Upaya pendokumentasian kebudayaan Upaya Pelestarian Identitas Regional Guna Menunjang Pembangunan

dari luar akibat berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, yang justru akan mempengaruhi anak-anak dan remaja di Kabupaten Tanah Datar. Surau secara empirik adalah tempat mengaji, tempat mendidik anak-anak belajar membaca Al Quran, belajar fikih ringan, rukun shalat, dan sebagainya. Dengan menghidupkan kembali surau dengan kegiatan-kegiatan tersebut diharapkan dapat mengangkat kembali budaya yang terpendam dan membentuk generasi- generasi yang tangguh.

2. Hubungan kekerabatan sebagai media dalam transmisi budaya

Keluarga terkecil dalam masyarakat Minangkabau adalah paruik perut yang diperhitungkan berdasarkan garis ibu matrilineal. Anggota dari sebuah keluarga paruik terdiri dari seorang ayah, ibu dan saudaranya serta anak-anak perempuan. Termasuk mamak yang merupakan pimpinan kaum. Sedangkan anak laki- laki biasa tinggal di surau-surau, menuntut ilmu keagamaan. Keluarga merupakan tempat dimana interaksi dan komunikasi anak-anak terjalin dengan intensif. Tingkat penyerapan anak terhadap pengetahuan adat istiadat dan budaya akan sangat tinggi. Anggota keluarga sangat berperan sebagai fasilitas dalam melakukan proses transmisi budaya. Hubungan kekerabatan ibu jo anak , meperlihatkan kedekatan anak dengan ibunya. Lambang bundo kanduang seorang ibu berguna dalam membina anak perempuannya untuk mengetahui adat dan budaya masyarakat. Mamak atau paman juga berperan dalam mendidik kemenakannya mengenai nilai- nilai budaya, menjaga dan membimbing kemenakannya agar tidak keluar dari koridor-koridor adat. Mamak membimbing kemenakan perempuannya untuk menyambut harta pusaka sebagai bundo kanduang dan persiapan untuk melanjutkan keturunan. Mengasuh anak dan cucu-cucu serta menjadi tali penghubung dengan kaum lain kaum suami. Terhadap kemenakan laki- laki, mamak bertanggungjawab mengajarkan nilai- nilai dan norma adat sebagai bekal nanti ketika menggantikan kedudukannya sebagai mamak dan mempersiapkan kemenakannya untuk menjadi penghulu penggantinya.

3. Upaya pendokumentasian kebudayaan

Pendokumentasian merupakan cara yang tepat dalam menjamin kelestarian budaya dari waktu ke waktu. Dokumentasi berfungsi sebagai bahan acauan atau referensi yang menjamin keotentikan nilai- nilai budaya. Berkembangnya teknologi telah menciptakan beragam media untuk mendukung pendokumentasian. Perkembangan teknologi dari audio, beranjak ke visual hingga ke audio visual merupakan teknologi media yang dapat digunakan untuk mendokumentasikan nilai- nilai budaya termasuk menunjukkan kebudayaan tersebut. Teknologi media seperti kaset, CD atau DVD player, film, removable hardware flash disk, MC card, MMC card, SD card dll bermanfaat dalam mempermudah pendokumentasian beragam bentuk kebudayaan seperti kesenian tari-tarian, pencak silat, festival rakyat, instrumen musik, beragam jenis masakan, ritual upacara adat dan acara-acara adat lainnya. Pendokumentasian dalam bentuk pengkaderan perlu juga digalakkan. Upaya ini dimaksudkan untuk membentuk generasi- generasi penerus yang akan menggantikan generasi sekarang. Elemen budaya seperti pencak silat, alat-alat musik tradisional dan bentuk-bentuk kesenian membutuhkan sarana pengkaderan. Surau merupakan lembaga adat yang telah ada sejak dahulu kala. Lembaga ini difungsikan untuk menanamkan ilmu- ilmu keagamaan dan mendidik pemuda ilmu beladiri. Pengkaderan juga dapat dilakukan melalui lembaga formal ataupun informal seperti sekolah, sanggar-sanggar seni dan kursus. Upaya pengkaderan juga perlu didukung dengan sarana event atau festival dengan maksud untuk mempertunjukkan ketrampilan yang sudah dipelajari. Event ini juga berguna menunjukkan berbagai kesenian yang dimiliki oleh Kabupaten Tanah Datar kepada masyarakat luas sekaligus membina generasi muda. Seperti Sumber: Koleksi foto penelitian Gambar 32. Perayaan 17 Agustus dengan festival pakaian adat festival pagarruyung yang diadakan setiap tahun sekali di Batu Sangkar. Event ini dapat dijadikan sebagai daya tarik bagi wisatawan untuk berkunjung ke Kabupaten Tanah Datar. Dengan mengundang negara tetangga seperti Malaysia ataupun negara- negara lain. Kegiatan ini juga bermanfaat sebagai sarana promosi untuk menarik minat wisatawan.

