LSM Lembaga Swadaya Masyarakat

makin lama semakin banyak kaum wanita yang menduduki jabatan-jabatan penting sebagai pengambil keputusan. Apalagi di era pembangunan sekarang ini, peranan wanita dalam komunitas tingkat lokal atau daerah sangat dibutuhkan dalam membangun daerahnya menuju daerah otonom. Dari kenyataan-kenyataan yang telah digambarkan di atas kita dapat menarik suatu kesimpulan bahwa di Indonesia pada saat ini telah tercipta iklim yang sangat menguntungkan bagi kaum wanita untuk merealisasikan gagasan yang dikandung oleh emansipasi wanita.

2. LSM Lembaga Swadaya Masyarakat

Banyak pengertian atau definisi yang yang dikemukan oleh berbagai pihak tentang Lembaga Swadaya Masyarakat LSM berdasarkan sudut pandang dan argumentasi masing- masing. Bank Dunia mendefinisikan Non Government Organization NGO atau organisasi non pemerintah Ornop, yang kemudian diterjemahkan menjadi Lembaga Swadaya Masyarakat LSM sebagai “organisasi swasta yang bergerak dalam kegiatan-kegiatan pengentasan kemiskinan, mengangkat dan menyuarakan berbagai kepentingan orang miskin atau pihak yang terpinggirkan, memberikan pelayanan sosial dasar, atau melakukan pengembangan dan pemberdayaan masyarakat”. Dalam pengertian yang lebih luas, pengertian Lembaga Swadaya Masyarakat dapat pula diaplikasikan pada setiap lembaga nirlaba yang independen dan tidak terpengaruh oleh institusi pemerintah http:www.deliveri.orgGuidelinesmiscproj_paperspp_5i.htm. Menurut Soekanto 1999, LSM yang dikenal masyarakat sekarang ini identik dengan istilah lembaga kemasyarakatan. Di dalam suatu masyarakat terdapat norma-norma yang mengatur pergaulan hidup dengan tujuan untuk mencapai tata tertib. Norma tersebut apabila diwujudkan dalam hubungan antara manusia dinamakan organisasi sosial. Di dalam perkembangannya, norma tersebut berkelompok pada berbagai keperluan pokok daripada kehidupan manusia. Misalnya, kebutuhan hidup kekerabatan, kebutuhan pencaharian hidup, kebutuhan akan pendidikan, kebutuhan akan menyatakan keindahan dan lain sebagainya. Sehingga tidak dapat dipungkiri bahwa lembaga- lembaga kemasyarakatan terdapat di setiap masyarakat. Hal itu disebabkan karena setiap masyarakat tentu memiliki kebutuhan-kebutuhan pokok yang apabila dikelompok-kelompokkan, terhimpun menjadi lembaga kemasyarakatan. Suatu lembaga kemasyarakatan yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan pokok dari manusia, pada dasarnya mempunyai beberapa fungsi. Yaitu antara lain: 1 Memberikan pedoman pada anggota masyarakat, bagaimana mereka harus bertingkah laku atau bersikap di dalam menghadapi masalah- masalah dalam masyarakat, terutama yang menyangkut pemenuhan kebutuhan pokok, 2 Menjaga keutuhan dari masyarakat yang bersangkutan, dan 3 Memberikan pegangan kepada masyarakat untuk mengadakan sistem pengendali sosial Social control yaitu sistem pengawasan daripada masyarakat terhadap tingkah laku anggota-anggotanya Dalam perkembangannya, istilah LSM lebih dikenal sebagai NGO atau Ornop, dikarenakan cakupan kegiatan yang lebih luas. Namun pada dasarnya, setiap lembaga memiliki ciri dasar yang identik satu sama lain, baik itu lembaga daerahlokal maupun lembaga yang berskala nasional- internasional. Menurut Renggana 2005, lembaga yang independen, pastinya memiliki perbedaan atau ciri khusus yang membedakan dengan lembaga pemerintahan. Pilar-pilar LSM memiliki ciri antara lain, Struktur dan budaya organisasi, Manajemen, Prosessistem, Komunikasi, dan Sumberdaya. Kelima pilar mendukung “visimisi” LSM sebagai acuan dalam penetapan program strategi untuk mencapai organisasi yang berkelanjutan. a. Struktur dan budaya organisasi Terdapat lima aspek yang membawahi elemen ini. Yaitu : 1 Struktur organisasi mendukung strategi organisasiprogram, 2 Struktur menggambarkan wewenang dan tanggung jawab pelaku organisasi, 3 Budaya yang dipegang secara kondusif dapat menjabarkan misi organisasi ke dalam aktivitas program, 