Deskripsi Data Ke- 7 Analisis Kesulitan-Kesulitan yang Dialami Guru Ekonomi SMA untuk Melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) SKRIPSI

61 dilakukan sejak tahun 2012 dan hingga kini kurang lebih sudah empat tahun belum dikembangkan lebih lanjut. Informan TY terakhir mengembangkan pada penyusunan latar belakang pada bab I sedangkan untuk informan ET terakhir mengembangkan pada bab II. Belum dikembangkannya PTK dari kedua informan tersebut dapat disebabkan karena adanya persepsi diri sibuk. Hal ini ditunjukkan pada data berikut: Informan TY :“Oh yang berusaha membuat PTK dari tahun kalau ga salah tahun 2011 2012 ya ketika dapat itu terus coba- coba membuat.” :“Iya masih proses sampai sekarang belum dilanjutkan.” :“Sebenarnya karena kalau sibuknya ya agak ya. Sibuknya kan karena mengajar dua tempat ya disana- sini, jadi yang harus dipersiapkan banyak banget ya ada membuat soal, harus mempersiapkan penilaian sekarang kan K13 Kurikulum 2013 juga lumayan banyak.” :“Iya, ribet di dua sekolah agak repot juga.” :“Ada 14 jam 1,2,3 juga disini 1,2,3 juga itu loh repotnya mba. Dalam satu hari itu 1,2,3, disini 1,2,3 otomatis kan dalam satu hari itu kan mempersiapkan yang kelas 1 yang ini, yang ini buat kelas 2, kadang nanti sore sampai kelas 3 juga jadi ya kayak gitu.” Informan ET :“….karena untuk mengajar saja sudah penuh jamnya.” :“Iya mba.” Sibuk Persepsi sibuk ini juga dialami informan lainnya yang belum melakukan PTK yaitu informan WK. Berikut pernyataan informan WK: Informan WK :“Ya bisa juga… Karena mungkin belum ada waktu untuk membuat PTK itu. Pas mau mengajukan kenaikan pangkat lagi sregep hehe karena salah satu syaratnya itu. Nek ora kui ko sek.”

