Alat penangkapan ikan Hasil dan Pembahasan

51 Gambar 10 Kecenderungan rataan tingkat produktivitas armada perikanan tangkap di Provinsi Riau tahun 1999-2007.

4.4.4 Alat penangkapan ikan

Jumlah alat penangkapan ikan di Provinsi Riau pada tahun 2007 terdata sebanyak 14.053 unit yang terdiri dari 27 jenis alat tangkap. Jenis alat penangkap ikan yang paling dominan digunakan oleh para nelayan di provinsi ini adalah pukat tarik 567 unit 4, jaring insang hanyut 4.258 unit 30,3, trammel net 747 unit 5,3, serok 520 unit 3,7, rawai tetap 632 unit 4,5, belat pantai 739 unit 5,3 dan bubuperangkap 3078 unit 21,9. Dari gambaran diatas dapat dinyatakan bahwa mayoritas 30,3 nelayan Provinsi Riau masih menggunakan alat tangkap jaring insang hanyut atau drift gillnet dan bubuperangkap, secara umum masih tergolong ke dalam alat penangkap ikan dengan teknologi yang sederhana DPK Provinsi Riau 2007. Dilihat dari konstruksi, jenis bahan dan ukuran yang digunakan terdapat perbedaan pada masing-masing alat tangkap tersebut Lampiran 1-4. 1 Jaring insang hanyut Drift gillnet Jaring yang digunakan nelayan Perairan Selat Malaka Kabupaten Bengkalis dan Perairan Laut Cina Selatan Kabupaten Indragiri Hilir adalah jaring insang hanyut drift gillnet yang berbentuk empat persegi panjang. Pemberian nama jaring di daerah ini adalah berdasarkan jenis bahan yang digunakan seperti jaring tangsi, jaring nilon dan ada berdasarkan jenis ikan yang menjadi tujuan penangkapan seperti jaring bawal, jaring tenggiri, jaring senangin dan jaring Perkembangan Produktivitas Armada Perikanan Tangkap Laut di Provinsi Riau Tahun 1999-2007 8,87 9,23 9,38 7,96 9,57 8,99 8,68 8,37 7,35 2 4 6 8 10 12 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 Pr od uk tiv ita s A rm ad a to n un it ta hu n Sebelum pemekaran Setelah pemekaran 52 kurau. Secara umum, seluruh jenis jaring kecuali jaring kurau memiliki ukuran panjang dan lebar yang tidak jauh berbeda, di mana panjang satu piecekeping berkisar antara 40 –50 m dan lebar 3–5 m. Satu unit jaring berjumlah 4–100 piecekeping, harga per piece berkisar antara Rp 400.000 – Rp 500.000, umur ekonomisnya lebih kurang 3 tahun. Konstruksi jaring insang hanyut terdiri dari, tubuh jaring webbing, tali ris atas, peluntang, tali pelampung, pelampung, pelampung tanda, bendera tanda, lampu kelap-kelip, tali ris bawah dan pemberat. Tubuh jaring terbuat dari bahan polyamide PA monofilament berwarna bening berdiameter 0,30 –0,50 mm atau polyethilene PE multifilamen berwarna biru, hijau atau coklat nomor 30 atau 42. Ukuran mata jaring berkitar 1 – 4 inci, dengan jenis simpul trawler knot. Tali ris atas dan tali ris bawah terdiri dari dua lapis terbuat dari nilon polyetilene PE berdiameter 4-5 mm. Peluntang atau pantau terbuat dari bahan polyvinylchloride PVC type silinder berdiameter 10 cm dan panjang 23 cm. Dalam satu piece banyak peluntang berkisar antara 20-50 buah yang diikatkan pada tali ris atas. Tali pelampung terbuat dari bahan polyetilene PE berdiameter sekitar 6 mm yang panjangnya sesuai dengan posisi jaring dalam perairan. Pelampung terbuat dari bahan polypropyline PP berdiameter sekitar 2,5 cm dan panjang sekitar 8,5 cm. Pelampung umumnya berwarna putih dalam satu piece berjumlah sekitar 20. Pemberat terbuat dari timah berbentuk lingkaran berdiameter 10 cm dengan berat sekitar 100 grambuah, jumlah dalam satu piece sebanyak 10 –15 buah. Daerah penangkapan jaring berada di sekitar perairan selat, perairan pinggir pantai, dan lepas pantai Selat Malaka. Penangkapan di perairan selat dan pinggir pantai merupakan penangkapan harian yang pengoperasian alat tangkap umumnya dilakukan pada waktu siang hari yakni berangkat subuh dan kembali sore. Penangkapan di perairan lepas pantai merupakan penangkapan yang dilakukan siang dan malam hari selama 4 sampai 10 haritrip dan setelah itu kembali ke pantai. Jaring dapat dioperasikan selama kurang lebih sembilan bulan dalam setahun dan selama 18 –21 hari dalam satu bulan. Pengoperasiannya menggunakan perahu dayung atau perahukapal motor. Perahukapal motor menggunakan mesin diesel merek Yanmar atau Dompeng. Perahu dayung, perahukapal motor dan mesin memiliki ketahanan kurang lebih 10 tahun. Harga satu unit perahu dayung 53 kurang lebih Rp 1.000.000, perahukapal motor kurang lebih Rp 25.000.000,- dan mesin Rp 15.000.000,-. Jenis tangkapan jaring antara lain adalah ikan senangin, tenggiri, bawal hitam, bawal putih, parang-parang, nomeilomek, biang, kurisi, gulamah, tetengkek, belanak, terubuk, selar, kembung dan ikan lainnya. 