Deskripsi Data Ke–2 Analisis Kesulitan-Kesulitan yang Dialami Guru Ekonomi SMA untuk Melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) SKRIPSI

51 Informan ES :“Ya untuk kenaikan pangkat itu mba” Informan ET :“Ya untuk menunjang kenaikan pangkat itu ya.” Informan TY :“…Ada dorongan juga ada motivasinya. Ini naik tingkat ini, itu lebih termotivasi lagi seperti itu.” Informan WK :“PTK. Karena kan syarat dari kenaikan pangkat kan PTK itu.” Informan SI :“Rencana ya pasti PTK. Karena untuk kenaikan pangkat harus PTK dan itu nilainya tinggi.” Berdasarkan wawancara lebih lanjut kepada salah satu informan yang sudah melakukan PTK yaitu informan ES, motivasi melakukan PTK tidak hanya digunakan sebagai keperluan kenaikan pangkat namun digunakan juga untuk meningkatkan kualitas pembelajaran yang dapat berimplikasi pada hasil belajar peserta didik. Berikut pernyataan informan ES: Informan ES :“Karena waktu itu kan saya melihat banyak siswa yang belum siap dalam menerima pembelajaran. Saya ingin menggunakan metode diskusi itu tadi. Coba ah ta ganti pake ini bagaimana, ternyata hasilnya lebih baik dan akhirnya saya ajukan untuk PTK itu tadi.”

3. Deskripsi Data Ke–2

Deskripsi data ke-2 berisi mengenai kesulitan–kesulitan teknis yang dialami guru untuk melakukan PTK. Pertanyaan terkait dengan kesulitan teknis diajukan kepada informan yang sudah melakukan PTK dan sedang berproses untuk melakukan dan menyusun PTK. Hal ini dikarenakan informan yang sudah maupun sedang dalam proses melakukan PTK lebih mempunyai gambaran mengenai kesulitan-kesulitan teknis yang dihadapi dalam melakukan PTK. Informan-informan tersebut adalah ES, ET dan TY. Secara garis besar, informan yang sudah melakukan PTK yaitu informan ES mengalami kesulitan yang bersifat teknis pada tahap perencanaan. Berikut pernyataan informan ES: Informan ES :“Hmmm pada tahap perencanaannya nggih mba. Soalnya kalau ditahap perencanaan kan memang membutuhkan waktu karena kita harus merencanakan secara matang ya yang dibutuhkan apa saja, yang akan dilakukan apa saja, kalau belum berhasil enaknya bagaimana, ditambahkan apalagi kan berarti harus merencanakan lagi.” 52 Sedangkan pada penyusunan kalimat ilmiah, kajian teori, hipotesis, lembar observasi kegiatan, proses pengumpulan data, pengolahan data, penyajian data dan penyimpulan data informan ES tidak mengalami kesulitan. Berikut pernyataan informan ES terkait hal tersebut: Informan ES :“Kalau teori itu kan kita tinggal nyadur saja ya, misal dari buku atau dari PTK yang sudah ada. Menurut saya tidak sulit untuk menyadur seperti itu, asalkan sudah ada referensinya pasti ya bisa.” :“Kalimat ilmiah itu memang perlu banyak belajar nggih, karena ilmiah itu berarti kan ga boleh ngarang ga boleh asal harus ada sumbernya. Tapi kalau banyak membaca, ya saya rasa tidak sulit.” :“Itu kan jawaban sementara nggih kalau hipotesis itu? Kalau jawaban sementara ya kalau belum tepat yo bisa dibenakne tho mba? Namanya kan juga sementara. Jadi ya tidak sulit lah.” :“Tidak mba, asalkan sudah punya pedoman saya ya tidak sulit.” :“Kalau nilai tidak sulit ya. Karena kan sudah biasa nggih kita menilai pekerjaan siswa.” :“Kalau sekarang yo ga kurang akal mba, kalau misal ga bisa mengolah sendiri kan bisa direntalke untuk dihitungkan bagaimana rumus di excel, tapi yo nanti kalau menyajikan ya kita sendiri ya tidak bisa direntalkan tertawa.” :“Menyimpulkan.. berarti kan kita ini ya membandingkan dulu ya dengan data yang satunya. Menurut saya tidak sulit ya karena memang sudah ada perbandingannya.” Pertanyaan terkait dengan kesulitan teknis juga ditanyakan kepada informan TY dan ET yang sedang dalam proses melakukan PTK. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa informan TY mengalami kesulitan yang bersifat teknis pada penyusunan rumusan masalah, kalimat ilmiah dan kajian teori, mengumpulkan, mengolah, dan menyimpulkan data. Hal ini ditunjukkan pada pernyataan berikut: Informan TY :“Lha kalau itu harus banyak membaca ya. Kalimat ilmiah gak yakin saya. Bisa dari membaca atau yang sudah memang melaksanakan. Memang perlu ini benar ya karena ilmiah ya jadi gak bisa salah–salah.” 53 :“Ya kajian teori ngambil–ngambilnya terus ya itu hasilnya kemudian menyimpulkan.” :“Kalau masalahnya kan dari diri sendiri ya, kemudian ya itu rumusannya ya kalimat rumusannya itu juga yang pas bagaimana.” Sedangkan kesulitan teknis yang dialami oleh informan ET terkait dengan penyusunan kajian teori dan lampiran-lampiran yang dibutuhkan dalam penyusunan PTK seperti nilai siswa sebelum dan sesudah dilakukannya tindakan, agenda mengajar, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP, daftar siswa dan sebagainya. Berikut pernyataan informan ET tersebut: Informan ET :“Susah mba. Kalau kita tidak punya referensi ya, mau memulai darimana. Kalau kita punya referensi mungkin dengan banyak membaca buku ini ini ya mungkin bisa lah.” :“Iya. Sudah bisa jadi PTK yang lampiran-lampirannya itu apa saja kan bikin repot kadang–kadang.” :“Saya kira ngga, kalau datanya sudah jadi. Cuma lampiran- lampiran yang perlu dilampirkan di PTK itu kan ribet. Iya tho lampirannya? :“Seperti nilai-nilai terus agenda mengajar banyak sekali kan, RPP, daftar siswa dan sebagainya. Lha ini lampiran- lampirannya itu aja.” Atas dasar kesulitan-kesulitan tersebut, informan ES, TY dan ET telah berupaya untuk mengatasi kesulitan-kesulitan teknis pada penyusunan PTK. Upaya-upaya yang telah dilakukan yaitu dengan melihat contoh PTK yang sudah ada, mempelajari pedoman PTK dan memperbanyak membaca referensi PTK. Berikut pernyataan ketiga informan tersebut: Informan ES :“Ya itu semua bisa dipelajari. Asalkan ada kemauan ya pasti bisa lah mba.” :“… tapi kalau banyak membaca, ya saya rasa tidak sulit mba.” :“… asalkan sudah punya pedoman saya rasa tidak sulit.” Informan TY :“Ya pernah, pernah juga. Lihat contoh-contoh yang sudah ada. Oh seperti ini caranya.” Informan ET :“Iya, banyakin baca referensi dulu.”

4. Deskripsi Data Ke–3