4 Pelaku organisasi memiliki nilai- nilai kolektif yang diyakini dan dipertahankan, serta 5 Pelaku anggota menunjukkan sistem nilai yang dianut organisasi. b. Manajemen Beberapa pilar menjadi landasan bagi manajemen LSM. Pilar tersebut meliputi : 1 Governance, yang meliputi; § Fungsi dan hubungan dengan Board yayasan yang jelas § Hubungan dengan stakeholders yang efektif § Misi organisasi yang menggambarkan nilai kolektif anggotanya § Mempunyai status hukum yang kuat § Kepemimpinan leadership yang berakuntabilitas § Manajemen SDM, meliputi; § Mempunyai kebijakan dan praktek SDM yang mendukung strategi § Organisasi mempunyai kebijakan yang menghasilkan perilaku yang berkomitmen bagi seluruh anggota § Mempunyai peraturan kepegawaian yang sesuai dengan visi dan misi organisasi § Mempunyai perencanaan SDM yang sesuai dengan strategi dan struktur organisasi § Mempunyai program pengembangan staf § Mempunyai sistem pembagian kerja yang jelas dengan tanggung jawab dan akuntabilitasnya § Mempunyai sistem SDM yang mengatur rekrutmen, sampai dengan pemberhentiannya PHK § Mempunyai sistem reward yang jelas dan adil § Mempunyai sistem hubungan kerja yang partisipatif 3 Program, meliputi; § Perencanaan program § Pengembangan program § Mempunyai sistem untuk monitoring dan evaluasi § Mempunyai sistem feedback dan reporting yang baik § Mempunyai learning process yang dikembangkan dan dievaluasi setiap waktu 4 Manajemen keuangan, yang meliputi; § Ada sistem audit keuangan yang baik § Budgetting § Sistem akuntansi § Sistem pelaporan keuangan 5 Manajemen informasi, me liputi; § Mempunyai sistem untuk mengumpulkan dan menganalisa serta melaporkan informasi dengan baik § Ada staf yang terlatih untuk menangani informasi dan diseminasi dalam organisasi § Ada sistem untuk menggunakan, membagi informasi dan memberikan feedback serta pendukungan pengambilan keputusan 6 Humas, meliputi; § LSM mengerti sistem hubungan masyarakat yang baik, terutama dengan komunitas § Tujuan dan sasaran LSM dimengerti oleh stakeholders § LSM mempunyai imej yang positif dalam masyarakat § LSM berpartisipasi dalam jaringan § LSM membina kerjasama yang baik dengan stakeholders § LSM mempunyai media strategi untuk bekerja dengan media § LSM menarik perhatian media dengan positif § LSM dapat memanfaatkan peluang publikasi yang baik c. Prosessistem Pilar organisasi perlu memiliki “kebijakan” yang mengatur sistem dan prosedur administrasi yang jelas. Memerlukan suatu bentuk “teamwork” baik, baik itu di dalam maupun lintas divisi. Perubahan yang terjadi dalam organisasi perlu diimbangi dengan “proses kerja” yang proaktif. Pengambilan keputusan perlu dilandasi “proses yang partisipatif”. d. Komunikasi Antar anggota organisasi harus menghasilkan dialog yang sinergis, saling menghargai dan menghormati satu sama lain. Budaya efektif dan partisipatif perlu untuk selalu digalakkan untuk menjadi atmosfer pada setiap meeting. Setiap anggota diharuskan untuk mengembangkan interpersonal skill dan setiap anggota belajar untuk terbuka akan kritik. Sistem pengambilan keputusan pada setiap meeting harus jelas. Kondisi di atas akan menghasilkan sistem komunikasi yang jelas dan sehat dalam lembaga. e. Sumberdaya “Sistem dan kebijakan” dapat memanfaatkan sumber daya yang ada keuangan, SDM, asset dengan efisien dan efektif. Mempunyai “Standard Operation Prosedur manual” dalam pemanfaatan sumberdaya. Pilar-pilar tersebut merupakan sesuatu yang essensial dalam membangun LSM yang keberlanjutan keberlanjutan keuangan dan organisasi. Seperti yang dijelaskan pada diagram pilar-pilar LSM, kelima pilar merupakan landasan visimisi LSM, yang akan mendukung kinerja LSM secara menyeluruh dan totalitas, seperti yang disajikan pada gambar 1. VISIMISI KEBER LANJUTAN HASIL DAN PERFORMANCE ORGANIZATIONAL STRATEGY PROGRAM STRATEGY Struktur Budaya Organisasi Sumberdaya ProsesSistem Manajemen Komunikasi Gambar 1. Bagan Pilar LSM

