64 pelatihan tersebut. Ada beberapa alasan pihak sekolah memilih guru sebagai
narasumber pada pelatihan tersebut yaitu dengan dilatih dan dibimbing oleh rekan guru dapat menggunakan bahasa yang sama sehingga lebih mudah
dimengerti oleh guru. Selain itu, menurut kepala sekolah dengan dibimbing oleh rekan guru secara psikologis dapat memberikan kenyamanan karena
dalam suasana yang akrab. Hal ini dibuktikan dengan pernyataan informan sebagai berikut:
Informan ES :“Tidak ada, tapi kalau di MGMP dulu pernah sekali.” Informan YM :“…dan ini saya berupaya mengundang orang yang sudah
berpengalaman, golongannya ya sudah IVD ke IVE nanti saya undang. Saya umumkan untuk untuk mengadakan pelatihan
PTK di sekolah. Ini mau akan ini…”
:“Ya itu tadi… untuk me… me… apa ya mengadakan kegiatan secara rutin. Artinya tiap seminggu berapa kali
berapa pertemuan dengan mendatangkan orang guru saja ya tidak usah seperti forum yang tadi saya katakan se-forum se-
kota dengan mendatangkan orang guru saja dengan kegiatan seperti pak MY itu. Minggu depan itu pak MY.”
:“Belum… Tidak… Di SMA X. Disini mau akan. Caranya didatangkan orang. Satu untuk memberikan informasi bahwa
PTK itu sebenarnya mudah dengan bahasa itu tadi kan enak. Setara kan seperti itu.”
:“Kalau yang ngisi levelnya sama kan enak dan biasanya guru itu sukanya praktis tidak teoritis. Piye tho bab I? Piye tho bab
II? Piye tho bab III ki? Siklus-sikluse carane kui, dan seterusnya. Kan kalau ngajari banyak praktiknya itu lebih
mudah.”
:“Betul. Ya praktik itu bukan berarti anu ya golet gampange. Jadi ini tu seperti ini misalnya bab I ini, bab II ini, bab III ini,
bab IV ini bahwa siklusnya harus sekian dan kalau itu dibimbing oleh guru yang lebih berpengalaman mereka itu
lebih mudah dan secara psikologis itu nyaman karena suasananya akrab.”
9. Deskripsi Data Ke- 8
Deskripsi data ke-8 berisi mengenai
kemampuan guru untuk mengidentifikasi masalah yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran sebagai
dasar untuk melakukan PTK. Berdasarkan kegiatan penelitian yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa kelima guru ekonomi tersebut sudah dapat
65 mengidentifikasi masalah dalam kegiatan pembelajaran. Hal ini didukung
dengan pernyataan berikut: Informan WK :“Yang terkait dengan siswa? Hmmm siswa itu banyak
cenderung menerima materi tidak mudah, dalam arti mungkin dia perlu kondisi suasana yang lain daripada yang
lainnya. Tapi kalau materi yang saya sampaikan mestinya anak–anak menerima dan memahami.”
Informan SI :“Tidak merata. Jadi anak yang menonjol itu sudah
ketahuan, dalam satu kelas kira–kira ada ¼ mungkin.” Informan ET
:“Hmm kalau disiswa kalau di SMA ini saya kira dari segi kognitif, pengetahuan itu ya tidak ada masalah ya. Soalnya
kan ini jurusan IPA. Jadi saya mengajarnya kan lintas minat lintas minat ekonomi. Inputnya kan juga sudah bagus jadi
saya kira kalau masalah pengetahuan tidak ada. Tapi kalau di sekolah saya yang di SMA Z itu input siswa itu kan
termasuk di bawahnya SMA ini ya. Jadi kadang–kadang anak itu gak paham belum paham materi yang disampaikan
itu apa, jadi harus diulang–ulang. Berapa kali mengajar baru paham. Cuma sekarang anu masalah hp itu lho mba. Kalau
misalkan sekolah sebenarnya sudah memberi aturan HP tidak boleh dibawa. Kalau sampai membawa kan harus
disimpan di jok-jok motor tapi ada beberapa siswa yang istilahnya tetap nekad membawa di kelas tetap mbawa saya
pernah lihat itu. Cuma mengingatkan aja, berarti itu kan mengganggu konsentrasi dalam pembelajaran.”
Informan TY :“Oh yang terkait dengan pembelajaran....terutama yang
jam–jam siang nggih biasanya kadang anak–anak itu mengantuk itu permasalahannya begitu. Kalau disini kan
saya mengajarnya hanya yang lintas minat ya.”
Informan ES :“Oh kalau itu... Hmm siswa itu cenderung memiliki
kesiapan belajar yang berbeda. Jadi ada siswa yang siap belajar namun ada beberapa siswa yang belum siap untuk
belajar.”