8. Deskripsi Data Ke- 7

Deskripsi data ke-7 berisi mengenai upaya yang dilakukan pihak sekolah untuk mendorong dan mengatasi kesulitan yang dialami guru untuk melakukan PTK. Upaya–upaya yang dilakukan pihak sekolah untuk mendorong guru terutama pada guru ekonomi untuk melakukan PTK adalah dengan memberikan sosialisasi dan menginformasikan pentingnya 62 pelaksanaan PTK pada saat rapat dinas dan mengingatkan serta menggerakkan guru termasuk guru ekonomi agar bisa melakukan PTK. Hal ini dibuktikan dengan pernyataan berikut: Informan SI :“Penguatan PTK ya disampaikan nanti coba baca peraturan ini–peraturan ini gitu aja. Jadi kita buka–buka sendiri kalau disini kan internet sudah bagus kalau disana kan belum. Jadi semua guru masing–masing harus mikir diri sendiri. Pokoknya kepala sekolah sudah ngasih gambaran ini ni ni. Kalau mau naik ya seperti ini.” Informan YM :“Ya, yang pertama yaitu menginformasikan pentingnya pelaksanaan kegiatan PTK yaitu pada saat rapat dinas. Disamping itu ya kepala sekolah penting untuk mengingatkan, menggerakkan agar guru supaya bisa menulis PTK itu.” :“Wah itu berulang-ulang… Sosialisasi peraturan penguatan kedudukan PTK” Upaya lain yang dilakukan pihak sekolah untuk mengatasi kesulitan yang dialami guru untuk melakukan PTK dan menunjang kegiatan penelitian yang dilakukan adalah dengan memberikan fasilitas berupa akses internet untuk mencari referensi dan menyediakan buku penunjang kegiatan penelitian seperti buku tentang PTK dan buku tentang media, metode serta model yang dapat digunakan untuk melakukan PTK. Buku–buku penunjang kegiatan PTK biasanya terletak di ruang perpustakaan pada bagian rak buku khusus untuk guru dan di almari Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum yang terletak di ruang guru. Akan tetapi jumlah buku-buku tersebut masih terbatas sehingga belum dapat memenuhi kebutuhan guru untuk melakukan PTK. Hal ini dibuktikan dengan pernyataan informan berikut: Informan WK :“Ada disini ada…” :“Ya model, metode, media kemudian kemudahan- kemudahan dalam KBM Kegiatan Belajar Mengajar siswa.” :“Ada pernah saya baca kok ada hanya saya gak buka isinya.” Informan TY :“Ada sebenarnya, tapi yo sumbernya yo terbatas. Kalau gitu ya kita beli sendiri. Ya cari sendiri, beli sendiri, semua serba sendiri dananya.” 63 Informan ES :“Ada, di sekolah menyediakan. Hanya ya jumlahnya masih terbatas.” :“Ya yang di perpustakaan ada, yang di ruang guru juga ada. Kalau di ruang guru itu yang di lemari itu lho mba menunjuk ke arah lemari dalam ruang guru. Itu lemari Bu NN, disitu isinya buku-buku untuk guru sama ini mba buku terkait dengan penelitian. Lampiran tentang peraturan- peraturan pemerintah juga ada disitu.” :“Ada sepertinya.” :“Ada, dulu saya pernah lihat ada.” :“Akses internet ada, di ruang guru juga ada.” Informan SI :“Mudah, cuma di ruang ini aja ruang guru. Di ruang kelas belum ada. Adanya disini sama di lab. komputer di kelas belum ada.” Informan YM :“Kalau buku penelitian tindakan kelas itu ada hanya jumlahnya terbatas. Namun demikian, PTK ini kan selama bapak ibu guru melaksanakan dan ya banyak contohnya sudah ada PTK-PTK yang sudah dibuat oleh bapak ibu guru. Jadi ya istilahnya download saja PTK yang representatif di internet saya kira bapak ibu guru bisa. Hanya kemauan itu yang yang harus bisa timbul dari bapak ibu guru.” Sedangkan untuk fasilitas dana penelitian, pihak sekolah belum menyediakan. Dana penelitian selama ini dari dana pribadi bapak ibu guru yang akan melakukan penelitian. Hal ini dibuktikan dengan adanya pernyataan informan berikut: Informan WK :“Ngga ada, tidak ada. Penelitian hanya secara individual dari masing-masing bapak ibu guru saja.” Informan ES :“Tidak ada mba, dana itu sepenuhnya dari bapak ibu guru itu sendiri.” Informan ET :“Sendiri.” :“Tidak ada” Fasilitas dana dari sekolah Informan YM :“Itu belum” Terkait dengan pelatihan PTK, selama ini pihak sekolah belum pernah mengadakan dan baru berencana akan melakukan pelatihan. Pada kegiatan pelatihan yang akan dilakukan, pihak sekolah berencana mengundang guru yang sudah berkompeten melakukan PTK untuk menjadi narasumber dalam 64 pelatihan tersebut. Ada beberapa alasan pihak sekolah memilih guru sebagai narasumber pada pelatihan tersebut yaitu dengan dilatih dan dibimbing oleh rekan guru dapat menggunakan bahasa yang sama sehingga lebih mudah dimengerti oleh guru. Selain itu, menurut kepala sekolah dengan dibimbing oleh rekan guru secara psikologis dapat memberikan kenyamanan karena dalam suasana yang akrab. Hal ini dibuktikan dengan pernyataan informan sebagai berikut: Informan ES :“Tidak ada, tapi kalau di MGMP dulu pernah sekali.” Informan YM :“…dan ini saya berupaya mengundang orang yang sudah berpengalaman, golongannya ya sudah IVD ke IVE nanti saya undang. Saya umumkan untuk untuk mengadakan pelatihan PTK di sekolah. Ini mau akan ini…” :“Ya itu tadi… untuk me… me… apa ya mengadakan kegiatan secara rutin. Artinya tiap seminggu berapa kali berapa pertemuan dengan mendatangkan orang guru saja ya tidak usah seperti forum yang tadi saya katakan se-forum se- kota dengan mendatangkan orang guru saja dengan kegiatan seperti pak MY itu. Minggu depan itu pak MY.” :“Belum… Tidak… Di SMA X. Disini mau akan. Caranya didatangkan orang. Satu untuk memberikan informasi bahwa PTK itu sebenarnya mudah dengan bahasa itu tadi kan enak. Setara kan seperti itu.” :“Kalau yang ngisi levelnya sama kan enak dan biasanya guru itu sukanya praktis tidak teoritis. Piye tho bab I? Piye tho bab II? Piye tho bab III ki? Siklus-sikluse carane kui, dan seterusnya. Kan kalau ngajari banyak praktiknya itu lebih mudah.” :“Betul. Ya praktik itu bukan berarti anu ya golet gampange. Jadi ini tu seperti ini misalnya bab I ini, bab II ini, bab III ini, bab IV ini bahwa siklusnya harus sekian dan kalau itu dibimbing oleh guru yang lebih berpengalaman mereka itu lebih mudah dan secara psikologis itu nyaman karena suasananya akrab.”

9. Deskripsi Data Ke- 8