III. KONDISI UMUM

A. Letak, Luas dan Sejarah Kabupaten Tanah Datar

Kabupaten Tanah Datar terletak di Provinsi Sumatera Barat. Secara geografis Kabupaten Tanah Datar terletak pada 0º17 LS-0º39 LS dan 100º19 BT-100º51 BT, sedangkan secara administratif Kabupaten Tanah Datar berbatasan dengan: Sebelah utara : Kabupaten 50 Kota, Kabupaten Agam Sebelah selatan : Kabupaten Solok Sebelah timur : Kabupaten Sawahlunto Sijunjung Sebelah barat : Kabupaten Padang Pariaman, Kabupaten Agam Luas Kabupaten Tanah Datar secara administratif adalah 1.336,00 Km 2 yang terdiri dari 14 kecamatan, yaitu: Kecamatan X Koto, Batipuh, Batipuh Selatan, Pariangan, Rambatan, Lima Kaum, Tanjung Emas, Padang Ganting, Lintau Buo Utara, Lintau Buo, Sungayang, Sungai Tarab, Salimpaung dan Tanjung Baru. Kecamatan Batipuah Selatan, Tanjung Baru dan Lintau Buo Utara merupakan kecamatan baru yang diresmikan pada bulan April 2003, berdasarkan Peraturan Daerah Perda Kabupaten Tanah Datar Nomor 13 tahun 2003 . Kabupaten Tanah Datar adalah daerah administrasi yang dihuni oleh suku asli Minangkabau. Kabupaten Tanah Datar termasuk salah satu dari luhak Luhak Agam dan Lima puluh Kota yang merupakan tempat asal lahirnya kebudayaan Minangkabau. Dalam tambo Minangkabau diceritakan bahwa setelah nagari tertua Pariangan-Padang Panjang ramai, maka dicarilah tempat kediaman yang baru untuk dibangun nagari baru. Tempat baru yang dipilih merupakan tanah datar yang berada di sekitar lereng gunung Merapi. Tanah yang luas tempat kediaman yang baru tersebut kemudian dinamakan luhak. Luhak yang berkembang di sebelah selatan dari Gunung Merapi diberi nama Luhak Tanah Datar. Luhak Tanah Datar menjadi nagari yang pertama yang dibangun dan dikembangkan, sehingga Luhak Tanah Datar mendapat julukan sebagai Luhak nan tuo daerah yang paling tua. Secara istilah, luhak juga memiliki arti kurang atau berkurang. Luhak Tanah Datar artinya telah berkurangnya orang Paria ngan-Padang Panjang, pindahnya ke Tanah Datar.

Dokumen yang terkait

Identitas Budaya Dan Komunikasi Antarbudaya (Studi Kasus Peran Identitas Budaya dalam Komunikasi Antarbudaya pada Mahasiswa Etnis Minangkabau Asal Sumatera Barat di Universitas Sumatera Utara)

10 110 264

Partisipasi Masyarakat Dalam Pembangunan Pariwisata (Studi Tentang Pembangunan Ekowisata Di Kenagarian Lasi Kecamatan Candung Kabupaten Agam Provinsi Sumatera Barat)

3 79 104

Memafaat Umpan Balik dalam Menunjang Siaran Pedesaan (Studi Kasus Stasiun Regional II RRI Bagor, Jawa Barat)

0 13 100

Studi identitas regional guna menunjang pembangunan pariwisata berkelanjutan di Kabupaten Tanah Datar, Provinsi Sumatera Barat studi kasus menurut pemerintah lokal, pemuda dan anak-anak

0 23 123

Studi identitas regional guna menunjang pembangunan pariwisata berkelanjutan di Kabupaten Tanah Datar, Provinsi Sumatera Barat studi kasaus identitas regional menurut masyarakat adat dan petani

0 40 129

Studi identitas regional guna menunjang pembangunan pariwisata berkelanjutan di Kabupaten Tanah Datar, Provinsi Sumatera Barat studi kasus identitas regional menurut masyarakat pendidikan, masyarakat industri dan masyarakat tenaga kerja

0 22 134

JILBAB DAN IDENTITAS DIRI MUSLIMAH (Studi Kasus Pergeseran Identitas Diri Muslimah Jilbab dan Identitas Diri Muslimah Studi Kasus Pergeseran Identitas Diri Muslimah di Komunitas Solo Hijabers Kota Surakarta.

0 5 14

Pengembangan Perangkat Lunak Penentuan Produk Domestik Regional Bruto (Studi Kasus : Provinsi Sumatera Barat).

0 1 18

Pengembangan Perangkat Lunak Penentuan Produk Domestik Regional Bruto (Studi Kasus : Provinsi Sumatera Barat) - Repositori Universitas Andalas

0 0 1

Konsep pembangunan berkelanjutan kelompok studi

0 0 2