Upaya yang Dapat Dilakukan Pihak Sekolah Waktu Penelitian

29 Gambar 4. Desain Penilaian Kinerja dan PKB Guru

5. Upaya yang Dapat Dilakukan Pihak Sekolah

Menurut Anggraeni 2014:45 upaya yang dapat dilakukan pihak sekolah untuk mendorong guru untuk melakukan PTK dapat dilakukan dengan memberikan sosialisasi dan menginformasikan pentingnya pelaksanaan PTK dan mengingatkan serta menggerakkan guru agar bisa melakukan PTK. Pihak sekolah juga dapat berkontribusi dalam mengatasi kesulitan-kesulitan yang dialami guru untuk melakukan PTK. Salah satu cara untuk berkontribusi dalam mengatasi kesulitan tersebut dapat dilakukan dengan mengadakan program PTK di sekolah. Program PTK di sekolah dapat dibimbing langsung oleh pihak yang telah berkompeten melakukan PTK seperti kepala sekolah ataupun bekerjasama dengan instansi lain seperti LPMP dan LPTK. Upaya lebih lanjut yang dilakukan pihak sekolah untuk melancarkan program PTK dapat dilakukan dengan menyelenggarakan pelatihan komputer bagi guru- guru yang masih mengalami kesulitan dalam mengoperasikan komputer, 30 mengadakan pelatihan melaksanakan PTK dan bimbingan penyusunan laporan penelitian serta menyediakan buku-buku penelitian.

6. Analisis Kesulitan–Kesulitan yang dialami Guru untuk Melakukan Penelitian Tindakan Kelas

Adanya Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Birokrasi Reformasi Nomor 16 Tahun 2009 dan Peraturan Mendiknas Bersama Kepala BKN Nomor 3 Tahun 2010 yang telah resmi berlaku pada 1 Januari 2013 pada kenyataannya justru membuat golongan kepangkatan guru mengalami stagnasi pada golongan IVA. Hal ini dikarenakan untuk naik ke jenjang kepangkatan berikutnya, guru diharuskan menulis karya ilmiah seperti PTK. Selain karena belum melakukan PTK, stagnasi kenaikan pangkat guru juga disebabkan hal lain seperti PTK yang diajukan guru merupakan hasil jiplakan dari skripsi,tesis atau laporan penelitian lainnya Suhardjono dalam Widoyoko, 2012:3. Atas dasar uraian tersebut, dapat diketahui bahwa masih banyak guru yang mengalami kesulitan untuk melakukan PTK. Berikut peneliti paparkan teori penyebab kesulitan yang dialami guru untuk melakukan PTK. Penyusunan data ini berasal dari artikel ilmiah, jurnal maupun penelitian terdahulu. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Anggraeni 2014:100, Pati 2014:67, Drajati 2015:240, Trisdiono 2014:1 dan artikel ilmiah yang ditulis oleh Saipurrahman 2015:1 dapat diketahui bahwa kesulitan yang dialami guru untuk melakukan PTK disebabkan oleh hal–hal berikut: a. Adanya persepsi sibuk di dalam benak guru dan adanya persepsi bahwa PTK dapat membebani tugas seorang guru, memerlukan banyak waktu dan biaya; b. Minimnya pengalaman guru dalam melakukan kegiatan penelitian; c. Belum memiliki pemahaman yang baik mengenai PTK sehingga permasalahan yang dihadapi di kelas tidak mampu guru deskripsikan dalam bentuk tulisan untuk dilakukan penelitian guna memperoleh solusinya. Implikasi lebih lanjut dari kurangnya pemahaman guru 31 adalah terhambatnya proses kenaikan pangkat karena kurangnya komponen penelitian yang dilakukan; d. Adanya pemahaman yang kurang mengenai profesi yang digeluti, utamanya yang berhubungan dengan PKB yang menunjang angka kredit guru; e. Adanya budaya kurang membaca; f. Tidak ada anggaran dana; g. Usia guru yang sudah tidak memungkinkan melakukan PTK; h. Kegiatan penataran atau pelatihan PTK yang belum optimal; i. Sulit menyusun kalimat ilmiah yang disebabkan terbatasnya tulisan ilmiah yang dibaca; j. Sulit menyusun kajian teori yang disebabkan karena tidak cukup tersedianya referensi dalam berbagai bentuk seperti buku, jurnal, akses internet, dan perpustakaan.

