Pengertian konflik Faktor-faktor pendorong terjadinya konflik

25 1 Nelayan penuh, yaitu nelayan yang seluruh waktu kerjanya digunakan untuk melakukan pekerjaan operasi penangkapan ikanbinatang air lainnya. 2 Nelayan sambilan, yaitu nelayan yang sebagian besar waktu kerjanya digunakan untuk melakukan pekerjaan operasi penangkapan ikanbinatang air lainnya. 3 Nelayan sambilan tambahan, nelayan yang sebagian kecil waktunya digunakan untuk melakukan pekerjaan penangkapan ikanbinatang air lainnya. Profil nelayan tradisional walaupun pada umumnya cukup terampil menggunakan peralatan yang dimilikinya dengan sarana penangkapan ikan dan kemampuan yang sangat terbatas dan seringkali sulit untuk ditingkatkan ke arah yang lebih modern. Posisi ekonomi nelayan yang sangat rendah diakibatkan karena modal terbatas, produktivitas yang rendah dengan hasil tangkapan ikan yang tidak menentu sebagai akibat pengaruh musim, juga dengan jaminan pemasaran ikan yang tidak menentu karena masih terdapatnya berbagai kendala dalam penentuan harga jual pada tingkat nelayan. Hal lain yang juga menarik adalah kondisi psikologis dan sosologis masyarakat nelayan, umumnya berada dalam lingkungan hidup sosial yang cenderung tidak memikirkan hari depannya, dan karenanya kurang kesadaran untuk menyimpan sebagian pendapatan yang diperolehnya terutama pada saat musim ikan DJPT –DKP 2003.

2.5 Analisis Konflik

2.5.1 Pengertian konflik

Keberadaan sumber daya alam sebagai suatu sistem tidak terlepas dari satu faktor penting yaitu ruang tempat sistem sumber daya alam tersebut bekerja. Karena ruang merupakan sumber daya yang tak terbatas maka perbedaan kepentingan conflict interests akan banyak dijumpai dalam ruang tempat manusia hidup Gunawan 2002. Selanjutnya dikatakan bahwa pengertian konflik sendiri harus dipahami sebagai suatu kondisi negatif yang terjadi karena adanya paling tidak satu kepentingan yang tidak terpenuhi di dalam bentang ruang yang menjadi perhatian kita. Pengertian konflik dalam pemanfaatan sumber daya alam, biasanya dikaitkan dengan ketidak-setaraan distribusi akses terhadap sumber daya dari berbagai pengguna 26 Gorre 1999. Terminologi konflik sendiri membawa pengertian dasar adanya perbedaan persepsi tentang kondisi ideal yang diinginkan oleh lebih dari satu pihak. Gunawan 2002 menyatakan bahwa konflik adalah suatu hal yang terjadi saat dua orang atau lebih berinteraksi dalam suatu peristiwa atau keadaan yang sama namun mereka melihat peristiwakeadaan ini secara berbeda. Fisher et al. 2000, menyatakan bahwa konflik merupakan hubungan antara dua pihak atau lebih individu atau kelompok yang memiliki, atau yang merasa memiliki sasaran-sasaran yang tidak sejalan. Konflik timbul karena ketidakseimbangan antara hubungan-hubungan, antar pribadi hingga tingkat kelompok, organisasi, masyarakat dan negara. Konflik dapat terjadi pada semua bentuk hubungan manusia sosial, ekonomi dan kekuasaan dan mengalami pertumbuhan dan perubahan. Konflik dapat timbul berdasarkan perikatan ataupun di luar perikatan. Konflik yang berasal dari perikatan timbul apabila salah satu pihak dalam perjanjian melakukan wanprestasimengingkari isi perjanjian.

