16 sekolah. Hal ini perlu ditekankan apabila dalam suatu PTK terlibat
lebih dari seorang peneliti, misalnya kolaborasi antarguru dalam satu sekolah atau dengan dosen dan pengawas sekolah.
e. Tahapan Penelitian Tindakan Kelas
Ada beberapa model PTK yang dapat digunakan yaitu model PTK yang dikemukakan oleh Kurt Lewin dan Kemmis serta Taggart. Pada
kedua model PTK tersebut terdapat empat tahapan yang dilakukan pada setiap siklus PTK meliputi; 1 tahap perencanaan, 2 tahap
pelaksanaan, 3 tahap pengamatan, dan 4 tahap refleksi. Adapun model dan penjelasannya untuk masing-masing tahap menurut Koida
N 2013:53 dan Arikunto S 2012:74 dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 2. Model PTK Menurut Kemmis dan Taggart Refleksi
SIKLUS I
Perencanaan Pelaksanaan
Pengamatan Perencanaan
Pelaksanaan
SIKLUS II
Pengamatan Refleksi
Gambar 1. Model PTK Menurut Kurt Lewin
Refleksi Pengamatan
Pelaksanaan
Perencanaan
17
1 Tahap Perencanaan Planning
Tahap ini adalah tahapan dimana peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, dimana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan
tersebut dilakukan;
2 Tahap Pelaksanaan Acting
Pada tahap ini peneliti melaksanakan atau mengimplementasikan isi rancangan yang telah dibuat pada tahap perencanaan;
3 Tahap Pengamatan Observing
Pada tahap ini peneliti melakukan kegiatan pengamatan atas tindakan yang dilakukan;
4 Tahap Refleksi Reflecting
Pada tahap ini peneliti merefleksikan kembali apa yang sudah dilakukan.
f. Bentuk-Bentuk PTK
Menurut Oja dan Smulyan dalam Sumini 2016:5 menyatakan bahwa PTK memiliki macam-macam bentuk yaitu:
1 Guru Sebagai Peneliti
Pada bentuk yang pertama merupakan bentuk PTK yang memandang guru sebagai peneliti yang utuh. Pada bentuk ini
memiliki ciri sangat berperannya guru dalam proses PTK. Tujuan utama PTK bentuk ini ialah meningkatkan praktik pembelajaran di
kelas dimana guru terlibat secara penuh dalam proses perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Pada bentuk penelitian ini,
guru mengidentifikasi masalah sendiri untuk dipecahkan melalui PTK. Keterlibatan pihak lain dari luar hanya bersifat konsultatif
dalam mempertajam atau mencari problema pembelajaran di kelas. Peran pihak luar sangat kecil dalam proses penelitian.
2 Penelitian Tindakan Kolaboratif
Pada bentuk penelitian kedua, PTK kolaboratif melibatkan beberapa pihak baik guru, kepala sekolah maupun dosen secara
serentak dengan tujuan untuk meningkatkan praktik pembelajaran,
18 menyumbang pada perkembangan teori dan karier guru. Model
penelitian kolaboratif ini dirancang dan dilaksanakan oleh suatu tim yang terdiri dari guru, dosen ataupun kepala sekolah.
Hubungan antara ketiga pihak tersebut bersifat kemitraan yang dapat secara bersama-sama memikirkan persoalan-persoalan yang
dihadapi untuk diteliti melalui penelitian kolaboratif. Kelebihan dari bentuk ini adalah dapat mengurangi subjektivitas dalam
melakukan penelitian.
3 Simultan Terintegratif
Tujuan utama dalam bentuk PTK yang ketiga adalah untuk memecahkan persoalan praktis dalam pembelajaran praktis dan
untuk menghasilkan pengetahuan yang ilmiah dalam bidang pembelajaran di kelas. Pada bentuk penelitian ini guru dilibatkan
pada proses penelitian kelas, terutama pada tahap pelaksanaan dan refleksi terhadap praktik-praktik pembelajaran di kelas. Sedangkan
tahap perencanaan termasuk pada proses identifikasi masalah dan tahap pengamatan dilakukan oleh peneliti dari luar. Pada PTK jenis
ini, kedudukan peneliti dari luar adalah sebagai inovator pada kegiatan pembelajaran yang dilakukan.
4 Administrasi Sosial Eksperimental
Pada bentuk PTK yang keempat lebih menekankan dampak kebijakan dan praktik. Pada pelaksanaannya guru tidak dilibatkan
baik dalam perencanaan, pelaksanaan, pengamatan maupun refleksi terhadap praktik pembelajarannya. Guru tidak banyak
memberikan masukan pada proses penelitian ini. Tanggung jawab penelitian sepenuhnya ada pada pihak luar. Pada bentuk ini peneliti
bekerja atas dasar hipotesis tertentu, kemudian melakukan bentuk tes dalam sebuah eksperimen.
2. Pentingnya Guru Melakukan Penelitian Tindakan Kelas