B. Kerangka Berpikir

Berdasarkan latar belakang masalah dan kajian teoritik dapat diketahui bahwa dalam keprofesionalan seorang guru terdapat empat kompetensi pokok yang harus dimiliki yaitu kompetensi pedagogik, professional, sosial dan kepribadian. Kompetensi pokok tersebut dapat ditingkatkan melalui beberapa cara salah satunya dengan melakukan Penelitian Tindakan Kelas PTK. Dari keempat kompetensi pokok tersebut, PTK dapat berkontribusi terutama pada peningkatan kompetensi profesional guru. Ada beberapa indikator untuk mengukur kompetensi profesional guru yaitu 1 menguasai materi pembelajaran dan pola pikir keilmuan yang mendukung pelajaran yang diampu; 2 menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran atau bidang pengembangan yang diampu; 3 mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif; 4 mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif; 5 memanfaatkan Teknologi Informasi dan Komunikasi TIK untuk berkomunikasi dan mengembangkan diri. Berdasarkan kelima indikator 32 kompetensi profesional tersebut, PTK berhubungan dengan indikator keempat yakni mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif. Tindakan reflektif yang dapat dilakukan oleh guru pada Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan PKB ada tiga yaitu Pengembangan Diri PD, melakukan Publikasi Ilmiah PI dan Karya Inovatif KI. Pada PI ada sepuluh macam tindakan reflektif yang dapat dilakukan guru yakni presentasi di forum ilmiah,hasil penelitian berupa PTK, melakukan tinjauan ilmiah,tulisan ilmiah populer,artikel ilmiah, buku pelajaran, moduldiktat, buku dalam bidang pendidikan, karya terjemahan dan buku pedoman guru. Dari berbagai tindakan reflektif pada kegiatan publikasi ilmiah, guru sangat disarankan untuk melakukan PTK. Hal ini dikarenakan dengan adanya PTK guru mampu memperbaiki kualitas pembelajaran yang dapat berimplikasi pada peningkatan hasil belajar siswa dan profesional guru. Implikasi lebih lanjut dari peningkatan keprofesionalan seorang guru adalah dapat berpengaruh pada perolehan angka kredit guru. Angka kredit adalah satuan nilai dari tiap butir kegiatan dan akumulasi nilai butir kegiatan yang harus dicapai oleh seorang guru dalam rangka pembinaan karir kepangkatan dan jabatan guru. Angka kredit guru terdiri atas dua komponen yaitu Penilaian Kinerja Guru PKG dan PKB. PKG merupakan penilaian terhadap kegiatan tugas utama guru dalam rangka pembinaan karir kepangkatan dan jabatan. Sedangkan PKB merupakan kegiatan pengembangan diri, membuat publikasi ilmiah, dan atau membuat karya inovatif. Nilai yang didapatkan dari PKG dan PKB kemudian diakumulasi menjadi angka kredit guru. Angka kredit tersebut akan berpengaruh dalam kenaikan pangkat dan jabatan fungsional guru. Kedudukan PTK sebagai salah satu komponen yang harus dipenuhi untuk keperluan kenaikan pangkat guru diperkuat dengan adanya Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Birokrasi Reformasi Nomor 16 Tahun 2009 dan Peraturan Mendiknas Bersama Kepala BKN Nomor 3 Tahun 2010. Tujuan adanya kedua peraturan tersebut yaitu mampu mendorong minat 33 dan meningkatkan kemampuan meneliti guru serta menulis Karya Tulis Ilmiah KTI terutama pada PTK. Adanya kedua peraturan baru yang telah resmi diberlakukan pemerintah pada 1 Januari 2013 pada kenyataannya justru membuat golongan kepangkatan guru mengalami stagnasi pada golongan IVA. Hal ini dikarenakan untuk naik ke jenjang kepangkatan berikutnya, guru diharuskan menulis KTI terutama berupa PTK. Selain karena belum melakukan PTK, stagnasi kenaikan pangkat guru juga disebabkan hal lain seperti PTK yang diajukan guru merupakan hasil jiplakan dari skripsi, tesis atau laporan penelitian lainnya Suhardjono dalam Widoyoko, 2012:3. Belum banyaknya guru yang melakukan PTK juga terjadi pada guru yang mengajar mata pelajaran ekonomi pada salah satu SMA di Surakarta, dimana dari lima orang guru ekonomi hanya ada satu guru yang melakukan atau mempublikasikan PTK. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penyebab sebagian besar guru ekonomi belum melakukan PTK dan upaya yang telah dilakukan oleh pihak sekolah untuk mendorong dan mengatasi kesulitan yang dialami guru ekonomi untuk melakukan PTK. Berikut disajikan kerangka berpikir dalam bentuk skema agar mempermudah pembaca untuk memahami alur pemikiran pada penelitian ini. 34 Kompetensi Guru Profesional Peningkatan hasil belajar peserta didik Gambar 5. Skema Kerangka Berpikir Publikasi ilmiah yang dapat dilakukan guru ada sepuluh. Dari berbagai tindakan reflektif pada publikasi ilmiah tersebut, guru disarankan untuk melakukan PTK. Kompetensi Kepribadian Kompetensi Pedagogik Kompetensi Profesional Kompetensi Sosial Indikator Ke1 Indikator Ke 4 Indikator Ke 3 Indikator Ke 2 Indikator Ke5 Memperbaiki kualitas pembelajaran Peningkatan Keprofesionalan Guru PKG PD KI PI Kenaikan Pangkat Guru Kenaikan Jabatan Guru Angka Kredit Guru PKB PTK PD KI PI Belum banyak guru yang melakukan PTK Adanya penemuan hasil PTK yang diajukan guru merupakan hasil jiplakan dari skripsitesis atau laporan penelitian lainnya Suhardjono dalam Widoyoko, 2012:3. Belum banyak guru yang melakukan PTK juga terjadi pada salah satu SMA di Surakarta, dimana dari lima ekonomi hanya ada satu guru yang telah melakukan PTK. Kedudukan PTK sebagai penunjang kenaikan pangkat guru diperkuat dengan Permenpan-RB No 16 Tahun 2009 dan Permendiknas bersama Kepala BKN No 3 Tahun 2010 yang resmi berlaku secara efektif pada 1 Januari 2013 Penyebab sebagian besar guru ekonomi belum melakukan PTK? Upaya yang sudah dilakukan pihak sekolah dalam mendorong dan mengatasi kesulitan guru untuk melakukan PTK? 35