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Identitas regional di Kabupaten Tanah Datar merupakan kebudayaan yang ada dalam masyarakat yang terus diwariskan secara turun-temurun. Menurut penilaian terhadap persepsi, motivasi dan preferensi masyarakat Tanah Datar diperoleh bahwa stakeholder wanita memilih unsur upacara adat sebagai identitas regional di Kabupaten Tanah Datar. Sedangkan stakeholder LSM memilih unsur budaya makanan dan kesenian sebagai identitas regional. Wanita yang memilih elemen upacara adat memiliki karakteristik umur 35-39 tahun, pendidikan terakhir SLTA dan pendapatan rata-rata perbulan Rp. 250.000-Rp. 700.000,-. Sedangkan elemen makanan dipilih responden LSM dengan karakteristik adalah wanita dengan umur 35-39 tahun, pendidikan terakhir SLTP, dan pendapatan rata-rata perbulan Rp. 250.000-Rp. 700.000,-. Untuk elemen kesenian menjadi identitas bagi responden LSM dengan karakteristik umur 20-24 tahun pemuda, pendidikan terakhir SLTA dan pendapatan rata-rata perbulannya kurang dari Rp. 250.000,- Kebudayaan di Tanah Datar memiliki keunikan dan nilai- nilai hiburan pada aspek fungsi dan peranan dalam masyarakat, atribut serta ritual dalam budaya itu sendiri. Seperti elemen makanan, memiliki nilai- nilai akan bahan, cara membuat, bentukukuran dan rasa yang unik, teknologi kebendaan yang digunakan proses pembuatan, waktu penyajian dll. Dalam upacara adat, terdapat nilai akan atribut pakaian adat, ritual upacara, bahasa seni bahasa, logat, pesan moral dan dialek berbeda yang unik, perlengkapan hidup senjata, carano, sirih dll. Kesenian rakyat mempertontonkan nilai magis, akrobatik, hiburan dan berbagai atraksi yang menarik. Aspek-aspek yang bermanfaat tersebut membentuk interaksi yang positif yang akan membuat elemen budaya tetap lestari dalam masyarakat Tanah Datar. Pengembangan wisata yang berkelanjutan dapat dilakukan dengan memperhatikan peranan dan fungsi dari tokoh-tokoh masyarakat Tigo tungku sajarangan bersama dengan elemen formal pemerintahan dan instansi- instansi

Dokumen yang terkait

Identitas Budaya Dan Komunikasi Antarbudaya (Studi Kasus Peran Identitas Budaya dalam Komunikasi Antarbudaya pada Mahasiswa Etnis Minangkabau Asal Sumatera Barat di Universitas Sumatera Utara)

10 110 264

Partisipasi Masyarakat Dalam Pembangunan Pariwisata (Studi Tentang Pembangunan Ekowisata Di Kenagarian Lasi Kecamatan Candung Kabupaten Agam Provinsi Sumatera Barat)

3 79 104

Memafaat Umpan Balik dalam Menunjang Siaran Pedesaan (Studi Kasus Stasiun Regional II RRI Bagor, Jawa Barat)

0 13 100

Studi identitas regional guna menunjang pembangunan pariwisata berkelanjutan di Kabupaten Tanah Datar, Provinsi Sumatera Barat studi kasus menurut pemerintah lokal, pemuda dan anak-anak

0 23 123

Studi identitas regional guna menunjang pembangunan pariwisata berkelanjutan di Kabupaten Tanah Datar, Provinsi Sumatera Barat studi kasaus identitas regional menurut masyarakat adat dan petani

0 40 129

Studi identitas regional guna menunjang pembangunan pariwisata berkelanjutan di Kabupaten Tanah Datar, Provinsi Sumatera Barat studi kasus identitas regional menurut masyarakat pendidikan, masyarakat industri dan masyarakat tenaga kerja

0 22 134

JILBAB DAN IDENTITAS DIRI MUSLIMAH (Studi Kasus Pergeseran Identitas Diri Muslimah Jilbab dan Identitas Diri Muslimah Studi Kasus Pergeseran Identitas Diri Muslimah di Komunitas Solo Hijabers Kota Surakarta.

0 5 14

Pengembangan Perangkat Lunak Penentuan Produk Domestik Regional Bruto (Studi Kasus : Provinsi Sumatera Barat).

0 1 18

Pengembangan Perangkat Lunak Penentuan Produk Domestik Regional Bruto (Studi Kasus : Provinsi Sumatera Barat) - Repositori Universitas Andalas

0 0 1

Konsep pembangunan berkelanjutan kelompok studi

0 0 2