2.5.2 Faktor-faktor pendorong terjadinya konflik

Fisher et al. 2000 membagi faktor penyebab konflik kedalam enam faktor utama, sebagai berikut: 1 konflik disebabkan oleh polarisasi yang terus terjadi, ketidakpercayaan dan permusuhan di antara kelompok yang berbeda dalam suatu masyarakat; 2 konflik disebabkan oleh posisi-posisi yang tidak selaras dan perbedaan pandangan tentang konflik oleh pihak-pihak yang mengalami konflik; 3 konflik yang disebabkan oleh kebutuhan dasar manusia fisik, mental, dan sosial yang tidak terpenuhi atau dihalangi; 4 konflik disebabkan identitas terancam, yang sering berakar pada hilangnya sesuatu atau penderitaan di masa lalu yang tidak diselesaikan; 5 konflik disebabkan oleh ketidakcocokan dalam cara-cara komunikasi di antara berbagai budaya yang berbeda; dan 6 konflik disebabkan oleh masalah-masalah ketidaksetaraan dan ketidakadilan yang muncul sebagai masalah-masalah sosial, budaya dan ekonomi. Moore 1990 yang diacu Firdaus 2005, membagi lima kategori yang menjadi faktor-faktor pendorong terjadinya konflik yaitu: 1 Relationship problems, yang terdiri dari: 1 Strong emotions; kecenderungan tingginya emosi yang dimiliki oleh masing-masing pihak; 2 Misperceptions or stereotypes; adanya ketidak sesuaian persepsi diantara 27 para pihak atau sudah adanya prasangka-prasangka berdasarkan stereotype; 3 Poor communication or miscommunication; hubungan komunikasi yang tidak komunikatif dalam arti tidak fokus dan tidak mudah dimengerti atau dipahami; 4 Repetitive negative behaviour; tingkah laku negatif yang dilakukan para pihak secara berulangkali. 2 Data problems, yang terdiri atas: 1 Lack of information or misinformation; sedikit atau bahkan tidak dimilikinya data atau informasi yang cukup dan akurat dari para pihak; 2 Different views on what is relevant; adanya perbedaan pemahaman dan pandangan atas suatu yang dianggap relevan atau tidak relevan untuk dikaitkan dalam suatu permasalahan; 3 Different interprestations of data; adanya perbedaan dalam menafsirkan informasi yang dimiliki oleh para pihak; 4 Different assessment procedures; digunakannya prosedur atau tata cara yang berbeda didalam pemilihan atau pengambilan datainformasi. 3 Interest conflict, dalam hal ini menurut Moore dapat juga digunakan pendekatan triangle of satisfaction, terdiri dari: 1 Perceived or actual competition over substantive content interest; adanya perasaan atau persaingan diantara para pihak dalam kepentingan yang bersifat subtansi; 2 Procedure interest; kepentingan-kepentingan yang lebih bersifat prosedur atau tata cara; 3 Psychological interest; kepentingan-kepentingan yang lebih bersifat psikologis. 4 Structural prablems, terdiri dari: 1 Destructive patterns of behaviour or interaction; adanya pola-pola perilaku yang cenderung bersifat negatif atau bahkan bersifat destruktif; 2 Unequal control, ownership, or distribution of resources; ketidak seimbangan dalam kontrol, kepemilikan atau pembagian sumber daya yang ada; 3 Unequal power and authority; ketidak seimbangan kekuatan dan wewenang; 4 Geographical, physical or enveronmental factor that hinder cooperation; faktor-faktor yang menghambat kerjasama para pihak dalam mengefektifkan proses perundingan, seperti masalah geografis, fisik ataupun lingkungan; 5 Time constrain; adanya keterbatasan waktu. 5 Value problems, yang terdiri atas; 1 Different criteria for evaluating ideas or behaviour; adaya perbedaan kriteria dalam melakukan evaluasi ide-ide atau perilaku diantra para pihak; 2 Exlusive intrinsically valuable goals; adanya tujuan ekslusifkhusus yang hanya dipahami oleh pihak yang bersangkutan; 28 3 Different ways of life, ideology, or religion; adanya perbedaan pandangan hidup, idiologi ataupun agamakepercayaan diantara para pihak.

2.5.3 Jenis-jenis konflik nelayan