2 Jaring kurau Bottom drift gillnet Jaring kurau memiliki konstruksi yang sama dengan jaring insang, namun karena tujuan penangkapannya adalah untuk menangkap jenis ikan dasar terutama ikan kurau, maka jaring ini disebut juga jaring dasar bottom gillnet. Di daerah Kabupaten Bengkalis Kabupaten Indragiri Hilir jaring kurau disebut juga dengan nama jaring batu. Konstruksi jaring kurau terdiri dari, tubuh jaring webbing, tali ris atas, peluntang, tali pelampung, pelampung, pelampung tanda, bendera tanda, lampu kelap-kelip, tali ris bawah dan pemberat. Tubuh jaring terbuat dari bahan polyetilene PE multifilamen nomor 30, 42 dan 48 berwarna biru, hijau, kuning atau merah. Panjang tubuh jaring perkeping sekitar 20 –30 m, lebar 5–6 m dan ukuran mata jaring sekitar 4,5 –8 inci dengan jenis simpul trawler knot. Satu unit jaring berjumlah 30 –100 piecekeping dengan hargapiece berkisar Rp 750.000 – Rp 1.000.000,- dan umur ekonomis 3 tahun. Tali ris atas dan tali ris bawah terdiri dari dua lapis terbuat dari nilon polyetilen PE berdiameter 4-5 mm. Peluntang atau pantau terbuat dari bahan polyvinylchlor PVC type selinder berdiameter 10 cm dan panjang 23 cm. Dalam satu piece banyak peluntang 40 buah yang diikatkan pada tali ris atas. Tali pelampung terbuat dari bahan polyetilene PE berdiameter sekitar 6 mm yang panjangnya sekitar 30 m. Pelampung terbuat dari bahan polypropyline PP berdiameter sekitar 2,5 cm dan panjang sekitar 8,5 cm. Pelampung umumnya berwarna putih dalam 4-5 piece terdapat 1 buah. Pemberat terbuat dari semen berbentuk lempengan berdiameter 20 cm, tebal 2,5 cm dengan berat sekitar 1kgbuah, dalam setiap piece memiliki 7 –8 buah pemberat. Alat tangkap jaring kurau dapat dioperasikan selama kurang lebih sembilan bulan dalam setahun dan selama 18 –20 hari dalam satu bulan. Daerah penangkapan jaring kurau di sekitar perairan lepas pantai Selat Malaka dengan menggunakan perahukapal motor. Perahukapal motor menggunakan mesin diesel merek Yanmar, Mitsubishi atau Dompeng. Perahukapal motor dan mesin 54 memiliki ketahanan kurang lebih 10 tahun. Harga satu unit perahukapal motor kurang lebih Rp 40.000.000,- dan mesin Rp 30.000.000,-. Jenis hasil tangkapan jaring kurau adalah ikan senangin, kurau, sebelah, manyung, gerot, kerapu, kakap, cucut dan ikan lainnya. 3 Jaring udang Trammel net Konstruksi jaring udang tidak jauh berbeda dengan alat tangkap jaring insang yaitu terdiri dari tubuh jaring webbing, tali ris atas, peluntang, tali pelampung, pelampung, pelampung tanda, bendera tanda, tali ris bawah dan pemberat. Tubuh jaring terdiri dari 3 lapis, lapisan tengah inner net dan dua lapisan luar outer net. Ukuran mata jaring lapisan tengah tiap piecekeping berbeda yakni 1,25 inci, 1,5 inci, 1,75 inci dan 2 inci atau tergantung kepada besar udang yang menjadi tujuan penangkapan. Sedangkan ukuran mata jaring lapisan luar berkisar antara 5 –10 inci. Satu unit jaring udang berjumlah 5 –10 piece atau keping, panjang satu piece sekitar 30-35 m dan lebar 2 m, dengan hargapiece sekitar kurang lebih Rp 500.000,- dan umur ekonomis 3 tahun. Bahan terbuat dari nilon monofilamen berwarna bening, dengan nomor benang 210 D2 untuk inner net dan 210 D6 untuk outer net. Ketiga lapisan jaring tersebut diperkuat salvage atas dan salvage bawah yang fungsinya untuk mengokohkan tubuh jaring. Salvage terbuat dari bahan kuralon dengan ukuran mata jaring sekitar 1,75 inci. Jumlah mata arah ke bawah lebar untuk salvage bagian atas satu mata dan salvage bagian bawah tiga mata. Daerah penangkapan jaring di sekitar perairan selat dan perairan pinggir pantai dengan menggunakan perahu dayung atau perahu motor. Perahu motor menggunakan mesin diesel merek Yanmar atau Dompeng. Perahu dayung, perahu motor dan mesin memiliki ketahanan kurang lebih 10 tahun. Harga satu unit perahu dayung kurang lebih Rp 1.000.000,- perahukapal motor kurang lebih Rp 5.000.000,- dan mesin Rp 3.500.000,-. Penangkapan jaring udang dalam satu tahun dapat dilakukan selama kurang lebih sembilan bulan dan dalam satu bulan selama 18 –21 hari. Jenis hasil tangkapannya adalah udang, putih, udang merah, cumi-cumi, kepiting, ikan senangin, parang-parang, gulamah, dan ikan lainnya. 55 4 Rawai tetap Set longline Alat tangkap rawai yang digunakan nelayan Kabupaten Bengkalis dan Kabupaten Indragiri Hilir adalah rawai tetap set longline. Alat tangkap ini terdiri dari tali utama main line, tali cabang branch line, mata pancing, tali pelampung, pelampung, bendera, lampu kelap-kelip, tali pemberat, pemberat, tali jangkar dan jangkar. Tali utama terbuat dari bahan polyethylene PE multifilamen berdiameter 0,5 –1 cm dan panjang 400–600 m. Tali cabang terbuat dari bahan polyamide PA monofilamen berdiameter 1 mm dan panjang kurang lebih 1 m. Tali cabang ini adalah untuk mengikat mata pancing, di mana dalam satu basketbakul berjumlah 200-250 helai. Mata pancing terbuat dari bahan besi baja berukuran 5, 6, 7 atau 8. Tali pelampung, tali pemberat dan tali jangkar terbuat dari bahan polyethylene PE multifilamen berdiameter 0,5 cm dengan panjang sekitar 1 m. Pelampung berwarna putih terbuat dari bahan plastik berbentuk silinder berdiameter 20 cm dan panjang 50 cm. Pemberat dari bahan semen atau karang berbentuk bulat dengan berat 500 gr dan berjumlah sekitar 100 buahbasket. Jangkar terbuat dari bahan besi dan kayu yang memiliki mata kait berukuran 7 cm