70
Gambar 12 Distribusi jumlah alat penangkap ikan menurut wilayah perairan dan kabupatenkota di Provinsi Riau tahun 2007.
4.4.7 Nelayan
Usaha perikanan tangkap di Provinsi Riau umumnya dilakukan secara perorangan dan masih didominasi sekitar 90
oleh skala usaha kecil dengan armada berukuran 5 GT ke bawah. Kebanyakan nelayan di provinsi ini berstatus
sebagai nelayan penuh dan mereka bekerja umumnya berdasarkan pengalaman turun-menurun. Jumlah nelayan di Provinsi Riau pada tahun 2007 tercatat
sebanyak 31.385 nelayan dengan rincian berdasarkan skala usahanya yaitu tanpa perahu sebanyak 1176 orang 3,7, perahu tanpa motor sebanyak 7950 orang
25,3, motor tempel sebanyak 806 orang 2,6 dan kapal motor dengan ukuran kapal 0-5 GT sebanyak 18.090 orang 57,6, ukuran kapal 5-10 GT
sebanyak 1998 orang 6,7, ukuran kapal 10-20 GT sebanyak 987orang 3,1, ukuran kapal 20-30 GT sebanyak 42 orang 0,1 dan ukuran kapal 30-50 GT
sebanyak 336 orang 1,1 DPK Provinsi Riau 2007. Berdasarkan hasil survei, diperoleh hasil bahwa rataan tingkat pendidikan
nelayan di Provinsi Riau sebagian besar 48 adalah tamat SLTP. Hal ini secara umum dapat mencerminkan bahwa tingkat pendidikan nelayan di provinsi ini
sudah cukup baik, sehingga akan relatif cepat untuk menerima pengetahuan dan introduksi teknologi yang lebih maju. Selain itu, hasil survei tersebut juga
Dumai 4
Siak 2
Pelalawan 3
Rokan Hilir 20
Bengkalis 42
Indragiri Hilir 29
P erairan S elat Malaka : K abupaten S iak
K otamady a Dumai K abupaten B engkalis
K abupaten R okan Hilir
P erairan L aut C ina S elatan : K abupaten Indragiri Hilir
K abupaten P elalawan
L a u t C in a S e la ta n 32 S e la t Ma la ka 68
71
menyatakan bahwa rata-rata tingkat pendapatan nelayan di Provinsi Riau ini pada tahun 2007 sebesar Rp 2 juta per bulan. Tingkat pendapatan ini sudah relatif lebih
baik dibandingkan dengan pendapatan nelayan beberapa daerah di Indonesia lainnya.
Kecenderungan jumlah nelayan di Provinsi Riau selama 9 tahun terakhir 1999
– 2007 secara umum berfluktuasi dengan jumlah terbanyak terjadi pada tahun 2003 sebesar 46.600 nelayan dan paling sedikit terjadi pada tahun 2005
sebesar 10.674 RTP. Akibat dampak pemekaran Kepulauan Riau di Bulan Juli 2004, maka pada tahun 2005 terjadi penurunan jumlah nelayan secara drastis,
yakni sekitar 20,7. Namun demikian, pada tahun 2007 jumlah nelayan Provinsi Riau mulai berangsur bertambah, walaupun jumlah pertambahannya masih relatif
terbatas 1,1. Kecenderungan jumlah nelayan di Povinsi Riau dalam kurun waktu 9 tahun terakhir 1999-2007 ditunjukkan pada Gambar 13.
Perhitungan sederhana dengan menggunakan asumsi hari kerja nelayan 200 haritahun, maka dapat diestimasi bahwa pada tahun 2007 setiap nelayan di
provinsi ini rata-rata memperoleh hasil tangkapan sebanyak 3,3 kghari. Kecenderungan tingkat produktivitas nelayan Riau selama tahun 1999-2007 dapat
dilihat pada Gambar 14.
Gambar 13 Kecenderungan jumlah nelayan Provinsi Riau tahun 1999-2007.
104431 112599
128351 144151
157593 142565
29582 30490
31385
20000 40000
60000 80000
100000 120000
140000 160000
180000
1999 2000
2001 2002
2003 2004
2005 2006
2007
Tahun J
u m
la h
N e
la y
a n
o ra
n g
Sebelum pemekaran Setelah pemekaran
72
Gambar 14 Kecenderungan rataan nilai produktivitas nelayan di Provinsi Riau tahun 1999
– 2007.
4.5 Perikanan Tangkap di Perairan Selat Malaka Kabupaten Bengkalis