Deskripsi Data Ke- 8 Analisis Kesulitan-Kesulitan yang Dialami Guru Ekonomi SMA untuk Melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) SKRIPSI

64 pelatihan tersebut. Ada beberapa alasan pihak sekolah memilih guru sebagai narasumber pada pelatihan tersebut yaitu dengan dilatih dan dibimbing oleh rekan guru dapat menggunakan bahasa yang sama sehingga lebih mudah dimengerti oleh guru. Selain itu, menurut kepala sekolah dengan dibimbing oleh rekan guru secara psikologis dapat memberikan kenyamanan karena dalam suasana yang akrab. Hal ini dibuktikan dengan pernyataan informan sebagai berikut: Informan ES :“Tidak ada, tapi kalau di MGMP dulu pernah sekali.” Informan YM :“…dan ini saya berupaya mengundang orang yang sudah berpengalaman, golongannya ya sudah IVD ke IVE nanti saya undang. Saya umumkan untuk untuk mengadakan pelatihan PTK di sekolah. Ini mau akan ini…” :“Ya itu tadi… untuk me… me… apa ya mengadakan kegiatan secara rutin. Artinya tiap seminggu berapa kali berapa pertemuan dengan mendatangkan orang guru saja ya tidak usah seperti forum yang tadi saya katakan se-forum se- kota dengan mendatangkan orang guru saja dengan kegiatan seperti pak MY itu. Minggu depan itu pak MY.” :“Belum… Tidak… Di SMA X. Disini mau akan. Caranya didatangkan orang. Satu untuk memberikan informasi bahwa PTK itu sebenarnya mudah dengan bahasa itu tadi kan enak. Setara kan seperti itu.” :“Kalau yang ngisi levelnya sama kan enak dan biasanya guru itu sukanya praktis tidak teoritis. Piye tho bab I? Piye tho bab II? Piye tho bab III ki? Siklus-sikluse carane kui, dan seterusnya. Kan kalau ngajari banyak praktiknya itu lebih mudah.” :“Betul. Ya praktik itu bukan berarti anu ya golet gampange. Jadi ini tu seperti ini misalnya bab I ini, bab II ini, bab III ini, bab IV ini bahwa siklusnya harus sekian dan kalau itu dibimbing oleh guru yang lebih berpengalaman mereka itu lebih mudah dan secara psikologis itu nyaman karena suasananya akrab.”

9. Deskripsi Data Ke- 8

Deskripsi data ke-8 berisi mengenai kemampuan guru untuk mengidentifikasi masalah yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran sebagai dasar untuk melakukan PTK. Berdasarkan kegiatan penelitian yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa kelima guru ekonomi tersebut sudah dapat 65 mengidentifikasi masalah dalam kegiatan pembelajaran. Hal ini didukung dengan pernyataan berikut: Informan WK :“Yang terkait dengan siswa? Hmmm siswa itu banyak cenderung menerima materi tidak mudah, dalam arti mungkin dia perlu kondisi suasana yang lain daripada yang lainnya. Tapi kalau materi yang saya sampaikan mestinya anak–anak menerima dan memahami.” Informan SI :“Tidak merata. Jadi anak yang menonjol itu sudah ketahuan, dalam satu kelas kira–kira ada ¼ mungkin.” Informan ET :“Hmm kalau disiswa kalau di SMA ini saya kira dari segi kognitif, pengetahuan itu ya tidak ada masalah ya. Soalnya kan ini jurusan IPA. Jadi saya mengajarnya kan lintas minat lintas minat ekonomi. Inputnya kan juga sudah bagus jadi saya kira kalau masalah pengetahuan tidak ada. Tapi kalau di sekolah saya yang di SMA Z itu input siswa itu kan termasuk di bawahnya SMA ini ya. Jadi kadang–kadang anak itu gak paham belum paham materi yang disampaikan itu apa, jadi harus diulang–ulang. Berapa kali mengajar baru paham. Cuma sekarang anu masalah hp itu lho mba. Kalau misalkan sekolah sebenarnya sudah memberi aturan HP tidak boleh dibawa. Kalau sampai membawa kan harus disimpan di jok-jok motor tapi ada beberapa siswa yang istilahnya tetap nekad membawa di kelas tetap mbawa saya pernah lihat itu. Cuma mengingatkan aja, berarti itu kan mengganggu konsentrasi dalam pembelajaran.” Informan TY :“Oh yang terkait dengan pembelajaran....terutama yang jam–jam siang nggih biasanya kadang anak–anak itu mengantuk itu permasalahannya begitu. Kalau disini kan saya mengajarnya hanya yang lintas minat ya.” Informan ES :“Oh kalau itu... Hmm siswa itu cenderung memiliki kesiapan belajar yang berbeda. Jadi ada siswa yang siap belajar namun ada beberapa siswa yang belum siap untuk belajar.” :“Karena waktu itu kan saya melihat banyak siswa yang belum siap dalam menerima pembelajaran. Saya ingin menggunakan metode diskusi itu tadi. Coba ah ta ganti pake ini bagaimana, ternyata hasilnya lebih baik dan akhirnya saya ajukan untuk PTK itu tadi.” Dari permasalahan-permasalahan tersebut guru sudah berusaha untuk mengatasi melalui beberapa cara yaitu menggunakan metode, model dan media yang inovatif, memberikan motivasi terlebih dahulu sebelum kegiatan 66 pembelajaran dimulai, menerapkan diskusi menggunakan video untuk materi-materi yang bersifat abstrak dan melakukan pembelajaran dengan mengacu pada konsep “bawalah dia ke dunia kita”. Berikut rincian pernyataan informan atas upaya-upaya yang dilakukan untuk mengatasi permasalahan yang terjadi di dalam kegiatan pembelajaran. Informan WK :“Dari permasalahan tadi? Kalau permasalahan saya tadi kan anu ya menerima materi itu ya? Ya saya berarti harus membuat suatu kegiatan KBM yang lebih kreatif yang lebih aktif dalam arti anak yang bekerja sedangkan saya hanya sebagai fasilitatornya saja.” Informan ES :“Kalau saya… Saya menggunakan ini mba biasanya, menggunakan diskusi. Soalnya gini, siswa dengan berdiskusi dapat saling berbagi ilmu itu tadi. Seperti tadi yang saya sebutkan kalau ada siswa yang siap belajar maka dapat mengajari siswa yang belum siap. Jadi mereka itu bisa saling mengisi satu sama lain.” :“Jigsaw itu kan ada proses diskusinya nggih? Kalau di K13 itu kan guru hanya sebagai fasilitator, siswa yang aktif dalam kegiatan pembelajaran. Jadi ya dengan adanya diskusi itu kan siswa yang tadinya kurang tadi bisa diajari temennya sendiri yang memang memiliki kemampuan yang lebih melalui diskusi itu tadi.” Informan TY :“Iya, menggunakan media iya. Anak itu senang sekali kalau diputarkan video yang berkaitan dengan materi yang sedang dibahas. Misalnya kaitannya dengan uang, video terkait dengan pembuatan uang kan anak-anak senang disitu. Setelah diputarkan video kemudian nanti mereka dapat berdiskusi.” :“Iya metode model, tapi kalau ekonomi yang pas diterapkan problem solving atau penyelesaian masalah habis itu dibuat kelompok-kelompok buat mengaktifkan siswa kemudian maju presentasi. Itu sering saya terapkan. Apalagi untuk ekonomi kelas X itu kan jamnya diakhir ya mba ya? Saya ngajar jam 678 kan siang.” :“Kalau disini kan saya baru saja ya mba ya di SMA ini. Kalau disana ya kaitannya dengan metode mengajar. Metodenya kan sebenarnya sudah diterapkan ya, cuma ya itu tadi ada siswa-siswa yang ngantuk ketika jam terakhir itu lho bagaimana mengatasinya untuk jam-jam terakhir.” :“Nggih, mencoba dengan video-video bagaimana setelah anak diperlihatkan video seperti ini kan lebih ke riil ya jadi 67 lebih punya gambaran daripada bayangan misal dari pembuatan uang seperti apa tho kita putarkan oh mereka lebih…” :“Lebih memahami istilahnya dari yang sebelumnya belum tahu setelah itu kan oh ya… Istilahnya mereka jadi tidak ngantuk itu tadi. senang… apalagi kalau di jam-jam terakhir itu tadi. Anak-anak kan yo cape bilang bu mbok diputarkan lha gitu-gitu.” Informan ET :“Oh ya. Kalau saya beri video pembelajaran biasanya. Mungkin kalau penjelasan dari guru kurang begitu apa ya kurang begitu mudah dipahami siswa saya menambahkan video pembelajaran. Misalkan tentang sistem pembelajaran. Sistem pembayaran itu kan abstrak ya, jadi anak menerka sistem pembayaran ki opo tho sistem pembayaran itu jadi kita harus memberikan contoh riilnya.” :“Ya itu…memotivasi saja mba saya. Istilahnya rutin mengingatkan anak karena kan targetnya nanti kan kamu harus lulus ujian. Kalau tidak lulus nanti bagaimana…” Informan SI :“Kalau saya jarang menggunakan model metode ya. Metode yang sudah ada saya pake aja seperti model ceramah