dan gando berukuran 35 cm. Pada tengah gando diberi pemberat seberat kurang lebih 250 gram. Satu unit rawai berjumlah 2 –30 basketbakul, hargabasket sekitar Rp 750.000,-, dengan ketahanan alat sekitar 3 tahun. Alat tangkap rawai dioperasikan di sekitar perairan selat, perairan pantai dan lepas pantai dengan menggunakan perahu dayung atau perahukapal motor. Perahukapal motor menggunakan mesin diesel merek Yanmar atau Dompeng. Perahu dayung, perahukapal motor dan mesin memiliki ketahanan kurang lebih 10 tahun. Harga satu unit perahu dayung kurang lebih Rp 1.000.000,- perahukapal motor kurang lebih Rp 10.000.000,- dan mesin Rp 7.500.000,-. Pengoperasian penangkapan rawai dalam satu tahun selama kurang lebih sembilan bulan dan dalam satu bulan selama 18 –21 hari. Jenis hasil tangkapan rawai antara lain adalah ikan kurau, gerot, malung, duri, pari, sembilang, merah, kerapu, lencam, kakap dan cucut. 56 5 Gombang stow nets Gombang adalah alat penangkapan ikan dan udang bersifat statis yang dipasang semi parmanen yang menentang arus perairan arus pasang dan surut. Konstruksi alat penangkapan gombang atau stow nets terdiri dari jaring gombang, tali ris atas dan tali ris bawah, tali pelampung, tali pemberat, pelampung dan pemberat. Panjang jaring gombang sekitar 25 m yang terdiri dari bagian sayap 13 m, mulut 7 m, tubuh 13 m dan kantong 2 m. Bahan gombang terbuat dari polyethyline PE multifilamen berwarna hijau. Pada bagian sayap, mulut dan tubuh dirajut dengan jenis simpul double english knot dan pada bagian kantong dirajut dengan jenis simpul woven knot. Ukuran mesh size pada bagain sayap 150 mm, bagian mulut 95 mm, bagian tubuh terdiri dari 4 bagaian yaitu 45 mm, 30 mm, 25 mm dan 20 mm serta bagian kantong 5 mm. Tali ris atas dan tali ris bawah terbuat dari bahan polyethyline PE multifilamen berdiameter 15 mm. Tali pelampung dan tali pemberat terbuat dari bahan polyethyline PE berdiameter 6 mm yang panjangnya disesuaikan dengan kedalaman. Pelampung yang digunakan dalam satu kantong jaring sebanyak 3 –5 buah, 1 buah diikatkan pada bagian tengah mulut tali ris atas dan dua buah diikatkan pada ujung kiri kanan sayap. Pelampung ini terbuat dari bahan polyethyline PE yang memiliki panjang 15 cm, lebar 50 cm dan tinggi 60 cm. Pemberat terbuat dari bahan semen atau batu yang mempunyai 5-7 kg. Pemberat ini berjumlah 1 buahkantong yang diikatkan pada bagian tengah mulut tali ris bawah. Satu unit gombang berjumlah 2-20 kantong, hargakantong sekitar Rp 1.000.000,- dengan ketahanan alat kurang lebih 3 tahun. Daerah penangkapan gombang di sekitar perairan selat dan perairan pinggir pantai pada kedalaman kurang lebih 10 meter. Penangkapan dilakukan pada waktu arus pasang dan surut siang dan malam hari, sedangkan pengambilan hasil tangkapan dilakukan ketika kecepatan arus pasang atau surut mulai melemah. Pengoperasian alat pengambilan hasil tangkapan menggunakan perahu dayung atau perahukapal motor. Perahukapal motor menggunakan mesin diesel merek Yanmar atau Dompeng. Perahu dayung, perahukapal motor dan mesin memiliki ketahanan kurang lebih 10 tahun. Harga satu unit perahu dayung kurang lebih Rp 1.000.000,- perahukapal motor kurang lebih Rp 10.000.000,- dan mesin Rp 57 7.500.000,-. Alat tangkap gombang dapat dioperasikan selama kurang lebih sembilan bulan dalam setahun dan dalam satu bulan selama 20 –21 hari yang dibagi dalam dua tripperiode. Periode pertama mulai 11 sampai 21 hari bulan dan periode kedua 26 sampai 6 hari bulan. Jenis hasil tangkapan gombang antara lain ikan teri, tenggiri, bawal hitam, bawal putih, parang-parang, nomei, biang, gulamah, tetengkek, belanak, terubuk, layur, selar, pari, udang pepay, udang putih, udang merah dan jenis udang lainnya. 6 Ambaicici Stow nets Ambai adalah alat penangkapan ikan dan udang bersifat statis yang dipasang parmanen menghadang arus pasang dan arus surut. Ambaicici memiliki konstruksi yang tidak jauh berbeda dengan gombang. Ambai tidak terdapat sayap, pelampung dan pemberat. Agar mulut ambai atau cici terbuka digunakan rotan yang menekan tali ris bawah. Rotan ini berdampingan dengan kayu nibung yang ditancapkan ke dasar perairan. Panjang kayu nibung ini sekitar 12 m yang dilengkapi dengan dua buah gelang-gelang dari rotan tempat mengikatkan kedua ujung tali ris atas dan bawah. Dalam satu kantong terdapat dua batang kayu nibung Oncossperma filamentosa, dua batang rotan dan empat gelang-gelang, dan dalam dua kantong terdapat tiga batang kayu nibung, tiga batang rotan dan enam gelang-gelang. Disamping itu terdapat juga tiang penyokong, kayu pegangan, kayu pijakan, kawat penyokong dan tali dahi. Jaring ambai atau cici memiliki panjang sekitar 14 m dengan mesh size yang berbeda-beda, bagian mulut 50 mm, tubuh 35 mm dan 20 mm serta bagian kantong 5 mm. Satu unit berjumlah 2 –15 kantong, hargakantong sekitar Rp 750.000, dengan ketahanan alat kurang lebih 3 tahun. Daerah penangkapan ambai atau cici tidak jauh berbeda dengan daerah