:“Karena waktu itu kan saya melihat banyak siswa yang belum siap dalam menerima pembelajaran. Saya ingin
menggunakan metode diskusi itu tadi. Coba ah ta ganti pake ini bagaimana, ternyata hasilnya lebih baik dan akhirnya
saya ajukan untuk PTK itu tadi.”
Dari permasalahan-permasalahan tersebut guru sudah berusaha untuk mengatasi melalui beberapa cara yaitu menggunakan metode, model dan
media yang inovatif, memberikan motivasi terlebih dahulu sebelum kegiatan
66 pembelajaran dimulai, menerapkan diskusi menggunakan video untuk
materi-materi yang bersifat abstrak dan melakukan pembelajaran dengan mengacu pada konsep “bawalah dia ke dunia kita”. Berikut rincian
pernyataan informan atas upaya-upaya yang dilakukan untuk mengatasi permasalahan yang terjadi di dalam kegiatan pembelajaran.
Informan WK :“Dari permasalahan tadi? Kalau permasalahan saya tadi
kan anu ya menerima materi itu ya? Ya saya berarti harus membuat suatu kegiatan KBM yang lebih kreatif yang lebih
aktif dalam arti anak yang bekerja sedangkan saya hanya sebagai fasilitatornya saja.”
Informan ES :“Kalau saya… Saya menggunakan ini mba biasanya,
menggunakan diskusi. Soalnya gini, siswa dengan
berdiskusi dapat saling berbagi ilmu itu tadi. Seperti tadi yang saya sebutkan kalau ada siswa yang siap belajar maka
dapat mengajari siswa yang belum siap. Jadi mereka itu bisa saling mengisi satu sama lain.”
:“Jigsaw itu kan ada proses diskusinya nggih? Kalau di K13 itu kan guru hanya sebagai fasilitator, siswa yang aktif
dalam kegiatan pembelajaran. Jadi ya dengan adanya diskusi itu kan siswa yang tadinya kurang tadi bisa diajari
temennya sendiri yang memang memiliki kemampuan yang lebih melalui diskusi itu tadi.”
Informan TY :“Iya, menggunakan media iya. Anak itu senang sekali
kalau diputarkan video yang berkaitan dengan materi yang sedang dibahas. Misalnya kaitannya dengan uang, video
terkait dengan pembuatan uang kan anak-anak senang disitu. Setelah diputarkan video kemudian nanti mereka
dapat berdiskusi.”
:“Iya metode model, tapi kalau ekonomi yang pas diterapkan problem solving atau penyelesaian masalah habis
itu dibuat kelompok-kelompok buat mengaktifkan siswa kemudian maju presentasi. Itu sering saya terapkan. Apalagi
untuk ekonomi kelas X itu kan jamnya diakhir ya mba ya? Saya ngajar jam 678 kan siang.”
:“Kalau disini kan saya baru saja ya mba ya di SMA ini. Kalau disana ya kaitannya dengan metode mengajar.
Metodenya kan sebenarnya sudah diterapkan ya, cuma ya itu tadi ada siswa-siswa yang ngantuk ketika jam terakhir itu
lho bagaimana mengatasinya untuk jam-jam terakhir.”
:“Nggih, mencoba dengan video-video bagaimana setelah anak diperlihatkan video seperti ini kan lebih ke riil ya jadi
67 lebih punya gambaran daripada bayangan misal dari
pembuatan uang seperti apa tho kita putarkan oh mereka lebih…”
:“Lebih memahami istilahnya dari yang sebelumnya belum tahu setelah itu kan oh ya… Istilahnya mereka jadi tidak
ngantuk itu tadi. senang… apalagi kalau di jam-jam terakhir itu tadi. Anak-anak kan yo cape bilang bu mbok diputarkan
lha gitu-gitu.”
Informan ET :“Oh ya. Kalau saya beri video pembelajaran biasanya.
Mungkin kalau penjelasan dari guru kurang begitu apa ya kurang begitu mudah dipahami siswa saya menambahkan
video pembelajaran. Misalkan tentang sistem pembelajaran. Sistem pembayaran itu kan abstrak ya, jadi anak menerka
sistem pembayaran ki opo tho sistem pembayaran itu jadi kita harus memberikan contoh riilnya.”
:“Ya itu…memotivasi saja mba saya. Istilahnya rutin mengingatkan anak karena kan targetnya nanti kan kamu
harus lulus ujian. Kalau tidak lulus nanti bagaimana…”
Informan SI :“Kalau saya jarang menggunakan model metode ya.
