12
digunakan produsen untuk menyalurkan produknya ke konsumen. Beberapa faktor penting yang harus dipertimbangkan bila hendak memilih pola saluran
pemasaran : 1 Pertimbangan pasar, yang meliputi konsumen sasaran akhir, potensial
pembeli, geografi pasar, kebiasaan pembeli dan volume pesanan. 2 Pertimbangan barang meliputi nilai barang permintaan besar dan berat
barang, kerusakan, sifat teknis barang dan apakah barang tersebut memenuhi pesanan atau pasar.
3 Pertimbangan intern perusahaan meliputi sumber permodalan, kemampuan dan pengalaman penyaluran dan pelayanan.
4 Pertimbangan tahunan lembaga perantara meliputi segi kemampuan lembaga perantara dan kesesuaian lembaga perantara dengan kebijakan perusahaan.
2.3 Sistem Perikanan Tangkap
Kesteven 1973 menyatakan bahwa perikanan tangkap merupakan satuan yang bertujuan untuk memanfaatkan sumber daya hayati perairan guna
kesejahteraan manusia melalui usaha penangkapan maupun pengumpulan. Satuan ini terdiri dari dua bagian besar, yaitu sumber daya hayati perairan yang
dimanfaatkan dan sarana prasarana yang digunakan untuk memanfaatkan sumber daya hayati perairan, mengolah dan memasarkan kepada konsumen. Antara kedua
bagian terbesar tersebut terdapat saling ketergantungan dan interaksi yang teratur. Adanya interaksi ini maka perikanan tangkap dapat diidentifikasi sebagai suatu
sistem. Saling terkait dan bersinergi satu sama lain yang pada akhirnya akan memacu kegiatan usaha penangkapan ikan di suatu kawasan perairan. Pada
akhirnya pengembangan usaha penangkapan ikan di suatu kawasan akan mendorong sektor-sektor lain sehingga kesejahteraan masyarakat akan meningkat,
sebagai hasil dari roda ekonomi yang berjalan dengan lancar. Dengan demikian secara makro akan mempengaruhi peningkatan pembangunan ekonomi secara
keseluruhan. Lebih jelasnya disajikan pada Tabel 1. Kesteven 1973 mengemukakan karakteristik khusus dalam sistem
perikanan tangkap yaitu : 1 Invisible : Sumber daya ikan yang tidak terlihat
13
2 Common property : bahwa sumber daya tersebut merupakan milik bersama 3 High risk : usahanya memiliki resiko yang tinggi, dan
4 Highly perishable : produk yang mudah rusakmembusuk.
Tabel 1 Deskripsi sistem perikanan tangkap menurut Kesteven 1973
No SISTEM PERIKANAN TANGKAP
1 SUMBER DAYA HAYATI PERAIRAN
1 Taksonomi 2 Lokasi geografis
3 Lokasi ekologis 4 Kelimpahan dan Penyebaran sumber daya
5 Struktur Populasi sumber daya
2 SATUAN PENANGKAP DAN ARMADA PERIKANAN
1 Jenis satuan penangkap -
Kapal dan alat penangkapan: jenis dan jumlah -
Tenaga kerja: jumlah setiap satuan penangkapan, jumlah keseluruhan, kategori tetap, sambilan, musiman
2 Kapasitas tangkap dari satuan penangkapan dan keseluruhan armada penangkapan
3 Hasil tangkap persatuan upaya catch per unit effort pada setiap jenis satuan penangkap
4 Operasi penangkapan o
Deskripsi operasi penangkapan o
Lamanya trip penangkapan pada setiap jenis alat tangkap dan jumlah trip penangkapan dalam satu musim penangkapan
3 DAERAH PENANGKAPAN IKAN
1 Lokasi penangkapan tiap jenis satuan penangkapan 2 Musim penangkapan
3 PangkalanPelabuhan perikanan tempat pendaratan 4 Peraturan perundang-undang perikanan
4
LEMBAGA USAHA PRODUSEN
1 Organisasi usaha nelayan, koperasi 2 Sistem pengelolaan lembaga usaha nelayan
3 Distribusi hasil tangkap
5 HASIL TANGKAP
1 Produksi, volume, nilai 2 Komposisi jenis ikan, ukuran, umur dan kategori lain
3 Hasil tangkapan persatuan luas daerah penangkapan ikan
6 PENGOLAHAN
1 Lokasi satuan pengolahan, jenisnya, kapasitas dan produksi tiap jenis satuan pengolahan
2 Proses dan produk pengolahan 3 Organisasi dan peralatan industri pengolahan
4 Tenaga kerja
14
Tabel 1 lanjutan
No SISTEM PERIKANAN TANGKAP
7 DISTRIBUSI
1 Fasilitas penyimpanangudang 2 Fasilitas pengangkutan