penangkapan gombang. Penangkapan dilakukan pada waktu arus pasang dan surut siang dan malam hari, sedangkan pengambilan hasil tangkapan dilakukan ketika kecepatan arus pasang atau arus surut mulai melemah. Pengoperasian alat pengambilan hasil tangkapan menggunakan perahu dayung atau perahukapal motor. Perahukapal motor menggunakan mesin diesel merek Yanmar atau Dompeng. Perahu dayung, perahukapal motor dan mesin memiliki ketahanan kurang lebih 10 tahun. Harga 58 satu unit perahu dayung kurang lebih Rp 1.000.000, perahukapal motor kurang lebih Rp 5.000.000,- dan mesin Rp 3.500.000,-. Alat tangkap ambai atau cici dapat dioperasikan selama kurang lebih sembilan bulan dalam setahun dan dalam satu bulan selama 20 –21 hari yang dibagi dalam dua tripperiode. Periode pertama mulai 11 sampai 21 hari bulan dan periode kedua 26 sampai 6 hari bulan. Jenis hasil tangkapan gombang antara lain ikan teri, tenggiri, bawal hitam, bawal putih, parang-parang, nomei, biang, gulamah, tetengkek, belanak, terubuk, layur, selar, pari, udang pepai, udang putih, udang merah dan jenis udang lainnya. 7 Pengerih Stow nets Pengerih adalah alat tangkap ikan dan udang yang bersifat statis berbentuk kerucut terpancung. Alat tangkap pengerih dipasang semi parmanen menghadang arus pasang dan arus surut, terdiri dari kayu pancang, tali tambang, jala mulut, solong tubuh, penganak kantong, tali pelampung, pelampung dan tulang ular. Satu unit pengerih berjumlah 3 –15 kantong, harga perkantong Rp 500.000,- dengan ketahanan alat kurang lebih 3 tahun. Pancang berasal dari kayu bakau Rhizophora sp yang ditancapkan ke dasar perairan untuk tempat mengikatkan tali tambang. Tali tambang terbuat dari bahan polyethylene PE multifilamen berdiameter 10 mm dan panjang 15 –20 m. Jala merupakan bagian depanmulut pengerih yang terdiri dari bingkai dan jaring dari jalinan plastik memiliki mesh size 5 cm. Bingkai berasal dari bambu atau kayu berbentuk empat persegi panjang dengan ukuran panjang 3 m dan lebar 2 m. Panjang jala sekitar 4 m yang berfungsi untuk mengarahkan ikan atau udang ke bagian solong. Solong terbuat dari bilah bambu tipis yang dianyam berbentuk kerucut. Panjang solong sekitar 6 m berdiameter 3,5 m bagian depan dan 60 cm bagian belakang. Penganak terbuat dari anyaman bambu yang berbentuk silinder berdiameter 60 cm dan panjang 75 cm. Pada bagian penganak dibuat injab agar ikan dan udang yang masuk tidak dapat keluar, sedangkan pada bagian belakang diberi pintu untuk mengeluarkan hasil tangkapan. Untuk daerah Merbau penganak terbuat dari pipa paralon berdiamter 2,5 inci. Di atas penganak dipasang bambu berdiameter 5 cm dan panjang 1 m. Bambu ini disebut juga tulang ular, bagian belakang tulang ular 59 diikatkan tali yang menghubungkan dengan pelampung. Pelampung terbuat dari bahan plastik berbentuk silinder berdiameter 20 cm dan panjang 50 cm. Alat tangkap pengerih dapat dioperasikan selama kurang lebih sembilan bulan dalam setahun dan dalam satu bulan dua trip, satu trip selama 10 hari. Daerah penangkapan pengerih di sekitar perairan selat dan perairan pinggir pantai dengan menggunakan perahu dayung. Perahu dayung memiliki ketahanan kurang lebih 10 tahun. Harga satu unit perahu dayung kurang lebih Rp 1.000.000,-. Jenis hasil tangkapan gombang antara lain ikan teri, tenggiri, bawal hitam, bawal putih, parang-parang, nomei, biang, gulamah, tetengkek, belanak, terubuk, layur, selar, pari, udang putih, udang merah dan jenis ikan lainnya. 8 Sondong Scoop nets Sondong merupakan alat penangkapan ikan dan udang yang memiliki konstruksi tidak jauh berbeda dengan alat tangkap ambai. Di Kabupaten Bengkalis dan Kabupaten Indragiri Hilir alat tangkap sondong disebut juga songko atau langgai. Alat tangkap ini terdiri dari mulut, tubuh dan kantong. Agar mulut terbuka, maka pada bagian ini dilengkapi dengan dua atau tiga batang kayu yang diikat bersilangan menyerupai huruf A. Panjang jaring sondong berkisar 6 – 12 meter yang terbuat dari bahan polyamide PA monofilamen atau polyethyline PE multifilamen berwarna hitam atau coklat. Mesh size sondong atau langgai berbeda-beda disesuaikan dengan tujuan penangkapan. Untuk penangkapan udang rebon mesh size jaring sondong atau langgai berkisar antara 1-3 mm, untuk penangkapan ikan dan udang mesh size pada bagian mulut sekitar 1 inci, tubuh 0,75 inci dan 0,5 inci dan bagain kantong 1-3 mm. Harga sondong perkantong sekitar Rp 500.000 – Rp 750.000 ,- dengan ketahanan alat kurang lebih 3 tahun. Alat tangkap sondong dapat dioperasikan selama kurang lebih sembilan bulan dalam setahun dan dalam satu bulan selama 21 hari. Daerah penangkapan sondong di sekitar perairan selat, perairan pinggir pantai dan pantai yang berjarak 1 –3 mil. Pengoperasian sondong dilakukan dengan dua cara, pertama tanpa menggunakan armada penangkapan yang dilakukan ketika arus pasang dengan berjalan menyusuri pinggiran pantai. Kedua menggunakan armada penangkapan yang dilakukan pada waktu arus pasang atau surut dengan menggandeng jaring sondong yang diikatkan pada bagian tengah lambung perahukapal, baik bagian 60 sebelah kiri maupun bagian kanan. Dalam satu unit perahukapal memiliki satu atau dua unit sondong. Perahukapal motor menggunakan mesin diesel merek Yanmar atau Dompeng. Perahukapal motor dan mesin memiliki ketahanan kurang lebih 10 tahun. Harga satu unit perahukapal motor kurang lebih Rp 7.500.000,- dan mesin Rp 5.000.000,-. Jenis hasil tangkapan sondong adalah antara lain ikan teri, tenggiri, bawal hitam, bawal putih, parang-parang, nomei, biang, gulamah, tetengkek, belanak, terubuk, layur, selar, pari, udang pepai, udang putih, udang merah dan jenis udang lainnya. 