pasti terus diskusi kelompok paling itu aja. Paling kalau ada tambahan dikit paling tugas jadi anak kalau di kelas masih kurang mantep saya kasih tugas per-orang untuk survei pasar atau ke bank atau kemana download apa silahkan biar anak itu minimal kerja gitu. Soalnya kalau kita lihat kan kerja kelompok ketahuan yang aktif yang itu yang ada anak yang masih kewolak-walik gitu yang kerja 1 akhirnya kadang-kadang saya kasih tugas biar anak tahu sendiri apa dia juga niru temennya saya juga nggak ngerti tapi minimal sudah usaha.” :“Pokoknya…indeks harga anak saya suruh survei harga- harga di pasar ya minimal ada beberapa komoditi jumlah sekian harga sekian bulan ini berapa kalau ngga bulan ya minggu, mungkin kalau bulan ditanyakan lupa dia per-hari per-minggu silahkan nanti kan saya suruh hitung indeks harga tahun ini berapa dan itu praktik hitung bener. Soalnya kalau saya terangkan di ini kan saya ngga bisa ngukur benar nggaknya ngga tahu kalau bisa bener-bener masuk apa ga, tapi dengan seperti itu setelah saya periksa betul semua dalam artian entah mereka nanya temennya ga tahu saya atau gimana tapi saya kan tidak melihat hasilnya saya lihat proses menghitungnya. Kalau hasil kan datanya beda-beda. Caranya gitu. Jadi saya anggap mereka betul. Tapi begitu 68 tes, ya tetap ada satu dua anak yang tetap ga bisa walaupun sudah ada seperti itu tapi mending lah sudah ada usaha.” Kemampuan guru dalam mengidentifikasi masalah yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran dan menerapkan solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut dipengaruhi oleh beberapa hal salah satunya adalah pengalaman guru dalam kegiatan pembelajaran. Guru-guru ekonomi yang menjadi informan dalam penelitian ini sudah memiliki pengalaman mengajar yang cukup lama yaitu 13 tahun, 14 tahun, 16 tahun dan 32 tahun. Berikut pernyataan informan terkait dengan pengalaman mengajar yang telah dimiliki: Informan WK :“Hmm, iya mba 13 tahun.” Informan ES :“Nggih mba, sudah 32 tahun.” Informan TY :“Kalau disana sudah 16 tahun.” Informan ET :“Kalau di SMA ini baru sekitar 1 tahun. Tapi kalau sejak jadi guru tahun 2000 berarti sekitar 16 tahun ya.” Informan SI :“Iya, 14 tahun kurang kan akhir, ini kan baru awal.” Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa dari hanya tiga dari lima yang sudah mencatatkannya pada catatan yang berkembang pada PTK. Sedangkan untuk dua informan lainnya belum mencatat dan mengembangkannya menjadi PTK. Informan yang belum mencatatkan permasalahan yang terkait dengan pembelajaran adalah informan WK dan SI. Sedangkan informan yang sudah melakukan pencatatan adalah informan ET, TY dan ES. Hal tersebut dibuktikan dengan adanya pernyataan informan berikut: Informan WK :“Belum pernah. Jadi saya menjalankannya seperti air mengalir tertawa. Jika ada masalah saya atasi jadi belum pernah saya melakukan pencatatan–pencatatan khusus.” Informan SI :“Wah saya jarang sekali saya globalnya aja. Kalau memang ada anak yang terlalu baru saya tulis. Maksudnya apa ya, nakal banget atau anak yang nilainya rendah banget itu baru tapi kalau keseharian ngajar gak.” Informan ET :“He’em, saya juga mengarahnya juga kesitu...” 69 Informan TY :“Iya punya,... Ada catatan–catatan. Misal kejadian hari ini kok anak ini mengantuk nah pasti langsung saja tegur ada upaya tindak lanjutnya kenapa alasannya.” Informan ES :“Pernah, tadi ya ndak rutin.” :“Biasanya berisi materi pembelajaran yang terakhir saya ajarkan apa. Terus permasalahan-permasalahan kecil yang terjadi di dalam proses pembelajaran, terus langkah yang saya lakukan untuk mengatasinya apa, misal pake model ini metode ini dan sebagainya. Kadang ini kok mba, model dan metode yang ini belum tentu cocok untuk materi ini, cocoknya untuk materi yang lain misalnya. Jadi memang harus pintar-pintar saja memilih metode yang pas untuk mengatasi permasalahan itu bagaimana.”

10. Deskripsi Data Ke- 9