53 :“Ya kajian teori ngambil–ngambilnya terus ya itu hasilnya
kemudian menyimpulkan.” :“Kalau masalahnya kan dari diri sendiri ya, kemudian ya
itu rumusannya ya kalimat rumusannya itu juga yang pas bagaimana.”
Sedangkan kesulitan teknis yang dialami oleh informan ET terkait dengan penyusunan kajian teori dan lampiran-lampiran yang dibutuhkan
dalam penyusunan PTK seperti nilai siswa sebelum dan sesudah dilakukannya
tindakan, agenda
mengajar, Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran RPP, daftar siswa dan sebagainya. Berikut pernyataan
informan ET tersebut: Informan ET
:“Susah mba. Kalau kita tidak punya referensi ya, mau memulai darimana. Kalau kita punya referensi mungkin
dengan banyak membaca buku ini ini ya mungkin bisa lah.”
:“Iya. Sudah bisa jadi PTK yang lampiran-lampirannya itu apa saja kan bikin repot kadang–kadang.”
:“Saya kira ngga, kalau datanya sudah jadi. Cuma lampiran- lampiran yang perlu dilampirkan di PTK itu kan ribet. Iya
tho lampirannya?
:“Seperti nilai-nilai terus agenda mengajar banyak sekali kan, RPP, daftar siswa dan sebagainya. Lha ini lampiran-
lampirannya itu aja.”
Atas dasar kesulitan-kesulitan tersebut, informan ES, TY dan ET telah berupaya untuk mengatasi kesulitan-kesulitan teknis pada penyusunan
PTK. Upaya-upaya yang telah dilakukan yaitu dengan melihat contoh PTK yang sudah ada, mempelajari pedoman PTK dan memperbanyak membaca
referensi PTK. Berikut pernyataan ketiga informan tersebut: Informan ES
:“Ya itu semua bisa dipelajari. Asalkan ada kemauan ya pasti bisa lah mba.”
:“… tapi kalau banyak membaca, ya saya rasa tidak sulit mba.”
:“… asalkan sudah punya pedoman saya rasa tidak sulit.” Informan TY
:“Ya pernah, pernah juga. Lihat contoh-contoh yang sudah ada. Oh seperti ini caranya.”
Informan ET :“Iya, banyakin baca referensi dulu.”
4. Deskripsi Data Ke–3
54 Deskripsi data ke-3 berisi mengenai pelatihan PTK. Berdasarkan hasil
penelitian yang dilakukan dapat diketahui data mengenai pelatihan PTK sebagai berikut:
Informan WK :“Pernah saya pernah setiap kali ada workshop seminar pernah mengikuti cara–cara penulisan PTK.”
Informan SI :“Kemarin disini dua hari ada workshop hanya mengenal
lataran dikit.” Informan TY
:“Oh iya, yang sosialisasi dan pelatihan pembuatan PTK itu di MGMP kota itu diadakan di SMA Y atau SMA Z. Saya
lupa.”
Informan ET :“Pernah itu diadakan MGMP ekonomi mba. Makanya saya
pernah latihan sampai proposal itu karena setelah itu tidak ada pembahasan lagi.”
Informan ES :“Wah, saya lupa mba. Kalau tidak salah tahun 2012 atau
tahun 2011 itu. Jadi waktu itu MGMP Ekonomi se-Surakarta mengundang ini pak MY yang dari LPMP Lembaga
Penjamin Mutu Pendidikan itu untuk mengajari kami membuat PTK itu. Dulu sampai ini kok mba diajarinya
sampai proposal jadi sampai bab 1,2 dan 3. Tapi yo selebihnya kita kembangin sendiri.”
Guru ekonomi mendapatkan pelatihan mengenai PTK dari beberapa sumber yaitu pelatihan yang diadakan oleh MGMP Ekonomi Kota Surakarta
dan DIKPORA Tingkat Provinsi. Pada pelatihan yang diadakan oleh Dinas DIKPORA Tingkat Provinsi lebih banyak membahas mengenai Kurikulum
2013 sedangkan pembahasan mengenai PTK hanya dibahas konsep dasar dan sistematika penyusunannya saja. Hal ini dibuktikan dengan pernyataan
dua informan yang mengikuti pelatihan dari DIKPORA Tingkat Provinsi sebagai berikut:
Informan SI :“Kemarin itu provinsi. Tapi hanya menyinggung sedikit saja
yang banyak ya itu K13 Kurikulum 2013 nya itu.” Informan WK :“Cara penulisan susunan sistematika dari pendahuluan, kata
pengantar, daftar isi, bab I, II, III, sampai bab-bab…” :“Judul untuk suatu penelitian itu PTK itu tapi kan terus
tidak dikembangkan karena pada saat itu diklatnya tidak hanya materinya PTK tapi ada beberapa macam misalnya
55 masalah penilaian K13, masalah materi per-MGMP mapel
ekonomi misalnya.” Pada pelatihan yang diadakan oleh DIKPORA Tingkat Provinsi guru
sudah diarahkan untuk membuat judul PTK. Dari dua informan yang sudah mengikuti pelatihan yang diadakan oleh DIKPORA hanya ada satu informan
yang sudah membuat judul PTK. Informan tersebut adalah informan WK sedangkan untuk informan SI belum membuat judul PTK. Lebih lanjut,
informan WK belum mengembangkan atas judul PTK yang telah dibuat. Berikut pernyataan dari kedua informan tersebut:
Informan WK :“….dan sempat kita semuanya pernah disuruh membuat
judul sebenarnya.” :“Belum hehe setelah itu terus mandeg hehe.”
