105 Tabel 12 Seleksi sumber daya ikan unggulan di perairan Selat Malaka Kabupaten
Bengkalis dan perairan Laut Cina Selatan Kabupaten Indragiri Hilir dengan metode skoring berdasarkan aspek pasar
Nama Sumber
daya
Nilai Produksi FN_
NP Harga
Kg FN_
H
Pem asar
an
F N
_ P
Nilai Tam
bah
FN_ NT
TOT AL
FN
Rata an
RA NK
KABUPATEN BENGKALIS
Kurau Rp 626.400.000
0,66 Rp 70.000 1
3 1
3 1
3,66 0,92
1 Senangin
Rp 729.000.000 1,00 Rp 25.000
0,22 3
1 3
1 3,22
0,81 2
Bawal Putih
Rp 519.000.000 0,30 Rp 25.000
0,22 3
1 2
1,52 0,38
4 Udang
Putih Rp 427.000.000
0,00 Rp 25.000 0,22
3 1
2 1,22
0,31 5
KABUPATEN INDRIGIRI HILIR
Kurau Rp 378.000.000
0,26 Rp 70.000 0,69
3 1
3 1
2,95 0,74
2 Udang
Mantis Rp1.044.000.000
1,00 Rp 98.000 1
3 1
3 1
4,00 1,00
1 Bawal
Putih Rp 515.200.000
0,41 Rp 60.000 0,58
3 1
2 1,99
0,50 3
Malung Rp 141.200.000
0,00 Rp 8.000 3
1 3
1 2,00
0,50 3
Tenggiri Rp 195.400.000
0,06 Rp 30.000 0,24
3 1
2 1,30
0,33 4
Keterangan: Untuk Wilayah Pemasaran
Untuk Nilai Tambah FN_NP: Fungsi Nilai Produksi
1 = Lokal 1 = Rendah
FN_H: Fungsi Nilai Harga 2 = Nasional
2 = Tinggi FN_P: fungsi Nilai Pemasaran
3 = Internasional 3 = Sangat Tinggi
FN_NT: Fungsi Nilai Nilai Tambah
5.3.3 Potensi dan tingkat pemanfaatan sumber daya ikan unggulan di perairan Provinsi Riau
Hasil survei lapangan, kuesioner dan wawancara dengan nelayan serta pendekatan analisis aspek pasar di perairan Provinsi Riau, diketahui bahwa jenis
sumber daya ikan dominan yang didaratkan oleh nelayan setempat dan menjadi sumber daya ikan unggulan di perairan Selat Malaka Kabupaten Bengkalis adalah
kurau, malung, senangin, bawal putih dan udang putih. Sedangkan untuk perairan Laut Cina Selatan Kabupaten Indragiri Hilir adalah ikan kurau, udang mantis, ikan
bawal putih, malung dan tenggiri. Hasil analisis potensi sumber daya ikan dengan pendekatan metode
surplus produksi dan tingkat pemanfaatannya untuk semua sumber daya ikan unggulan tersebut, disajikan pada Tabel 13.
Analisis estimasi potensi dari sumber daya ikan unggulan terlihat bahwa hampir semua sumber daya ikan unggulan di perairan Provinsi Riau, tingkat
pemanfaatannya di bawah 60 . Dengan demikian semua sumber daya ikan unggulan tersebut masih memiliki peluang untuk dikembangkan, maka tahap
106 selanjutnya adalah menentukan jenis teknologi penangkapannya. Monintja
2000 menyatakan bahwa, pemilihan suatu teknologi penangkapan ikan yang tepat untuk diterapkan dalam pengembangan perikanan tangkap perlu
mempertimbangkan: 1 teknologi yang ramah lingkungan, 2 teknologi yang secara teknis dan ekonomis menguntungkan, dan 3 teknologi yang
berkelanjutan.
Tabel 13 Potensi dan tingkat pemanfaatan sumber daya ikan untuk sumber daya
ikan unggulan di perairan Provinsi Riau
No Jenis Ikan PotensiMSY
Tingkat Pemanfaatan
Peluang Pengembangan
KABUPATEN BENGKALIS
1 Kurau
Eleutheronema tetradactylum
2345.60 59
sedang 2
Senangin Polynemus sp 1276.42
56 sedang
3 Malung
Muraenenson cinereus
1486.30 49
sedang 4
Bawal Putih
Pampus argenteus
6547.23 45
sedang 5
Udang Putih
Metapenaeus sp
5562.38 60
rendah KABUPATEN INDRAGIRI HILIR
1 Kurau
Eleutheronema tetradactylum
1267.68 45
sedang 2
Udang Mantis
Uratos guilla nepa sp
3253.62 45
sedang 3
Bawal Putih
Pampus argenteus
4522.14 40
sedang 4
Malung
Muraenenson cinereus
1364.24 55
sedang 5
Tenggiri
Scomberomorus commersoni
5698.73 51
sedang
5.3.4 Aspek teknis