BAB III METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian

Tempat yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah salah satu SMA yang ada di Surakarta. Alasan peneliti adalah sebagai berikut: a. Alasan pertama dikarenakan sebagian besar guru ekonomi pada sekolah tersebut belum melakukan penelitian berupa PTK. Hal ini dapat dilihat dari hasil wawancara kepada guru ekonomi dapat diketahui bahwa empat dari lima guru ekonomi belum melakukan PTK. b. Alasan kedua dikarenakan pada sekolah tersebut mempunyai empat guru yang belum melakukan PTK dengan prosentase dua guru baru berencana melakukan PTK sedangkan dua guru lainnya sedang berusaha untuk membuat proposal PTK dan satu guru yang sudah melakukan PTK. Adanya ketiga prosentase tersebut dapat menjadi pembanding bagi peneliti untuk mengetahui penyebab kesulitan- kesulitan yang dialami untuk melakukan PTK. c. Alasan ketiga karena belum ada penelitian mengenai kesulitan yang dialami guru ekonomi untuk melakukan PTK pada sekolah tersebut. Hal ini dapat menghindarkan penelitian ulang pada tempat penelitian yang sama. 35 36

2. Waktu Penelitian

Waktu yang direncanakan untuk penelitian adalah sebagai berikut: Tabel 3. Waktu Penelitian

B. Metode dan Pendekatan Penelitian

Pada penelitian ini peneliti menggunakan metode penelitian studi kasus dengan pendekatan penelitian kualitatif. Metode penelitian studi kasus menurut Yusuf 2014:339 adalah: “Suatu penelitian yang diarahkan untuk menghimpun data, mengambil makna, memperoleh pemahaman dari suatu kasus tertentu. Fokus dari studi kasus terletak pada paradigma yang bersifat naturalistik dan holistik, Jenis studi kasus yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus intrinsik. Studi kasus intrinsik merupakan suatu usaha penelitian yang bertujuan untuk mengetahui lebih mendalam mengenai suatu kasus tertentu.” Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Pendekatan penelitian kualitatif menurut Yusuf 2014:329 adalah: Jenis Kegiatan Jan 2016 Feb 2016 Mar 2016 Apr 2016 Mei 2016 Juni 2016 1. Tahap Pra-Lapangan a. Menemukan Permasalahan yang akan Diteliti b. Merumuskan masalah c. Penyusunan Proposal d. Perijinan e. Penyusunan Instrumen Penelitian 2. Tahap Pekerjaan Lapangan a. Memasuki Lapangan b. Mengumpulkan, Menyeleksi, dan Menyimpulkan Data, 3. Tahap Pemeriksaan Keabsahan Data 4. Tahap Penyusunan Laporan a. Menyusun Laporan Penelitian b. Review c. Penyempurnaan Laporan 37 “Suatu strategi inkuiri yang menekankan pada pencarian makna, pengertian, konsep, karakteristik, gejala, simbol maupun deskripsi yang bersifat alami dan holistik serta disajikan secara naratif. Tujuan penelitian kualitatif adalah untuk menemukan jawaban terhadap suatu pertanyaan melalui aplikasi prosedur ilmiah secara sistematis.” Alasan peneliti menggunakan metode penelitian studi kasus intrinsik dengan pendekatan penelitian kualitatif karena permasalahan yang diteliti oleh peneliti bersifat holistik, kompleks dan penuh makna sehingga untuk lebih mudah memahami latar belakang suatu persoalan mengenai suatu kelompok individu secara mendalam, holistik dan naturalistik maka peneliti memilih untuk menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dengan jenis penelitian studi kasus.

C. Data dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder.

1. Data Primer