9 Pukat pantai Beach seine Pukat pantai merupakan alat penangkapan yang termasuk ke dalam jenis jaring lingkar. Pukat pantai atau kiso memiliki kontruksi yang terdiri dari kayu penarik pakau, 2 utas tali ris atas dan 2 utas tali ris bawah, pelampung, tubuh jaring, kantong dan pemberat. Kayu penarik pakau berasal dari kayu pacar Lawsonia inermis berdiamter 5 cm dan panjang 50 cm. Kayu ini berjumlah dua batang yang dipasang pada kedua ujung jaring yang diberi penyangga dari kayu nibung. Tali ris atas dan tali ris bawah terbuat dari bahan polyethyline PE multifilamen berdiameter 5 mm. Pada tali ris atas diberi pelampung dengan jarak antar pelampung sekitar 1,5 m. Pelampung terbuat dari bahan gabus padat berbentuk silinder berdiameter 6 cm dan panjang 10 cm. Pada tali ris bawah terdapat pemberat dari timah seberat 200 gram. Pemberat ini berbentuk bulat panjang yang diikatkan pada tali ris dengan jarak antar pemberat 1,5 m. Tubuh dan kantong jaring kiso terbuat dari bahan polyethyline PE multifilamen berdiameter 1 mm yang dirajut dengan jenis simpul trawler knot. Panjang tubuh sekitar 30 m dan lebar 75 cm dengan mesh size 5 cm. Panjang kantong 2 m dengan bukaan mulut 75 cm dan mesh size 3 cm. Pukat pantai atau kiso memiliki ketahanan kurang lebih 3 tahun dengan harga per unit sekitar Rp 1.000.000,- Pengoperasian pukat pantai dalam satu bulan selama 23 hari dan dalam satu tahun selama kurang lebih sembilan bulan. Penangkapan dilakukan di pinggiran pantai pada saat arus pasang atau surut, dengan menggunakan perahu melingkari daerah penangkapan, kemudian menarik kedua ujung jaring ke daratan. Perahu dayung memiliki ketahanan kurang lebih 10 tahun. Harga satu unit perahu dayung kurang lebih Rp 1.000.000,. Jenis hasil tangkapan pukat pantai antara lain adalah 61 ikan tenggiri, bawal hitam, bawal putih, parang-parang, nomei, biang, gulamah, tetengkek, belanak, terubuk, layur, selar, pari, udang putih, udang merah dan jenis udang lainnya. 10 Pukat cincin Purse seine Pukat cincin adalah alat penangkapan ikan yang berbentuk empat persegi panjang, tanpa kantong dan digunakan untuk menangkap gerombolan ikan permukaan. Panjang jaring kurang lebih 400 m dan lebar 45 m yang terbuat dari bahan nilon yang dirajut dengan jenis simpul trawler knot. Kontruksinya terdiri dari tubuh jaring, tali ris atas, tali ris bawah, tali cincin, pelampung, pemberat dan cincin atau ring. Jaring terbagi atas lima bagian yaitu, perimpin, sentung, pangapit, penjarang, dan kaki batu. Perimpin adalah bagian ujung dan pangkal jaring terbuat nilon nomor 210 D312 S dengan mesh size 5 cm. Panjang bagian perimpin ini 50 cm dan lebar sama dengan lebar jaring. Bagian sentung mempunyai panjang 45 m, terbuat dari nilon nomor 210 D312 S dan mesh size 2,5 cm. Bagian pengepit memiliki panjangnya 90 m terbuat dari nilon nomor 210 D39 S dan mesh size 3,5 cm. Bagian penjarang memiliki panjang 265 m terbuat dari nilon nomor 210 D36 S dengan mesh size 4,5 cm. Kaki batu merupakan bagian bawah pinggir jaring yang mempunyai lebar 50 cm terbuat dari nilon nomor 210 D312 S dengan mesh size 5 cm. Tali ris atas, tali ris bawah dan tali cincin terbuat dari bahan polyethyline PE multifilamen berdiameter 5 mm. Tali ris atas dan tali ris bawah terdiri dari dua utas, satu utas tempat mengikatkan tubuh jaring dan satu utas lagi tempat mengikatkan pelampung dan pemberat. Pelampung terbuat dari bahan plastik yang berbentuk elips berdiamter 10 cm dan panjang 15 cm. Pelampung diikatkan pada tali ris atas dengan jarak antara satu pelampung dengan pelampung lain sekitar 40 cm. Pemberat terbuat dari timah hitam atau besi berbentuk elips yang mempunyai berat 400 gr. Pemberat diikatkan pada tali ris bawah dengan jarak antara satu pemberat dengan pemberat lainnya sekitar 40 cm. Cincin atau ring terbuat dari kuningan berbentuk bulat berdiameter 12 cm dengan berat 1 kg. Cincin dipasang pada bagian bawah pemberat yang fungsinya selain sebagai pemberat juga untuk pemegang tali cincin sehingga pada waktu tali cincin ditarik tali ris bawah menyatu dan tubuh jaring membentuk kantong. Pukat 62 cincin memiliki ketahanan kurang lebih 3 tahun dengan harga perunit sekitar Rp 5.000.000,-. Pengoperasian pukat cincin dalam satu bulan selama 23 hari dan dalam satu tahun