kasus menurut pemerintah lokal, pemuda dan anak-anak

0 23 123

Studi identitas regional guna menunjang pembangunan pariwisata berkelanjutan di Kabupaten Tanah Datar, Provinsi Sumatera Barat studi kasaus identitas regional menurut masyarakat adat dan petani

0 40 129

Studi identitas regional guna menunjang pembangunan pariwisata berkelanjutan di Kabupaten Tanah Datar, Provinsi Sumatera Barat studi kasus identitas regional menurut masyarakat pendidikan, masyarakat industri dan masyarakat tenaga kerja

0 22 134

JILBAB DAN IDENTITAS DIRI MUSLIMAH (Studi Kasus Pergeseran Identitas Diri Muslimah Jilbab dan Identitas Diri Muslimah Studi Kasus Pergeseran Identitas Diri Muslimah di Komunitas Solo Hijabers Kota Surakarta.

0 5 14

Pengembangan Perangkat Lunak Penentuan Produk Domestik Regional Bruto (Studi Kasus : Provinsi Sumatera Barat).

0 1 18

Pengembangan Perangkat Lunak Penentuan Produk Domestik Regional Bruto (Studi Kasus : Provinsi Sumatera Barat) - Repositori Universitas Andalas

0 0 1

Konsep pembangunan berkelanjutan kelompok studi

0 0 2