Deskripsi Data Ke- 9 Analisis Kesulitan-Kesulitan yang Dialami Guru Ekonomi SMA untuk Melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) SKRIPSI

69 Informan TY :“Iya punya,... Ada catatan–catatan. Misal kejadian hari ini kok anak ini mengantuk nah pasti langsung saja tegur ada upaya tindak lanjutnya kenapa alasannya.” Informan ES :“Pernah, tadi ya ndak rutin.” :“Biasanya berisi materi pembelajaran yang terakhir saya ajarkan apa. Terus permasalahan-permasalahan kecil yang terjadi di dalam proses pembelajaran, terus langkah yang saya lakukan untuk mengatasinya apa, misal pake model ini metode ini dan sebagainya. Kadang ini kok mba, model dan metode yang ini belum tentu cocok untuk materi ini, cocoknya untuk materi yang lain misalnya. Jadi memang harus pintar-pintar saja memilih metode yang pas untuk mengatasi permasalahan itu bagaimana.”

10. Deskripsi Data Ke- 9

Deskripsi data ke-9 berisi pengetahuan guru mengenai penguatan kedudukan PTK dalam peraturan PERMENPAN–RB No 16 Tahun 2009 dan Peraturan Mendiknas Bersama Kepala BKN Nomor 3 Tahun 2010 tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional dan Angka Kredit Guru. Pada kedua aturan tersebut pemerintah menguatkan kedudukan PTK sebagai salah satu syarat untuk kenaikan pangkat. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa semua guru ekonomi sudah mengetahui penguatan kedudukan PTK dalam kedua peraturan tersebut. Hal ini dibuktikan dengan pernyataan informan berikut: Informan WK :“Sudah… sudah saya bahkan ini mengalami pertama kali mengalami pertama kali tahun ini nggih saya terlibat juga langsung terakhir kemarin bulan Februari itu saya juga mengajukan kenaikan pangkat dan sudah tahu bahwa syarat untuk kenaikan pangkat membuat PTK itu salah satunya hanya kan saya masih golongan dari IIIB ke IIIC. Jadi tidak terlibat langsung untuk membuat PTK. Yang membuat PTK tu dimulai dari golongan in shaa Allah apa ya dari golongan IIIC ke IIID atau IIID ke IVA. Ya jadi saya yang IIIB ke IIIC itu belum terlibat tapi sudah pernah dengar.” Informan SI :“Penguatan PTK? Saya masih di Tangerang tahun 2013.” Informan ET :”Kira–kira tahun berapa ya saya lupa, tahun 2011 atau tahun 2012 saya lupa itu saya ikut diklat perhitungan angka kredit dan jabatan fungsional guru.” Informan TY :“Oh iya.” Informan ES : “Sudah mba.” 70 Informasi mengenai penguatan kedudukan PTK tersebut didapatkan dari beberapa sumber yaitu persyaratan kenaikan pangkat, sosialisasi dari Wilayah Binaan WilBi, DIKPORA Kota Surakarta, MGMP Kota Surakarta dan pihak sekolah. Pernyataan tersebut dibuktikan dengan pernyataan berikut ini: Informan WK :“Ya, dari situ persyaratan untuk kenaikan pangkat. Dari golongan ini sampai ini butuh PD Pengembangan Diri dan PI Publikasi Ilmiah berapa dengan syarat PTK sudah diseminarkan hanya dalam khusus MGMP saja tidak apa–apa nggih, terus kalau golongan dari IIIB ke IIIC cukup PD, PInya berapa tapi tidak PTK yang diseminarkan. Belum sampai kesitu. Jadi kalau ditanya kapan ya baru–baru saja bulan Februari kemarin nggih pas ngurusi kenaikan pangkat.” Informan SI :“Kalau dulu disana ada istilahnya WilBi. Kalau disini mungkin WilBi gak ada ya? Ya semacam MGMP tetapi tidak se-Kabupaten. Se-WilBi itu se-kabupaten dibagi beberapa wilayah. Sebenarnya hampir sama dengan yang disini. Kalau disini kan se-kota kan wilayahnya kecil kalau disana kan terlalu luas kabupatennya luas jadi dibagi beberapa wilayah namanya WilBi. Sebenarnya sama aja dengan MGMP.” Informan ET :“Diklat yang diadakan oleh DIKPORA.” Informan TY :“Itu kan sosialisasi dari sekolah, kepala sekolahnya juga menyampaikan. Kemudian dari MGMP Ekonomi.” Informan ES :“Dari sekolah, jadi waktu itu sekolah memberitahu tentang perubahan sistem kenaikan pangkat guru. Kalau guru sekarang kalau naik pangkat itu tidak secara otomatis. Kalau dulu kan masih otomatis mba, jadi setiap dua tahun sekali kan sudah bisa naik