3 Saluran distribusi 4 Tenaga kerja
8 PEMASARAN
1 Analisis pasar internal -
Analisis supply -
Analisis demand 2 Analisis pasar eksternal
- Analisis supply
-
Analisis demand
9
INFRASTRUKTUR DAN PEMANFAATANNYA
1 Pengangkutan: jalan, kereta api, angkutan udara maupun laut 2 Telekomunikasi
3 Fasilitas air tawar 4 Listrik
10 JASA PRODUKSI INDUSTRI DAN PEMANFAATANNYA
1 Pabrik es 2 Industri penghasil alat-alat pendingin
3 Galangan kapal 4 Industri penghasil alat tangkap
5 Industri penghasil alat-alat pengolahan 6 Ketersediaan suku cafang dan fasilitas perbaikan
7 Asuransi
11 KEUANGAN
1 Permodalan : sumber dan biaya 2 Perbankan
Biaya: operasi penangkapanm asuransi, penyusutan
12
DIAGNOSA
1 Indikator fisik tentang efisiensi operasi penangkapan 2 Evaluasi nutrisi, pemanfaatan hasil tangkap, tingkat konsumsi
3 Penilaian moneter 4 Evaluasi terhadap investasi
5 Anbalisis benefit-cost sosial
Sistem tersebut akan membentuk saling ketergantungan dalam usaha perikanan tangkap atau bisnis perikanan tangkap, dimana sekurang-kurangnya
terdapat 6 subsistem yang sangat menonjol peranannya dalam pengembangan usaha penangkapan ikan di suatu kawasan perikanan laut. Keenam subsistem
tersebut menurut Kesteven 1973 adalah sebagai berikut: 1 Subsistem sarana produksi
2 Subsistem usaha penangkapan
15
3 Subsistem pengolahan hasil tangkapan 4 Subsistem pemasaran
5 Subsistem prasarana 6 Subsistem masyarakat
Keenam sub sistem ini harus secara lengkap tersedia komponennya di suatu kawasan perikanan laut atau minimal dapat dijangkau dari kawasan tersebut
dengan kemampuan yang serasi untuk menjamin aliran informasi dan aliran materinya. Untuk lebih jelasnya berikut ini dijelaskan peranan masing-masing sub
sistem dalam pengembangan usaha penangkapan ikan Kesteven 1973, yaitu :
1 Subsistem sarana produksi
Pada sub sistem ini akan berperan dalam pengadaan dan penyaluran sarana produksi yang diperlukan atau memasok sarana-sarana produksi kedalam usaha
penangkapan ikan antara lain; kapal, alat tangkap, bahan bakar minyak BBM, tenaga kerja, alat-alat bantu penangkapan, penyediaan galangan kapal, pabrik alat
tangkap, serta melakukan pendidikan dan latihan tenaga kerja yang dibutuhkan dalam setiap subsistem dan lain-lain. Keberadaan subsistem ini akan melancarkan
kegiatan usaha penangkapan ikan.
2 Subsistem usaha penangkapan ikan
Dalam sub sistem ini yang sangat menentukan adalah potensi sumber daya ikan yang terdapat dalam suatu perairan. Semakin melimpah suatu sumber daya
ikan berarti semakin menjamin kelangsungan usaha penangkapan. Oleh sebab itu data yang akurat mengenai potensi sumber daya ikan di suatu kawasan perairan
sangatlah penting, termasuk spesies, habitat dan musimnya. Ketersedian data ini akan meningkatkan efisiensi usaha penangkapan yang akan dikembangkan.
Dalam subsistem ini, teknologi penangkapan ikan yang akan digunakan juga sangat menentukan. Teknologi penangkapan ikan yang akan dikembangkan
sangat tergantung jenis sumber daya ikan apa yang tersedia pada suatu kawasan tersebut. Pada akhir-akhir ini tuntutan penggunaan teknologi penangkapan ikan
ramah lingkungan menjadi suatu keharusan. Tujuan penangkapan ikan tidak lagi menangkap ikan sebanyak-banyaknya, tetapi penangkapan yang memperhatikan
kaidah-kaidah konservasi sumber daya hayati laut menjadi suatu kebutuhan.
16
3 Subsistem pengolahan hasil tangkapan
Hasil tangkapan yang diperoleh tentu tidak semua dapat langsung dikonsumsi, karena konsumen berada di beberapa tempat. Untuk menjamin mutu
hasil tangkapan ikan yang didaratkan maka perlu ada pengolahan, disini termasuk penanganan handling, processing dan packaging. Pengembangan produk
olahan yang kompetitif bekualitas standar sehingga dapat menarik konsumen.