Metode yang sudah ada saya pake aja seperti model ceramah pasti terus diskusi kelompok paling itu aja. Paling
kalau ada tambahan dikit paling tugas jadi anak kalau di kelas masih kurang mantep saya kasih tugas per-orang
untuk survei pasar atau ke bank atau kemana download apa silahkan biar anak itu minimal kerja gitu. Soalnya kalau kita
lihat kan kerja kelompok ketahuan yang aktif yang itu yang ada anak yang masih kewolak-walik gitu yang kerja 1
akhirnya kadang-kadang saya kasih tugas biar anak tahu sendiri apa dia juga niru temennya saya juga nggak ngerti
tapi minimal sudah usaha.”
:“Pokoknya…indeks harga anak saya suruh survei harga- harga di pasar ya minimal ada beberapa komoditi jumlah
sekian harga sekian bulan ini berapa kalau ngga bulan ya minggu, mungkin kalau bulan ditanyakan lupa dia per-hari
per-minggu silahkan nanti kan saya suruh hitung indeks harga tahun ini berapa dan itu praktik hitung bener. Soalnya
kalau saya terangkan di ini kan saya ngga bisa ngukur benar nggaknya ngga tahu kalau bisa bener-bener masuk apa ga,
tapi dengan seperti itu setelah saya periksa betul semua dalam artian entah mereka nanya temennya ga tahu saya
atau gimana tapi saya kan tidak melihat hasilnya saya lihat proses menghitungnya. Kalau hasil kan datanya beda-beda.
Caranya gitu. Jadi saya anggap mereka betul. Tapi begitu
68 tes, ya tetap ada satu dua anak yang tetap ga bisa walaupun
sudah ada seperti itu tapi mending lah sudah ada usaha.” Kemampuan guru dalam mengidentifikasi masalah yang terjadi dalam
kegiatan pembelajaran
dan menerapkan
solusi untuk
mengatasi permasalahan tersebut dipengaruhi oleh beberapa hal salah satunya adalah
pengalaman guru dalam kegiatan pembelajaran. Guru-guru ekonomi yang menjadi informan dalam penelitian ini sudah memiliki pengalaman mengajar
yang cukup lama yaitu 13 tahun, 14 tahun, 16 tahun dan 32 tahun. Berikut pernyataan informan terkait dengan pengalaman mengajar yang telah
dimiliki: Informan WK
:“Hmm, iya mba 13 tahun.” Informan ES
:“Nggih mba, sudah 32 tahun.” Informan TY
:“Kalau disana sudah 16 tahun.” Informan ET
:“Kalau di SMA ini baru sekitar 1 tahun. Tapi kalau sejak jadi guru tahun 2000 berarti sekitar 16 tahun ya.”
Informan SI :“Iya, 14 tahun kurang kan akhir, ini kan baru awal.”
Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa dari hanya tiga dari lima yang sudah mencatatkannya pada catatan yang berkembang pada PTK.
Sedangkan untuk
dua informan
lainnya belum
mencatat dan
mengembangkannya menjadi PTK. Informan yang belum mencatatkan permasalahan yang terkait dengan pembelajaran adalah informan WK dan
SI. Sedangkan informan yang sudah melakukan pencatatan adalah informan ET, TY dan ES. Hal tersebut dibuktikan dengan adanya pernyataan informan
berikut: Informan WK
:“Belum pernah. Jadi saya menjalankannya seperti air mengalir tertawa. Jika ada masalah saya atasi jadi belum
pernah saya melakukan pencatatan–pencatatan khusus.” Informan SI
:“Wah saya jarang sekali saya globalnya aja. Kalau memang ada anak yang terlalu baru saya tulis. Maksudnya apa ya,
nakal banget atau anak yang nilainya rendah banget itu baru tapi kalau keseharian ngajar gak.”
Informan ET :“He’em, saya juga mengarahnya juga kesitu...”
69 Informan TY
:“Iya punya,... Ada catatan–catatan. Misal kejadian hari ini kok anak ini mengantuk nah pasti langsung saja tegur ada
upaya tindak lanjutnya kenapa alasannya.” Informan ES
:“Pernah, tadi ya ndak rutin.” :“Biasanya berisi materi pembelajaran yang terakhir saya
ajarkan apa. Terus permasalahan-permasalahan kecil yang terjadi di dalam proses pembelajaran, terus langkah yang
saya lakukan untuk mengatasinya apa, misal pake model ini metode ini dan sebagainya. Kadang ini kok mba, model
dan metode yang ini belum tentu cocok untuk materi ini, cocoknya untuk materi yang lain misalnya. Jadi memang
harus pintar-pintar saja memilih metode yang pas untuk mengatasi permasalahan itu bagaimana.”
10. Deskripsi Data Ke- 9