Khatam Al Qur’an Sunatanadat sunat Rasul

Sumber: Koleksi internet Gambar 22. Arak-arakan khatam Al Qur’an dimaksudkan sebagai lambang kesucian hati kedua belah pihak, baik bagi keluarga penyelenggara upacara ataupun bagi si tamu.

d. Khatam Al Qur’an

Upacara ini diadakan dalam rangka merayakan selesainya seseorang dalam membaca dan mendalami Al Qur’an khatam. Kegiatan ini dilakukan di surau tempat anak-anak berlajar membaca Al Qur’an mengaji. Tempo dulu upacara khatam Al Qur’an sering dilakukan. Acara ini dilakukan dengan mengarak anak yang telah khatam keliling nagari dengan diiringi suara alat-alat musik talempong, saluang, dan alat lainnya. Pakaian yang digunakan oleh anak-anak peserta khatam juga khas seperti pakaian orang arab dengan jubah dan sorban bagi laki- laki dan baju kurung putih serta penutup kepala bagi perempuan.

e. Sunatanadat sunat Rasul

Adat sunat Rasul bertujuan untuk membayar kewajiban orangtua kepada anaknya sesuai dengan ajaran Islam. Tujuan adari acara ini adalah untuk mengukuhkan keislaman seorang anak. Maksud lain adalah untuk menandai kedewasaan anak. Dengan melaksanakan acara sunat rasul diartikan bahwa si anak telah siap untuk memasuki lingkungan orang dewasa. Secara Islam berarti anak tersebut telah dikukuhkan menjadi seorang Islam dan siap menjadi dewasa dalam masyarakatnya. Pelaksanaan upacara Adat Sunat Rasul berbeda-beda di setiap nagari. Tapi biasanya diselenggarakan sewaktu si anak berumur 8-10 tahun, maksimal si anak menginjak usia 12 tahun. Upacara adat ini biasanya diselenggarakan oleh orangtua atau nenek si anak. Umumnya dilaksanakan di rumah ibu si anak atau bisa dilaksanakan di rumah keluarga terdekat dari ibu si anak. Pihak yang terlibat dalam upacara ini antara lain: kedua orangtua dan keluarga si anak, ninik mamak yang bersangkutan, tukang sunat, orangtua dari bapak dan ibu si anak dan masyarakat sekitar pergaulan keluarga bersangkutan. Untuk melaksanakan upacara sunat rasul diperlukan persiapan: − Satu helai kain sarung − Beras delapan ketiding − Carano yang tertutup dan dulang − Hidangan untuk makan- minum secukupnya − Sebuah pisau khitan dan obat-obatan − Batang pisang dan abu dapur Secara tradisional, umumnya upacara sunat rasul dimulai pada waktu shubuh. Pada pagi hari yang telah ditentukan si anak telah mandi berendam. Tujuannya untuk mengurangi pendarahan. Selesai sholat shubuh anak diantarkan ke rumah bakonya dengan sejumlah pengiring. Kunjungan ke rumah bako sebelum sunat rasul dan kemudian di arak, melambangkan pertanda bahwa si anak telah besar dan memperlihatkan hubungan yang erat antara si anak dengan keluarga bapak. Waktu di rumah bako si anak diberi pakaian adat untuk dipakai dalam upacara, lengkap dengan sehelai kain sarung. Kain sarung yang diberikan bako merupakan isyarat anjuran dari bako agar si anak taat menjalankan ibadah Islam, terutama sholat. Setelah si anak selesai berpakaian, kemudian ia diarak dari rumah bakonya ke rumah ib unya. Arakan tersebut diikuti oleh beberapa orang yang menjunjung dulang berisi nasi, lengkap dengan lauk-pauknya dengan delapan ketiding yang berisi beras. Rombongan arakan ini diarak dengan bunyi rebana sampai ke rumah ibu si anak yang akan disunat. Di rumah ibunya, arakan ditunggu keluarga ibu, mamak adat serta ulama yang akan menyunat anak tersebut. Kemudian dilakukan pembicaraan pembukaan. Pada saat ini akan disampaikan maksud dan tujuan kedua orangtua si anak untuk apa dilaksanakan upacara tersebut.Selesai pembukaan, maka pakaian anak diganti dengan kain sarung yang diberi bakonya. Anak kemudian disuruh duduk di atas batang pisang. Si anak selanjutnya diberi minum air dingin yang dimaksudkan untuk mengurangi rasa sakit. Tukang khitan mulai menjepit kelamin si anak. Si anak disuruh membaca dua kalimat syahadat. Lalu dilaksanakan penyunatan. Selesai disunat, anak kemudian dibaringkan pada tempat yang telah disediakan. Acara kemudian dilanjutkan dengan pembacaan doa selamatan. Upacara ditutup dengan acara makan bersama. Waktu tamu- tamu akan pulang, biasanya mereka diberi sebungkus nasi kunyit beserta kue-kue. Tamu itu biasanya akan memberi uang dan meletakkannya ke dalam carano yang ditutup. Selama melaksanakan acara adat sunat rasul, anak harus menghindari beberapa pantangan seperti: anak tidak boleh melangkahi sapu, tidak boleh memakan ikan dan telur, tidak boleh menginjak tahi ayam, makanan si anak haruslah yang kering dan si anak tidak boleh tidur miring. Pantangan tersebut dimaksudkan untuk mendidik si anak untuk terbiasa hidup bersih. Larangan memakan telur dan ikan serta memakan yang kering supaya luka sunat cepet kering. Dengan selesainya upacara adat sunat rasul berarti si anak telah dikukuhkan menjadi seorang Islam dan siap menjadi dewasa dalam masyarakat.