Informan SI :“Judul… lupa saya tapi kayaknya belum ya.”
Pelatihan PTK juga pernah diadakan oleh MGMP Ekonomi Kota Surakarta. Ada tiga guru ekonomi yang pernah mengikuti pelatihan dari
MGMP Ekonomi. Ketiga guru tersebut adalah informan TY, ES dan ET. Hal ini dibuktikan dengan pernyataan berikut:
Informan TY :“Oh nggih ada. Lewat MGMP mba. MGMP Ekonomi se-
Kota Surakarta. Dulu juga mengundang untuk perwakilan mbuat PTK seperti itu. Udah berapa ya,… udah dua kali
kayaknya.”
:“Mbothen, yang disini tapi kan yang ikut MGMP kota. MGMP kota pernah mengadakan pelatihan untuk cara
mbuat PTK.
Tapi saya
juga ikut
nggih, tapi
mengembangkannya yang belum.” :“Sak MGMP mba. MGMP Ekonomi sak kota Surakarta.
Guru ekonomi sak kota Surakarta itu memanggil juru bicara yang intinya yo cara–cara bikin PTK.”
Informan ES :“Saya lupa mba. Kalau tidak salah tahun 2012 atau tahun
2011 itu. Jadi waktu itu MGMP Ekonomi se-Surakarta mengundang ini pak MY yang dari LPMP itu untuk
mengajari kami membuat PTK itu. Dulu sampai ini kok mba diajarinya sampai proposal jadi sampai bab 1,2 dan 3.
Tapi yo selebihnya kita kembangin sendiri.”
56 Informan ET
:“Pernah itu diadakan MGMP ekonomi mba. Makanya saya pernah latihan sampai proposal itu karena setelah itu
tidak ada pembahasan lagi.”
Pada pelatihan yang dilakukan pada tingkat MGMP guru–guru ekonomi se–Surakarta mengundang narasumber eksternal dari LPMP untuk melatih
pembuatan PTK. Pelatihan tersebut menggunakan dana intern dari MGMP Ekonomi. Pada pelatihan yang dilakukan oleh MGMP Ekonomi, guru
diarahkan membuat judul dan membuat bab I, II, dan III sedangkan untuk bab IV dan bab V guru mengembangkan sendiri. Luaran yang didapatkan
oleh ketiga informan yang mengikuti pelatihan adalah informan TY sudah membuat judul dan dalam proses mengembangkan pada latar belakang bab I,
informan ET sudah membuat bab I dan II sedangkan informan ES sudah membuat hingga bab V dan mengajukan untuk kenaikan pangkat dari
golongan IVA ke IVB. Berikut pernyataan ketiga informan tersebut: Informan TY
:“Iya itu sebenarnya kan himbauannya kan disuruh buat judul ya saya juga buat judul.”
:“Iya judulnya dikembangkan. Dari itu kan coba-coba membuat sedang proses kalau itu.”
:“Oh belum sampai mba… baru mencoba untuk membuat tapi belum sampai untuk proposal.”
:“Baru mencoba…” Pembuatan latar belakang Informan ET
:“…Belum berkembang kesana, tapi sudah tahu konsepnya. Kalau mau melangkah lagi kok yo gimana gitu saya
dapatnya dulu baru proposal saya.”
:“Bab 3? Berarti bab 1 2 mungkin mba.” Informan ES
:“…Jadi waktu itu MGMP Ekonomi se-Surakarta mengundang ini pak MY yang dari LPMP itu untuk
mengajari kami membuat PTK itu. Dulu sampai ini kok mba diajarinya sampai proposal jadi sampai bab 1,2 dan 3. Tapi
yo selebihnya kita kembangin sendiri.”
:“Saya ya itu tadi mengembangkan melanjutkan sampai bab 4 dan bab 5 mba. Terus saya ajukan untuk keperluan
kenaikan pangkat pada tahun 2010 itu. Tapi sampai sekarang belum ada kepastian itu.”
57 Bagi informan yang sudah membuat bab I hingga bab III yaitu informan
ES menyatakan bahwa pelatihan PTK yang diadakan oleh MGMP tersebut lebih efektif jika sampai pada bab V, dengan adanya pelatihan hingga bab V
dapat memberikan informasi kepada guru terkait dengan penyusunan PTK yang baik dan benar. Berikut pernyataan informan ES:
Informan ES :“Kalau menurut saya ya lebih efektif kalau sampai selesai
mba soalnya kan bisa diajarinya semuanya nggih yang benar seperti apa gitu.”
5. Deskripsi Data Ke–4