selama kurang lebih sembilan bulan. Penangkapan dilakukan di perairan pantai pada saat arus pasang atau surut, menggunakan perahu motor. Perahukapal motor menggunakan mesin diesel merek Yanmar atau Dompeng. Harga satu unit perahu motor Rp 10.000.000,- dan mesin Rp 5.000.000,- dan memiliki ketahanan kurang lebih 10 tahun. Jenis hasil tangkapan pukat cincin antara lain: ikan tenggiri, bawal hitam, bawal putih, parang-parang, nomei, biang, gulamah, tetengkek, belanak, terubuk, layur, selar dan jenis ikan lainnya 11 Bubu labuh Bubu labuh atau bubu jangkar merupakan modifikasi alat tangkap trawl yang dipasang semi parmanen menghadang arus pasang dan surut. Alat penangkapan ini memiliki konstruksi yang sama dengan alat tangkap gombang stow nets yaitu terdiri dari dari jaring bubu, tali ris atas dan tali ris bawah, tali cabang, tali pelampung, pelampung, rantai pemberat, tali jangkar dan jangkar. Jaring bubu terbuat dari polyethyline PE multifilamen berwarna hijau. Jaring terdiri dari bagian sayap, mulut, tubuh dan kantong dengan panjang keseluruhnya adalah kurang lebih 100 m. Bagian sayap, mulut dan tubuh dirajut dengan jenis simpul double english knot dan pada bagian kantong dirajut dengan jenis simpul woven knot. Panjang sayap berkisar 50 –60 m dengan mesh size semakin kecil ke bagian mulut 90 mm, 60 mm dan 45 mm. Panjang tubuh berkisar 28-35 m terdiri dari 6 bagaian dengan mesh size yang berbeda-beda yaitu 45 mm, 30 mm, 25 mm dan 20 mm, 15 mm dan 10 mm. Panjang bagian kantong berkisar 8-10 m dengan mesh size 5 mm. Tali ris atas dan tali ris bawah terbuat dari bahan polyethyline PE multifilamen berdiameter 15 mm. Tali cabang merupakan perpanjangan tali ris atas dan tali ris bawah. Tali pelampung dan tali jangkar terbuat dari bahan polyethyline PE berdiameter 10 mm dan berdiameter 30 mm untuk tali jangkar. Panjang tali pelampung dan tali jangkar panjangnya disesuaikan dengan kedalaman. Pelampung yang digunakan terdiri dari pelampung besar dan pelampung kecil. Pelampung besar tersebut berjumlah 6 buah, satu buah 63 diikatkan pada bagian kantong, 1 buah diikatkan pada bagian tengah mulut tali ris atas dan dua buah diikatkan pada bagian kiri dan kanan tali cabang. Pelampung kecil dipasangkan di sepanjang tali ris atas. Rantai pemberat yang digunakan terbuat dari dari besi atau baja berdiameter 20 mm yang dirangkai sehingga membentuk rantai. Panjang rantai 60 –80 cm dengan berat mencapai 80-100 kg. Jangkar terbuat dari besi yang berjumlah 2 buah perkantong dengan berat masing- masing 120 kg. Bubu labuh memiliki ketahanan kurang lebih 3 tahun, dengan harga Rp 10.000.000,-kantong. Bubu labuh dioperasikan di perairan pantai pada kedalaman kurang lebih 10 meter. Penangkapan dilakukan pada waktu arus pasang dan surut siang dan malam hari, sedangkan pengambilan hasil tangkapan dilakukan ketika kecepatan arus pasang atau arus surut mulai melemah. Pengoperasian alat tangkap bubu labuh menggunakan kapal motor. Kapal motor menggunakan mesin diesel merek Yanmar atau Nisan. Harga satu unit kapal motor Rp 50.000.000,- dan mesin Rp 30.000.000 dengan umur ekonomis kurang lebih 10 tahun. Pengoperasian alat tangkap bubu labuh dalam setahun selama kurang lebih sembilan bulan dan dalam satu bulan selama 20 –21 hari yang dibagi dalam dua tripperiode. Periode pertama mulai 11 sampai 21 hari bulan dan periode kedua 26 sampai 6 hari bulan. Jenis hasil tangkapan bubu labuh adalah ikan teri, tenggiri, bawal hitam, bawal putih, parang-parang, nomei, biang, gulamah, tetengkek, belanak, layur, selar, pari, cumi-cumi, udang putih, udang merah dan jenis udang lainnya. 12 Bubu tiang Bubu tiang adalah alat penangkapan ikan dan udang bersifat statis yang dipasang parmanen menghadang arus perairan yakni dan arus surut. Alat penangkapan ini memiliki konstruksi yang tidak jauh berbeda dengan alat tangkap ambai stow nets terdiri dari jaring bubu, tiang, ring, tali ringtali utama dan pemberat. Jaring bubu terdiri dari tiga macam sesuai dengan kedalaman daerah penangkapan yaitu jaring bubu permukaan dan jaring bubu pertengahan atau dasar perairan. Jaring bubu permukaan memiliki panjang sekitar 12 m, lebar mulut 4 m dan tinggi mulut 2,5 m. Bahan jaring terbuat nilon monofilamen nomor benang 70 D2 berwarna biru yang dirajut dengan simpul knot less, dengan ukuran mesh size sama, baik 64 bagian mulut, tubuh maupun bagian kantong yaitu 3 mm. Kantong berjumlah dua kiri dan kanan. Satu unit bubu tiang permukaan berjumlah 15 –30 kantong, harga perkantong sekitar Rp 500.000,- dengan ketahanan alat kurang lebih 3 tahun. Jaring bubu pertengahan memiliki panjang sekitar 14 m, lebar mulut 5 m dan tinggi mulut 3 m. Bahan jaring terbuat nilon multifilamen nomor benang 20 S6x6 berwarna coklat yang dirajut dengan simpul knot less, dengan mesh size sama, baik bagian mulut, tubuh maupun bagian kantong yaitu 5 mm. Satu unit bubu tiang pertengahan berjumlah 30 –50 kantong, harga perkantong sekitar Rp 750.000,- dengan