C. Lembaga Swadaya Masyarakat LSM di Kabupaten Tanah Datar

Dokumen yang terkait

Identitas Budaya Dan Komunikasi Antarbudaya (Studi Kasus Peran Identitas Budaya dalam Komunikasi Antarbudaya pada Mahasiswa Etnis Minangkabau Asal Sumatera Barat di Universitas Sumatera Utara)

10 110 264

Partisipasi Masyarakat Dalam Pembangunan Pariwisata (Studi Tentang Pembangunan Ekowisata Di Kenagarian Lasi Kecamatan Candung Kabupaten Agam Provinsi Sumatera Barat)

3 79 104

Memafaat Umpan Balik dalam Menunjang Siaran Pedesaan (Studi Kasus Stasiun Regional II RRI Bagor, Jawa Barat)

0 13 100

Studi identitas regional guna menunjang pembangunan pariwisata berkelanjutan di Kabupaten Tanah Datar, Provinsi Sumatera Barat studi kasus menurut pemerintah lokal, pemuda dan anak-anak

0 23 123

Studi identitas regional guna menunjang pembangunan pariwisata berkelanjutan di Kabupaten Tanah Datar, Provinsi Sumatera Barat studi kasaus identitas regional menurut masyarakat adat dan petani

0 40 129

Studi identitas regional guna menunjang pembangunan pariwisata berkelanjutan di Kabupaten Tanah Datar, Provinsi Sumatera Barat studi kasus identitas regional menurut masyarakat pendidikan, masyarakat industri dan masyarakat tenaga kerja

0 22 134

JILBAB DAN IDENTITAS DIRI MUSLIMAH (Studi Kasus Pergeseran Identitas Diri Muslimah Jilbab dan Identitas Diri Muslimah Studi Kasus Pergeseran Identitas Diri Muslimah di Komunitas Solo Hijabers Kota Surakarta.

0 5 14

Pengembangan Perangkat Lunak Penentuan Produk Domestik Regional Bruto (Studi Kasus : Provinsi Sumatera Barat).

0 1 18

Pengembangan Perangkat Lunak Penentuan Produk Domestik Regional Bruto (Studi Kasus : Provinsi Sumatera Barat) - Repositori Universitas Andalas

0 0 1

Konsep pembangunan berkelanjutan kelompok studi

0 0 2