4 Subsistem pemasaran
Dalam subsistem ini akan melakukan distribusi, penjualan pada berbagai segmen pasar. Kalau dapat hasil tangkapan bukan hanya untuk kebutuhan
domestik tetapi juga dapat memiliki akses ke pasar internasional. Oleh sebab itu informasi pasar sangat penting, selanjutnya dilakukan promosi pasar. Oleh sebab
itu pengembangan pemasaran diawali dengan introduksi sistem pemasaran ikan segar, sehingga mendorong pengembangan ekspor ke luar negeri. Dengan
demikian akan terkait dengan pembangunan beberapa sarana seperti cool room dan pabrik-pabrik es skala kecil di pasar-pasar umum serta di pelabuhan
perikanan.
5 Subsistem prasarana
Prasarana merupakan salah satu subsistem yang memegang peranan penting dalam pengembangan usaha penangkapan ikan dalam suatu kawasan perairan laut.
Bebarapa prasarana yang penting artinya dalam memajukan usaha penangkapan adalah pelabuhan, pabrik es, penyediaan air bersih dan bahan bakar minyak.
Pelabuhan perikanan berfungsi
sebagai sarana penunjang untuk meningkatkan produksi perikanan. Fungsi tersebut meliputi berbagai macam
aspek yakni sebagai pusat pengembangan masyarakat nelayan, tempat berlabuh kapal perikanan, tempat pendaratan hasil tangkapan, tempat untuk memperlancar
kegiatan-kegiatan kapal perikanan, pusat pemasaran dan distribusi hasil tangkapan, serta pusat pelaksanan penyuluhan dan pengumpulan data.
Penyediaan fasilitas pelabuhan perikanan harus disesuaikan dengan tingkat kemajuan perikanan pada kawasan perairan laut yang bersangkutan.
Pembangunan pelabuhan perikanan di wilayah yang sudah berkembang, pemerintah cukup hanya melengkapi dengan fasilitas pokok dan beberapa fasilitas
tambahan yang sangat diperlukan saja, sedangkan fasilitas fungsional diserahkan
17
kepada pihak swasta karena dapat dioperasionalkan secara komersial. Pembangunan pelabuhan perikanan di wilayah yang belum berkembang tetapi
memiliki sumber daya perikanan yang sangat potensial maka sebagai daya tarik investor perlu dibangun pelabuhan perikanan secara integrated yaitu menyediakan
seluruh fasilitas baik fasilitas pokok, fasilitas fungsional maupun fasilitas tambahan kemudian di kaitkan dengan industri perikanan.
Prasarana ini akan memberikan dampak terhadap perkembangan usaha perikanan, karena pelabuhan perikanan akan mampu membantu usaha nelayan,
pedagang ikan, pengolah hasil-hasil perikanan, pengusaha perikanan pada umumnya, untuk meningkatkan pendapatannya disatu pihak dan menghemat
biaya usaha dipihak lain. Disamping itu sebagai penunjang pelaksanaan fungsi- fungsi pemerintahan, pelabuahan perikanan di satu pihak lebih bersifat sebagai
prasarana sosial yang memungkinkan terselenggaranya pembinaan nelayan serta penyuluhan terhadap masyarakat perikanan, sedangkan di pihak lain pelabuhan
perikanan merupakan terminal di mana fungsi-fungsi pengaturan dibidang perikanan dapat dilaksanakan dan ditegakkan.
6 Subsistem masyarakat
Dalam subsistem ini masyarakat sebagai konsumen dari hasil tangkapan, pemilik modal, pengguna teknologi dan salah satu unsur pembina dalam sistem
secara keseluruhan. Sebagai pemilik modal masyarakat akan membangun dan membuat sarana-sarana produksi yang dibutuhkan.
Keenam komponen atau subsistem tersebut di atas saling terkait dan bersinergi satu sama lain yang pada akhirnya akan memacu kegiatan usaha
penangkapan ikan disuatu kawasan perairan. Pada akhirnya pengembangan usaha penangkapan ikan di suatu kawasan akan mendorong sektor-sektor lain sehingga
kesejahteraan masyarakat akan meningkat, sebagai hasil dari roda ekonomi yang berjalan dengan lancar. Dengan demikian secara makro akan mempengaruhi
peningkatan pembangunan ekonomi secara keseluruhan. Secara diagramatis dan
kaitan-kaitannya dengan subsistem lainnya dapat dilihat pada Gambar 2.