pangkat. Tapi kalau sekarang kan tidak, harus ada angka kredit yang harus dipenuhi, ya termasuk membuat PTK itu mba salah satunya.” Pada teori yang digunakan pada penyusunan proposal menyatakan bahwa guru mulai dari IIIB ke IIIC sudah harus membuat publikasi ilmiah dan karya inovatif. Pada pembuatan publikasi ilmiah guru sangat disarankan untuk melakukan PTK. Setelah memasuki lapangan ternyata terdapat perbedaan antara teori yang digunakan dengan keadaan yang terjadi di lapangan. Perbedaan tersebut terletak pada tingkatan publikasi ilmiah yang 71 harus ada pada setiap kenaikan jenjang kepangkatan guru. Berdasarkan hasil wawancara kepada informan WK menyatakan bahwa PTK belum wajib ada pada kenaikan golongan dari IIIB ke IIIC. Kegiatan publikasi ilmiah yang dilakukan dari golongan IIIB ke IIIC dapat berupa membuat buku ajar, modul dan sebagainya. Lebih lanjut informan WK menyatakan bahwa PTK wajib ada pada kenaikan pangkat dari golongan IIIC ke IIID atau IIID ke IVA. Berikut pernyataan informan WK: Informan WK :“Sudah… sudah saya bahkan ini mengalami pertama kali mengalami pertama kali tahun ini nggih saya terlibat juga langsung terakhir kemarin bulan Februari itu saya juga mengajukan kenaikan pangkat dan sudah tahu bahwa syarat untuk kenaikan pangkat membuat PTK itu salah satunya, hanya kan saya masih golongan dari IIIB ke IIIC. Jadi tidak terlibat langsung untuk membuat PTK. Yang membuat PTK itu dimulai dari golongan in shaa Allah apa ya dari golongan IIIC ke IIID atau IIID ke IVA. Ya jadi saya yang IIIB ke IIIC itu belum terlibat tapi sudah pernah dengar.” Pernyataan informan WK didukung oleh dokumen berupa syarat–syarat kenaikan pangkat guru dari golongan IIIB ke IIIC. Atas dasar pernyataan tersebut, untuk menguji kebenaran dari informasi yang didapatkan maka perlu melakukan triangulasi teknik. Triangulasi teknik dilakukan dengan cara menganalisis dokumen dan membandingkannya dengan hasil wawancara. Dari hasil triangulasi teknik yang dilakukan dapat diketahui bahwa dalam persyaratan kenaikan golongan dari IIIB ke IIIC memang belum diwajibkan untuk membuat PTK. Selain menggunakan triangulasi teknik untuk menguji pernyataan informan WK terkait keharusan adanya PTK untuk kenaikan pangkat pada golongan IIIB ke IIIC atau IIIC ke IVA, maka perlu melakukan triangulasi sumber. Tujuan melakukan triangulasi sumber adalah mengecek kebenaran informasi yang telah didapatkan. Triangulasi sumber dilakukan dengan cara mengroscek kepada informan SI yang berada pada golongan IIIC untuk menanyakan syarat kenaikan pangkat pada golongan IIID membutuhkan PTK atau tidak. Berdasarkan hasil wawancara kepada informan SI dapat 72 diketahui bahwa PTK belum diwajibkan ada pada golongan IIIC ke IIID. Berikut pernyataan informan SI: Informan SI :“Ga IIID ke IVA, IVA ke IVB. Soalnya kalau IIIC ke IIID belum harus PTK. Tapi baru yang penting karya ilmiah, publikasi ada tiga cukup. Kalau mau ke IVA kayaknya harus ada PTK. Jadi tidak dari IIIB ke IIIC harus gak… Kan itu ada kriteria ada PTK, publikasi ilmiah, karya ilmiah dalam satu pengembangan apa ya…” Lebih lanjut, untuk mengecek kebenaran data yang telah didapatkan maka peneliti melakukan wawancara kepada kepala sekolah mengenai peraturan tersebut. Berdasarkan hasil wawancara kepada kepala sekolah dapat diketahui bahwa PTK wajib ada pada kenaikan pangkat dari IVA ke IVB. Berikut hasil wawancara tersebut: Informan YM :“Tidak. 2013 dari IIIB ke IIIC dan seterusnya sampai IVE itu butuh butuh walaupun tidak PTK. Jadi begini kalau IIIB ke IIIC itu tidak harus IIIC ke IIID, IIID ke IVA itu tidak harus PTK. Nah… Pokoknya karya inovatif atau publikasi ilmiah. Tapi kan ya sudah, karena umumnya PTK ya dibuat PTK tapi tidak harus. Tapi kalau IVA ke IVB seterusnya itu wajib dan diseminarkan serta harus dijurnalkan. Paham nggih? Jadi nek IIIB ke IIIC itu harus ada PKB tapi tidak harus…”

11. Deskripsi Data Ke- 10