ketahanan alat kurang lebih 3 tahun. Jaring bubu dasar memiliki panjang sekitar 14 m, lebar mulut 5 m dan tinggi mulut 3 m. Bahan jaring terbuat nilon multifilamen berwarna coklat yang dirajut dengan simpul reef knot pada bagian mulut dan tubuh serta simpul knot less bagian kantong. Ukuran mesh size bagian mulut 50 mm dengan nomor benang 20 S36, bagian tubuh terdiri dari 20 mm dan 15 mm dengan nomor benang 20 S21 dan ukuran mesh size bagian kantong 5 mm dengan nomor benang 20 S8x8. Satu unit bubu tiang dasar berjumlah 50 –80 kantong, harga perkantong sekitar Rp 1.000.000,-, dengan ketahanan alat kurang lebih 3 tahun. Tiang merupakan tempat tumpuan berpegangnya mulut bubu tetap pada posisinya. Jenis kayu yang digunakan untuk tiang adalah kayu malas Parastemon uraphylum ADC atau kayu nibung Oncossperma filamentosa yang panjangnya sekitar 15 m dan berdiameter kurang lebih 20 cm. Banyak tiang dalam satu unit bubu berlebih satu dari jumlah kantong per unit alat, jika satu unit berjumlah 15 kantong maka banyak tiang 16 batang. Ring yang terbuat dari besi berbentuk cincin berdiameter lebih besar dari diameter tiang dengan berat berkisar antara 2 –4 kg. Jumlah ring besi dalam satu batang tiang dua buah yaitu bagain atas dan bawah yang berfungsi sebagai tempat mengikatkan tali ris atas dan tali ris bawah bagian kiri sehingga mulut terbuka. Tali ringtali utama adalah tali pemegang ring berjumlah utas, satu untuk pemegang ring atas dan satu lagi pemegang ring bagian bawah. Tali ring terbuat dari bahan polyethyline PE multifilamen berdiameter 10 mm dengan ukuran panjang disesuaikan dengan kedalaman bubu yang dioperasikan. 65 Pemberat yang berbentuk bulat telur terbuat dari besi mempunyai berat kurang lebih 0,5 kg. Dalam satu kantong terdapat satu atau dua pemberat yang diikatkan ada bagian tengah kantong, sehingga kantong mudah tenggelam. Bubu tiang dioperasikan di perairan pantai pada kedalaman kurang lebih 10 meter. Penangkapan dilakukan pada waktu arus surut siang dan malam hari, sedangkan pengambilan hasil tangkapan dilakukan ketika kecepatan arus surut mulai melemah. Untuk mengoperasikan dan mengambil hasil tangkapan bubu tiang digunakan perahu motor. Perahu motor menggunakan mesin diesel merek Yanmar atau Dompeng. Harga satu unit perahu Rp 10.000.000,- dan mesin Rp 7.500.000,- dengan masa ketahanan kurang lebih 10 tahun. Pengoperasian alat tangkap bubu tiang dalam setahun selama kurang lebih sembilan bulan dan dalam satu bulan selama 20 –21 hari yang dibagi dalam dua tripperiode. Periode pertama mulai 11 sampai 21 hari bulan dan periode kedua 26 sampai 6 hari bulan. Jenis hasil tangkapan bubu tiang adalah ikan teri, tenggiri, bawal hitam, bawal putih, parang-parang, nomei, biang, gulamah, tetengkek, belanak, layur, selar, pari, cumi-cumi, udang pepairebon, udang putih, udang merah dan jenis udang lainnya. 13 Cantrang Cantrang adalah alat penangkapan ikan yang pengoperasiannya ditarik menggunakan kapal motor. Cantrang atau fish net memiliki konstruksi yang tidak jauh beda dengan alat tangkap bubu labuh terdiri dari jaring, tali ris atas, tali ris bawah, tali utama, pelampung dan pemberat. Jaring cantrang terbuat dari bahan polyethyline PE multifilamen berwarna hijau. Jaring terdiri dari bagian sayap, mulut, tubuh dan kantong dengan panjang keseluruhnya adalah kurang lebih 75 m. Bagian sayap, mulut dan tubuh dirajut dengan jenis simpul double english knot dan pada bagian kantong dirajut dengan jenis simpul woven knot. Panjang sayap berkisar 40 m dengan ukuran mesh size semakin kecil ke bagian mulut 90 mm, 60 mm dan 45 mm. Panjang tubuh berkisar 50 m terdiri dari 6 bagian dengan mesh size yang berbeda-beda yaitu 45 mm, 30 mm, 25 mm dan 20 mm, 15 mm dan 10 mm. Panjang bagian kantong berkisar 8-10 m dengan ukuran mesh size 5 mm. Tali ris atas dan tali ris bawah terbuat dari bahan polyethyline PE multifilamen berdiameter 15 mm. Tali utama merupakan perpanjangan tali ris atas 66 dan tali ris bawah. Panjang tali utama sekitar kurang lebih 15 m dan dihubungkan ke kapal motor. Cantrang memiliki ketahanan kurang lebih 3 tahun, dengan harga Rp 10.000.000,-kantong. Alat tangkap cantrang dioperasikan selama sembilan bulan dalam satu tahun dan selama 22 hari dalam satu bulan. Pengoperasiannya dilakukan di perairan pantai, dimana alat tangkap ditarik dengan menggunakan menggunakan perahukapal motor. Perahukapal motor menggunakan mesin diesel merek Yanmar atau Dompeng. Harga satu unit perahu motor Rp 10.000.000,- dan mesin Rp 5.000.000, dengan masa ketahanan kurang lebih 10 tahun. Jenis hasil tangkapan cantrang ikan tenggiri, bawal hitam, bawal putih, parang-parang, nomei, biang, gulamah, tetengkek, belanak, layur, selar, pari, cumi-cumi, udang putih, udang merah dan jenis udang lainnya. 