18
Gambar 2 Hubungan
komponen-komponen dalam
suatu kompleks
penangkapan ikan Monintja 2001 modifikasi dari Kesteven 1973. Proses produksi penangkapan ikan di dalamnya terdapat komponen-
komponen yang kompleks demi keberhasilan diantaranya perlu dilakukan analisis terhadap beberapa aspek penting diantaranya adalah sebagai berikut Monintja
2001 :
1 Analisis aspek pemasaran meliputi :
1 Demand masa kini dan lampau trend volume penjualan, harga dan pembeli
2 Permintaan dan harga dimasa datang pertumbuhan penduduk, pertumbuhan pendapatan, elastisitas pendapatan dan komunitas
substitusi 3 Persaingan pasar lokal, nasional dan internasional
4 Rencana kebijakan pemasaran
MASYARAKAT
Konsumen Modal
Teknologi Pembinaan
SARANA PRODUKSI
Galangan kapal Pabrik alat
Diklat Tenaga Kerja
PROSES PRODUKSI UNIT PENANGKAPAN
Kapal Alat
Nelayan
ASPEK LEGAL
sistem informasi
UNIT SUMBER DAYA
Species Habitat
Musimlingkungan fisik
PRASARANA PELABUHAN
EKSPOR
Transportasi Devisa
UNIT PEMASARAN
Distribusi Penjualan
Segmen pasar
UNIT PENGOLAHAN
Handling Processing
Packaging Membangun
Membuat Menyelenggarakan
membayar
menangkap
hasil tangkapan didaratkan
diolah
produk dijual oleh dijual
domestik
19
2 Analisis sumber daya ikan SDI meliputi :
1 Deskripsi daerah penangkapan ikan 2 Estimasi hasil tangkapan maksimum lestari MSY
3 Hasil tangkapan spesies terkait selama 5 tahun sampai 10 tahun terakhir
4 Kecenderungan catch per unit effort 5 Distribusi sebaran ikan menurut daerah penangkapan dan musim
6 Mobilitas ikan ruaya dan migrasi 7 Karakteristik komersial dari ikan ukuran
8 Proyeksi hasil tangkapan tahunan dari proyek 9 Peluang pengembangan produksi
3 Analisis aspek teknis menyangkut operasi penangkapan ikan :
1 Kapal penangkapan ikan 2 Alat penangkapan ikan
3 Tenaga kerja nelayan 4 Bahan untuk operasi penangkapan
5 Kondisi lingkungan fisik daerah penangkapan 6 Pola operasi lama 1 trip, hari navigasi, hari operasi, hari
daratpelabuhan, hari dok, jumlah trip per tahun, variasi daerah penangkapan dan variasi musim
7 Hasil tangkapan komponen spesies, ukuran, kualitas, HT per hari, HT per trip, HT per tahun
8 Penanganan hasil tangkapan di kapal 9 Pengangkutan hasil tangkapan ke pelabuhan
10 Fasilitas pendaratan ikan
4 Aspek organisasi dan manajemen meliputi :
1 Aspek legal perusahaan 2 Aspek legal proyek
3 Struktur organisasi yang ada 4 Rencana struktur organisasi proyek
5 Kaitan dengan perusahaan, instansi dan lembaga lain 6 Struktur manajemen per komponen
20
7 Uraian tugas setiap personel 8 Uraian tanggung jawab dan kewenangan
9 Pendapatan dan insentif karyawan personel armada penangkapan ikan 10 Fasilitas dan kemudahan untuk para karyawan
11 Kualifikasi dan pengalaman personel yang ada 12 Kualifikasi dan sumber personel yang akan direkrut.
5 Analisis kepekaan
1 Penurunan produksi 5 – 25 tergantung pada pola musim ikan,
kondisi fisik daerah penangkapan dan CPUE 2 Penurunan harga produk trend harga runtun tahun
Charles 2001, mengemukakan bahwa karateristik sistem perikanan dapat dibedakan dengan berbagai macam cara, yaitu :
1 Berdasarkan lingkup tata ruang, yang berhubungan dengan ukuran, kondisi
geografis dan administratif, misalnya perikanan pantai, perikanan dengan batas provinsi atau negara dan organisasi perikanan regional atau antar
negara. 2
Berdasarkan skala usaha, dibedakan perikanan skala kecil dan skala besar, bergantung pada teknologi, daerah penangkapan dan tujuan berproduksi.
3 Berdasarkan letak geografis, daerah tropis dan sub tropis
4 Berdasarkan ekosistem, seperti daerah upwelling, estuaria, terumbu karang
5 berdasarkan lingkungan fisik perairan, yaitu dasar perairan berkarang, teluk
dan danau. 6
Berdasarkan kondisi alam dan tingkah laku pengguna sumber daya, apakah terorganisir atau tidak terorganisir, multi tujuan atau spesialisasi.
7 Berdasarkan lingkungan sosial ekonomi, seperti desa atau kota, daerah
tertinggal atau maju, miskin atau sejahtera, ti8ngkat keterlibatan masyarakat dan lain-lain.
2.4 Unit Penangkapan Ikan