Motivasi Guru Melakukan PTK Kompetensi Profesional a. Pengertian Kompetensi Profesional

20 menempatkan pendidik dan tenaga kependidikan lainnya sebagai peneliti dan sebagai agen perubahan yang pola kerjanya bersifat kolaboratif. Berdasarkan ketiga pendapat ahli tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa pentingnya seorang guru melakukan PTK adalah untuk meningkatkan, memperbaiki dan mengoptimalkan proses pembelajaran. Hal ini dikarenakan permasalahan yang diteliti adalah masalah yang menjadi perhatian guru dalam proses pembelajaran yang dilakukan. Guru lebih utama untuk melakukan perbaikan karena mengetahui permasalahan yang sedang dihadapi secara spesifik di kelas. Melalui PTK masalah yang terjadi dalam pembelajaran dapat dikaji dan dituntaskan, sehingga dapat menghasilkan pembelajaran dan hasil belajar yang lebih baik. Selain itu, dengan adanya PTK diharapkan dapat menciptakan sebuah budaya belajar pada kalangan guru dan dapat dilakukan sebagai salah satu upaya yang terkait dengan pengembangan kinerja yang akan berimplikasi pada angka kredit guru. Peningkatan pada angka kredit guru tersebut dapat berkontribusi pada kenaikan pangkat atau golongan dan jabatan fungsional guru.

3. Motivasi Guru Melakukan PTK

Motivasi merupakan suatu dorongan kehendak yang dapat menyebabkan seseorang melakukan suatu perbuatan atau tindakan tertentu untuk mencapai sebuah tujuan. Berkaitan dengan motivasi guru untuk melakukan PTK berdasarkan penelitian yang dilakukan Anggraeni 2014:100 diketahui bahwa guru yang memiliki motivasi untuk kenaikan pangkat atau jabatan ternyata melaksanakan PTK, sedangkan guru yang tidak memiliki motivasi untuk naik jabatan ternyata tidak melaksanakan PTK. Motivasi untuk kenaikan pangkat atau jabatan merupakan satu- satunya faktor pendukung pelaksanaan PTK.

4. Kompetensi Profesional a. Pengertian Kompetensi Profesional

Kompetensi profesional menurut Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 pasal 10 ayat 1 adalah: 21 “Kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang mencakup pada penguasaan materi kurikulum mata pelajaran di sekolah dan substansi keilmuan yang menaungi materi, penguasaan terhadap struktur dan metodologi keilmuan.”

b. Indikator Kompetensi Profesional

Menurut Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 pasal 10 ayat 1 ada beberapa indikator untuk mengukur kompetensi profesional guru. Indikator-indikator tersebut adalah: “1 menguasai materi pembelajaran dan pola pikir keilmuan yang mendukung pelajaran yang diampu; 2 menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran atau bidang pengembangan yang diampu; 3 mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif; 4 mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif; 5 memanfaatkan Teknologi Informasi dan Komunikasi TIK untuk berkomunikasi dan mengembangkan diri.” Berdasarkan kelima indikator kompetensi profesional tersebut, PTK berhubungan dengan indikator keempat yakni mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif. Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan PKB adalah kegiatan melaksanakan pengembangan diri, membuat publikasi ilmiah dan membuat karya inovatif.

c. Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan

PKB menurut Kemendikbud 2012:8 mencakup tiga hal yaitu: 1 Pelaksanaan Pengembangan Diri Pengembangan diri PD adalah upaya untuk meningkatkan profesionalisme diri agar memiliki kompetensi yang sesuai dengan peraturan perundangan agar mampu melaksanakan tugas pokok dan kewajiban dalam pembelajaran atau pembimbingan termasuk pelaksanaan tugas tambahan yang relevan dengan fungsi sekolah. Kegiatan PD terdiri atas diklat fungsional dan kegiatan kolektif Diklat fungsional adalah diklat yang dilaksanakan untuk mencapai persyaratan kompetensi yang sesuai dengan jenjang 22 jabatan fungsional guru. Kegiatan diklat fungsional dapat dilakukan dengan mengikuti kursus, pelatihan dan sebagainya. Hasil diklat fungsional digunakan untuk kenaikan jabatan fungsional guru. Kegiatan kolektif adalah kegiatan guru dalam mengikuti kegiatan pertemuan ilmiah atau kegiatan bersama yang dilakukan guru baik di sekolah maupun di luar sekolah dengan tujuan untuk mencapai standar atau di atas standar kompetensi profesi yang telah ditetapkan. Kegiatan kolektif dapat dilakukan dengan mengikuti kegiatan lokakarya atau MGMP, mengikuti kegiatan ilmiah seperti seminar, diskusi panel atau bentuk pertemuan ilmiah yang lain dan mengikuti kegiatan kolektif lainnya yang sesuai dengan tugas dan kewajiban guru. 2 Pelaksanaan Publikasi Ilmiah Publikasi ilmiah PI adalah karya tulis ilmiah yang telah dipublikasikan kepada masyarakat sebagai bentuk kontribusi guru terhadap peningkatan kualitas proses pembelajaran di sekolah dan pengembangan dunia pendidikan secara umum. PI mencakup tiga kelompok kegiatan, yaitu: a presentasi pada forum ilmiah, sebagai narasumber pada seminar, lokakarya ilmiah dan diskusi ilmiah; b publikasi ilmiah hasil penelitian atau gagasan inovatif pada bidang pendidikan formal mencakup pembuatan laporan hasil penelitian pada bidang pendidikan di sekolah, tulisan ilmiah popular pendidikan formal dan pembelajaran pada satuan pendidikan; c publikasi buku teks pelajaran, buku pengayaan, buku bidang pendidikan, karya hasil terjemahan dan buku pedoman guru. Dari ketiga kelompok kegiatan pada PI tersebut, PTK berkaitan dengan kelompok kedua yakni publikasi ilmiah hasil penelitian atau gagasan inovatif pada pendidikan formal mencakup pembuatan laporan hasil penelitian pada bidang pendidikan di sekolah. Pada kegiatan PI, guru sangat disarankan membuat PTK 23 daripada penelitian lainnya. Hal ini dikarenakan dengan melakukan PTK, guru dapat memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran. Implikasi lebih lanjut dengan adanya peningkatan kualitas pembelajaran tersebut diharapkan mampu meningkatkan hasil belajar peserta didik. Setelah guru melakukan PTK, maka PTK tersebut harus diseminarkan pada tingkat MGMP maupun nasional kemudian setelah