14 Tuamang drift gillnet Tuamang adalah alat penangkapan ikan yang mempunyai konstruksi tidak jauh berbeda dengan alat tangkap jaring terdiri dari tubuh jaring, tali ris atas, tali ris bawah, tali pelampung, pelampung dan pemberat, dioperasikan hanyut mengikuti arus perairan baik pada waktu pasang maupun pada waktu surut. Tubuh jaring terbuat bahan polyetilene PE multifilamen berwarna coklat dengan nomor benang 30. Ukuran mata jaring sekitar 1,6 inci, dengan jenis simpul trawler knot. Tali ris atas dan tali ris bawah yang masing-masing terdiri dari dua utas terbuat dari nilon polyetilen PE berdiameter 5 mm. Tali ris atas untuk mengikatkan pelampung kecil dan tali memperkuat tubuh jaring. Tali ris bawah untuk memperkuat tubuh jaring dan tali untuk mengikatkan pemberat. Pelampung kecil terbuat dari plastik berbentuk oval dengan jumlah satu unit sekitar 30 buah. Tali pelampung terbuat dari bahan polyetilene PE berdiameter sekitar 6 mm yang panjangnya sesuai dengan posisi jaring dalam perairan. Pelampung besar terbuat dari bahan polypropyline PP berdiameter sekitar 2,5 cm dan panjang sekitar 8,5 cm. Pelampung umumnya berwarna putih dalam satu piece berjumlah sekitar 2 buah. Pemberat terbuat dari timah berbentuk oval dengan berat perbuah sekitar 1 kg. Satu unit pukat tuamang berjumlah 7 –9 kepingpiece, panjang per piece 11 m dan lebar 3,5 m. Harga satu piece Rp 300.000,- dengan ketahanan sekitar 3 tahun. 67 Daerah penangkapan tuamang di perairan pantai dengan menggunakan perahu motor. Perahu motor menggunakan mesin diesel merek Yanmar atau Dompeng. Harga satu unit perahu motor Rp 5.000.000,- dan mesin Rp 5.000.000,- dengan ketahanan kurang lebih 10 tahun. Penangkapan alat tangkap tuamang dalam satu tahun dapat dilakukan selama kurang lebih sembilan bulan dan dalam satu bulan selama 18 –21 hari. Jenis hasil tangkapannya adalah udang putih, udang merah, ikan senangin, parang-parang, gulamah, dan ikan lainnya. 15 Kelong pantai guiding barrier Kelong pantai merupakan alat penangkapan ikan yang bersifat statis yang dipasang semi permanen menghadap arus surut. Kelong terbuat dari bahan polyetilene PE multifilamen berwarna coklat atau hijau dengan nomor benang 30. Benang dirajut menjadi jaring dengan jenis simpul trawler knot dan dipasangkan pada tiang-tiang dari kayu yang ditancapkan ke tanah berdarkan bagian-bagian kelong. Kelong terbagi atas tiga bagian, bagian penajur, bagian sayap dan bagian bunuhan. Bagian penajur dan sayap masing-masing memiliki panjang 4 m dan lebar 1 m dengan ukuran mata jaring 2,5 cm. Bagian ini berfungsi sebagai pengarah ikan atau udang yang terbawa arus perairan ke bagian bunuhan. Bagian bunuhan terdiri atas bunuhan pari, bunuhan kelingking dan bunuhan mati. Bunuhan pari dan bunuhan kelingking masing-masing memiliki panjang 5 m dan lebar 1 dengan ukuran mata jaring 1,5 cm. Sedangkan bunuhan mati berbentuk empat persegi panjang dengan panjang 2 m, lebar 1 m dan tinggi 1 m. Pada bagian bunuhan mati terdapat injab sehingga ikan dan udang yang masuk tidak dapat keluar lagi. Kelong pantai memiliki ketahanan kurang lebih 3 tahun dan harga perunit sekitar Rp 500.000,-. Kelong pantai dioperasikan di pinggiran pantai pada saat arus pasang dan pengambilan hasil tangkapan pada waktu arus surut siang atau arus surut malam hari. Untuk mengoperasikan dan mengambil hasil tangkapan kelong pantai digunakan perahu dayung. Harga satu unit perahu dayung Rp 1.000.000,- dengan ketahanan kurang lebih 10 tahun. Penangkapan kelong pantai dalam satu bulan selama 22 hari dan dalam satu tahun selama kurang lebih sembilan bulan. Jenis 68 hasil tangkapannya adalah udang putih, udang merah, udang kelong, ikan senangin, parang-parang, gulamah, layur, lomeknomei dan jenis ikan lainnya. 16 Belat other traps Belat adalah suatu jenis alat penangkapan pasif yang menghadang gerombolan ikan dan udang yang hanyut terbawa arus ketika arus surut terjadi. Kontruksi alat penangkapan ini terdiri dari dua bagian yaitu sayap dan jermal atau kantong. Sayap terbuat dari bahan polyethyline PE multifilamen berwarna hijau tua yang dirajut dengan jenis simpul trawler knot dan ukuran mesh size 1,5 - 2,5 cm. Satu unit belat terdapat dua sayap yaitu sayap kiri dan sayap kanan yang panjangnya berkisar 200 –250 m dan lebar berkisar 1–1,5 m. Kantong belat membentuk sudut lancip dengan mesh size 1 –1,5 cm dan panjang 5 m. Pada bagian-bagian sayap dan kantong diberi tiang-tiang dari kayu yang ditancapkan ke atas tanah, sehingga jaring belat tidak mudah roboh oleh arus perairan. Belat memiliki ketahanan kurang lebih 3 tahun dan harga per unit sekitar Rp 500.000,-. Daerah penangkapan belat di pinggiran pantai dan muara sungai. Pengoperasian belat pada waktu arus pasang dan pengambilan hasil tangkapan ketika arus surut. Untuk mengoperasikan dan mengambil hasil tangkapan belat digunakan perahu dayung. Harga satu unit perahu dayung Rp 1.000.000,-, dengan memiliki ketahanan kurang lebih 10 tahun. Penangkapan dilakukan selama kurang lebih sembilan bulan dalam satu tahun dan selama 22 hari dalam satu bulan. Jenis hasil tangkapannya adalah udang putih, udang merah, udang kelong, ikan senangin,