45
berbatasan dengan Laut Cina Selatan adalah Kabupaten Indragiri Hilir dan Kabupaten Pelalawan
4.2 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kinerja perikanan tangkap di Provinsi Riau.
4.3 Metode Penelitian
4.3.1 Metode pengumpulan data
Penelitian pada Bab 4 ini merupakan penelitian kepustakaan. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder, yaitu Data Statistik
Perikanan Provinsi Riau dari tahun 1999-2007 yang diperoleh berdasarkan laporan dinas perikanan dan instansi lainnya yang berwenang mengeluarkan data
tersebut.
4.3.2 Metode analisis data
Data dianalisis dengan menggunakan statistika deskriptif Santoso 2009, yaitu metode yang berkaitan dengan pengumpulan dan penyajian suatu nilai hasil
pengamatan data sehingga memberikan informasi yang berguna bagi pihak- pihak yang berkepentingan terhadap data tersebut. Dalam statistik deskriptif, yang
perlu mendapatkan penekanan, adalah memberikan informasi hanya mengenai data yang dipunyai data sampel dan tidak memberikan kesimpulan apapun
tentang data populasi. Penyampaian informasi data tersebut antara lain berbentuk diagram, tabel, grafik dan besaran-besaran lainnya.
4.4 Hasil dan Pembahasan
4.4.1 Potensi sumber daya ikan
Batas wilayah Provinsi Riau setelah pemekaran di mana sebelah Utara berbatasan dengan Laut Cina Selatan, sebelah Timur berbatasan dengan Malaysia
dan Provinsi Kalimantan Barat, sebelah Selatan berbatasan dengan Provinsi Sumatera Selatan dan Provinsi Jambi, sebelah Barat berbatasan dengan Singapura,
Malaysia, dan Provinsi Kepulaun Riau. Batas wilayah tersebut menunjukkan Provinsi Riau berada di pesisir Laut Cina Selatan dan Selat Malaka, walaupun
luas wilayah laut berkurang namun potensi sumberdaya perikanan dan kelautan yang dimiliki masih cukup potensil untuk dikembangkan.
46
Tingkat pemanfaatan potensi sumber daya laut di perairan Selat Malaka sudah harus mendapat perhatian dan dilakukan dengan prinsip kehati-hatian
precautionary approach, karena tingkat pemanfaatannya telah mencapai 113,64 sedangkan tingkat pemanfaatan di perairan Laut Cina Selatan baru
mencapai 60,03 DPK Provinsi Riau 2007, walaupun data tersebut perlu dikaji lebih lanjut setelah adanya perubahan wilayah administrasi. Kajian yang
dibutuhkan adalah melakukan evaluasi kembali terhadap potensi sumberdaya perikanan, khususnya perikanan tangkap. Pencapaian pengembangan perikanan
tangkap yang berkelanjutan membutuhkan adanya evaluasi dan kajian terhadap potensi yang ada sehingga penetapan kebijakan pengembangan dapat ditetapkan
berdasarkan daya dukung sumberdaya perikanan tangkap. Informasi mengenai potensi sumberdaya ikan sangat diperlukan untuk
melakukan perencanaan pembangunan perikanan tangkap yang tepat, guna mewujudkan aktivitas perikanan tangkap yang optimal, lestari dan berkelanjutan.
Kelengkapan dan ketepatan informasi ini sangat ditentukan oleh ketersediaan dan keakuratan data dasar, seperti dari hasil survei kapal-kapal penelitian maupun dari
kualitas data statistik perikanan tangkap yang terkumpul. Secara umum ketersediaan data dasar untuk mengestimasi potensi sumberdaya ikan di Provinsi
Riau masih terbatas, baik yang berasal dari hasil survei kapal-kapal penelitian maupun dari statistik perikanan tangkap, sehingga penyajian informasi potensi
sumberdaya ikan yang lebih rinci menjadi sulit untuk dilakukan.
4.4.2 Produksi dan komoditi utama perikanan tangkap