diseminarkan, PTK tersebut dibuat jurnal sebagai bentuk kajian ilmiah yang telah dilakukan guru. 3 Pelaksanaan Karya inovatif Karya inovatif KI adalah karya yang bersifat pengembangan, modifikasi atau penemuan baru sebagai bentuk kontribusi guru terhadap peningkatan kualitas proses pembelajaran di sekolah dan pengembangan dunia pendidikan, sains atau teknologi, dan seni. Karya inovatif ini mencakup: a penemuan teknologi tepat guna kategori kompleks atau sederhana; b penemuan atau penciptaan atau pengembangan karya seni kategori kompleks atau sederhana; c pembuatan atau modifikasi alat pelajaran, peraga, praktikum kategori kompleks atau sederhana; d penyusunan standar, pedoman, dan soal pada tingkat nasional maupun provinsi. Karya yang dihasilkan secara bersama, dilaksanakan maksimum oleh empat orang guru, yang terdiri atas peneliti utama dan peneliti pembantu. Jumlah peneliti pembantu paling banyak tiga orang. Besaran nilai angka kredit yang diberikan atas kegiatan PI dan KI yang dilakukan oleh beberapa guru dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 1. Angka Kredit Bagi Guru yang Melakukan Kegiatan PI dan KI Jumlah Guru yang Melakukan Kegiatan PI dan KI Pemberian Angka Kredit Peneliti Utama Peneliti Pembantu I Peneliti Pembantu II Peneliti Pembantu III 1 orang 100 2 orang 60 40 3 orang 50 25 25 4 orang 40 20 20 20 Sumber: Kemendiknas dalam Utomo 2012:3 24 Sumber: Kemendiknas dalam Rahmatiah 2013:4 Besaran nilai angka kredit untuk PKB sebagai syarat kenaikan jabatan guru disajikan dalam tabel berikut ini: Tabel 2. Nilai Angka Kredi untuk PKB Dari Jabatan Ke Jabatan Jumlah angka kredit Macam PIKI yang wajib ada Guru Pertama golongan IIIa Guru Pertama golongan IIIb - - Guru Pertama golongan IIIb Guru Muda golongan IIIc 4 empat Bebas pada jenis karya publikasi ilmiah karya inovatif Guru Muda golongan IIIc Guru Muda golongan IIId 6 enam Bebas pada jenis karya publikasi ilmiah karya inovatif Guru Muda golongan IIId Guru Madya golongan IVa 8 delapan Minimal terdapat 1satu laporan hasil penelitian Guru Madya golongan IVa Guru Madya golongan IVb 12 duabelas Minimal terdapat 1satu laporan hasil penelitian dan 1 satu Artikel yang dimuat di jurnal yang ber- ISSN Guru Madya golongan IVb Guru Madya golongan IVc 12 duabelas Minimal terdapat 1satu laporan hasil pene-litian dan 1 satu Artikel yang dimuat di jurnal yang ber- ISSN Guru Madya golongan IVc Guru Utama golongan IVd 14 empatbelas Minimal terdapat 1satu laporan hasil penelitian dan 1 satu artikel yang dimuat di jurnal yang ber- ISSN dan 1 satu buku pelajaran atau buku pendidikan yang ber-ISBN Guru Utama golongan IVd Guru Utama golongan IVe 20 duapuluh Minimal terdapat 1satu laporan hasil penelitian dan 1 satu artikel yang dimuat di jurnal yang ber- ISSN dan 1 satu buku pelajaran atau buku pendidikan yang ber-ISBN 25

d. Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Salah Satu Bentuk

Kegiatan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan PKB adalah kegiatan melaksanakan pengembangan diri, membuat publikasi ilmiah dan membuat karya inovatif. Salah satu bentuk tindakan reflektif pada publikasi ilmiah dapat dilakukan dengan mengadakan PTK. PTK merupakan salah satu bentuk publikasi ilmiah yang dapat dilakukan guru. Dari berbagai jenis publikasi ilmiah yang ada, guru sangat disarankan untuk melakukan PTK. Hal ini dikarenakan dengan adanya PTK, guru mampu memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran yang dapat berimplikasi pada peningkatan hasil belajar peserta didik dan kompetensi professional guru sebagai tenaga pendidik Widoyoko, 2012:4 dan Pulungan, 2015:2. Tujuan utama melakukan PTK adalah untuk memecahkan permasalahan yang terjadi dalam proses pembelajaran. Kegiatan penelitian ini tidak saja bertujuan untuk memecahkan masalah tetapi sekaligus mencari jawaban ilmiah mengapa hal tersebut dapat dipecahkan dengan tindakan yang dilakukan Kemendikbud dalam Widoyoko, 2012:4. Mengingat PTK penting dilakukan guru maka kedudukan PTK diperkuat dengan adanya Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Birokrasi Reformasi Nomor 16 Tahun 2009 dan Peraturan Mendiknas Bersama Kepala BKN Nomor 3 Tahun 2010 tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional dan Angka Kredit Guru. Pada kedua aturan tersebut menegaskan bahwa bagi guru yang ingin naik pangkat dari golongan IIIB ke IIIC harus sudah melakukan publikasi ilmiah danatau karya inovatif. Pada publikasi ilmiah guru sangat disarankan untuk melakukan PTK. 26 Rasionalitas dari adanya kedua peraturan tersebut menurut Kemendikbud 2014:3 dikarenakan mulai golongan IIIB ke IIIC kegiatan PKB guru fokus pada peningkatan kompetensi guru. Salah satu cara untuk meningkatkan kompetensi guru dapat dilakukan dengan mengadakan PTK. Penjelasan lebih lengkap mengenai pengembangan karir guru sesuai dengan golongan kepangkatan dan jabatan fungsional guru dapat dilihat pada gambar kerangka pengembangan karir guru berikut ini: Gambar 3. Kerangka Pengembangan Karir Guru e. Hubungan Kompetensi Profesional dan Penelitian Tindakan Kelas dengan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Guru profesional adalah guru yang memiliki empat kompetensi pokok yakni kompetensi pedagogik, kompetensi profesional, kompetensi sosial dan kompetensi kepribadian. Kompetensi pokok yang harus dimiliki oleh seorang guru profesional dapat ditingkatkan melalui beberapa cara. Supriatna 2013:3 menyatakan bahwa salah satu cara yang dapat digunakan untuk meningkatkan profesionalisme seorang guru dapat dilakukan dengan melakukan PTK. Pernyataan yang dikemukakan oleh 27 Supriatna 2013:3 tersebut diambil dari amanat Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007 yang menyatakan bahwa diantara standar isi kompetensi guru berupa kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial dan profesional terdapat unsur PTK sebagai ciri guru profesional. Berdasarkan keempat kompetensi pokok yang harus dimiliki oleh seorang guru profesional tersebut, PTK dapat berkontribusi terutama pada peningkatan kompetensi profesional guru. Ada beberapa indikator untuk mengukur kompetensi profesional guru. Indikator-indikator tersebut adalah: 1 menguasai materi pembelajaran dan pola pikir keilmuan yang mendukung pelajaran yang diampu; 2 menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran atau bidang pengembangan yang diampu; 3 mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif; 4 mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif; 5 memanfaatkan Teknologi Informasi dan Komunikasi TIK untuk berkomunikasi dan mengembangkan diri. Berdasarkan kelima indikator kompetensi profesional guru tersebut, PTK berhubungan dengan indikator keempat yakni mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif. Tindakan reflektif pada PKB terdiri atas tiga hal yaitu mengembangkan diri, melakukan publikasi ilmiah dan karya inovatif. PTK termasuk salah satu tindakan reflektif yang dapat dilakukan pada kegiatan publikasi ilmiah. Pada publikasi ilmiah menurut Kemendikbud 2014:11 terdapat sepuluh tindakan reflektif yang dapat dilakukan oleh guru yaitu presentasi di forum ilmiah, hasil penelitian berupa PTK, melakukan tinjauan ilmiah, menulis ilmiah populer, artikel ilmiah, membuat buku pelajaran, moduldiktat, buku dalam bidang penddikan, membuat karya terjemahan dan buku pedoman guru. Dari kesepuluh tindakan 28 reflektif yang dapat dilakukan guru dalam publikasi ilmiah, guru disarankan untuk melakukan penelitian berupa PTK. Hal ini dikarenakan dengan adanya PTK, guru mampu mendiagnosis permasalahan yang terjadi dalam proses pembelajaran yang dapat berimplikasi pada peningkatan kualitas pembelajaran dan hasil belajar peserta didik. Adanya PTK sebagai salah satu bentuk PKB mempunyai dua tujuan yaitu meningkatkan kualitas pembelajaran dan terpenuhinya tujuan administratif guru. Adanya PTK dapat membantu guru untuk memperbaiki kualitas pembelajaran. Implikasi lebih lanjut dengan adanya perbaikan kualitas pembelajaran tersebut adalah mampu meningkatkan hasil belajar peserta didik. Tujuan administratif adanya PTK bagi guru adalah terpenuhinya salah satu syarat kenaikan pangkat pada golongan tertentu. Tujuan administratif lainnya yang dapat didapatkan guru yang melakukan PTK adalah dapat berkontribusi pada penilaian kinerja dan PKB guru. Penilaian kinerja guru dapat diukur melalui kegiatan Uji Kompetensi Guru UKG. Pada UKG guru yang mempunyai nilai penilaian kinerja di bawah standar minimal maka diwajibkan untuk mengikuti PKB. Kegiatan PKB yang diikuti dapat berupa diklat lanjutan dan diklat pengembangan. Pada kedua diklat tersebut guru dapat mengikuti diklat mengenai PTK yang dapat meningkatkan pemahaman guru terkait dengan PTK. Desain penilaian kinerja dan PKB guru selengkapnya dapat dilihat pada gambar di bawah ini Kemendikbud, 2014:22: 29 Gambar 4. Desain Penilaian Kinerja dan PKB Guru

5. Upaya yang Dapat Dilakukan Pihak Sekolah