Jenis dan hasil tangkapan Kecenderungan jumlah alat penangkapan

68 hasil tangkapannya adalah udang putih, udang merah, udang kelong, ikan senangin, parang-parang, gulamah, layur, lomeknomei dan jenis ikan lainnya. 16 Belat other traps Belat adalah suatu jenis alat penangkapan pasif yang menghadang gerombolan ikan dan udang yang hanyut terbawa arus ketika arus surut terjadi. Kontruksi alat penangkapan ini terdiri dari dua bagian yaitu sayap dan jermal atau kantong. Sayap terbuat dari bahan polyethyline PE multifilamen berwarna hijau tua yang dirajut dengan jenis simpul trawler knot dan ukuran mesh size 1,5 - 2,5 cm. Satu unit belat terdapat dua sayap yaitu sayap kiri dan sayap kanan yang panjangnya berkisar 200 –250 m dan lebar berkisar 1–1,5 m. Kantong belat membentuk sudut lancip dengan mesh size 1 –1,5 cm dan panjang 5 m. Pada bagian-bagian sayap dan kantong diberi tiang-tiang dari kayu yang ditancapkan ke atas tanah, sehingga jaring belat tidak mudah roboh oleh arus perairan. Belat memiliki ketahanan kurang lebih 3 tahun dan harga per unit sekitar Rp 500.000,-. Daerah penangkapan belat di pinggiran pantai dan muara sungai. Pengoperasian belat pada waktu arus pasang dan pengambilan hasil tangkapan ketika arus surut. Untuk mengoperasikan dan mengambil hasil tangkapan belat digunakan perahu dayung. Harga satu unit perahu dayung Rp 1.000.000,-, dengan memiliki ketahanan kurang lebih 10 tahun. Penangkapan dilakukan selama kurang lebih sembilan bulan dalam satu tahun dan selama 22 hari dalam satu bulan. Jenis hasil tangkapannya adalah udang putih, udang merah, udang kelong, ikan senangin, parang-parang, gulamah, biang, nomei dan ikan jenis lainnya.

4.4.5 Jenis dan hasil tangkapan

Jenis ikan dan udang yang terdapat di perairan Selat Malaka Kabupaten Bengkalis dan Perairan Laut Cina Selatan Kabupaten Indragiri Hilir adalah; ikan tenggiri Scomberomorus sp, biang Setepinna sp, senangin Polynemus sp, parang Chirocenthrous sp, bawal Strometeus sp, belanak Mugil sp, lomek Harpodon nehereus, gulamah Johnias dussumieri, selar Selaroides sp, terubuk Alosa sp, kurau Eleutheronema sp, jenakmerah Lutjanus sp, kelampaimalong Muraenesox sp, gerot Pomadasis sp, manyung Arius sp, talang Chorinemus tala, selangat Dorosoma sp, belo Clupea sp, layur Trichiurus sp, ikan kekek Rhinobatus sp, ikan teri Stelophorus sp, udang 69 rebon Acetes sp, udang putih Metapenaeus sp, udang merah Parapenaeus sp, udang duri Alphases sp, ketamkepiting Potunus sp, cumi-cumi Loligo sp dan kerang Anadara sp.

4.4.6 Kecenderungan jumlah alat penangkapan

Kecenderungan jumlah alat penangkap ikan di Provinsi Riau selama 9 tahun terakhir 1999 –2007 secara umum cenderung mengalami peningkatan. Walaupun pada saat dan setelah terjadi pemisahan Kepulauan Riau jumlah alat penangkap ikan mengalami penurunan, namun setelah itu tahun 2007 mulai mengalami peningkatan kembali. Kecenderungan jumlah alat penangkap ikan di Provinsi Riau dalam kurun waktu 9 tahun terakhir ditunjukkan pada Gambar 11. Gambar 11 Kecenderungan jumlah alat penangkap ikan di Provinsi Riau tahun 2001 – 2007. Jumlah alat penangkap ikan di Provinsi Riau sebagian besar 60 terdapat di wilayah perairan Selat Malaka. Pada tahun 2007 jumlah alat penangkap ikan di perairan ini terdata sebanyak 9.544 unit. Jumlah alat tangkap terbanyak ada di Kabupaten Bengkalis, yakni sebanyak 5.810 unit. Kemudian, untuk jumlah alat penangkap ikan di wilayah perairan Laut Cina Selatan terdata sebanyak 4.509 unit. Pada wilayah perairan ini jumlah alat tangkap terbanyak terdapat di Kabupaten Indragiri Hilir, sebanyak 4.139 unit. Sebaran jumlah alat menurut wilayah perairan dan kabkota di Provinsi Riau disajikan pada Gambar 12. 48959 14053 12694 10835 54761 53399 59583 38336 38776 10000 20000 30000 40000 50000 60000 70000 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 Tahun Ju m lah A lat P en an gk ap an I k an u n it sebelum pemekaran setelah pemekaran 70 Gambar 12 Distribusi jumlah alat penangkap ikan menurut wilayah perairan dan kabupatenkota di Provinsi Riau tahun 2007.

4.4.7 Nelayan