Selain butuh perawat dan keluarganya, informan lain mengungkapkan bahwa pasien terminal juga membutuhkan kehadiran orang-orang yang dituakan
atau tokoh agama, seperti pernyataan informan dibawah ini: “disamping itu, ada juga pasien butuh orang yang dituakan gitu,
tokoh agama untuk mendoakannya.” [MP6]
b. Praktek spiritual
Menurut informan, pasien penyakit terminal tetap ingin menjalankan praktek spiritualnya. Seperti yang diungkapkan informan dibawah ini:
“karena seperti itu tadi pasien kan selalu merasa dirinya rendah hati rendah diri contohnya yaa, jadi kita harus menguatkan dia
memberikan dia, contohnya hiburan, kita ajak dia berdoa atau bukan kita yang mengajak, tapi keluarganya.” [MP3]
Pernyataan diatas didukung juga oleh informan lainnya, seperti kutipan dibawah ini:
“kami komunikasikan pada ibu lansia tadi agar banyak bersabar karena keluarganya juga nggak ada yang memperhatikannya, jadi
kami bilang sama ibu itu banyak-banyak bersabar, berdoa supaya nenek cepat sembuh, nenek itupun mau berdoa.” [MP6]
c. Makna,tujuan dan harapan hidup
Seorang informan mengungkapkan bahwa pasien dengan penyakit terminal butuh penjelasan tentang penyakitnya, apa yang terjadi pada dirinya,
pasien mengharapkan ada penjelasan dari perawat,dokter, manajer perawat maupundari keluarganya. Hal ini sesuai dengan kutipan informan berikut:
“....nah dengan kondisi seperti itu, dia pasti butuhlah ada yang menjelaskan tentang penyakitnya, baik dari perawat, dokter,
kepala ruangan, keluarganya yang tau tentang sakitnya, atau teman-temannya, perawatpun memberikan semangat pada pasien,
jangan cepat putus asa ya pakbu, klo umur Tuhan yang menentukan, klo umur kita nggak tau, tapi kita harus berusaha
agar lebih baik lagi, lebih sehat, kita suru pasien ngobro-ngobrol
Universitas Sumatera Utara
pada saat dialisis dengan sesama teman yang sedang dialis juga, jadi pikirannya terbuka,oooo bukan cuma aku kok yang dikasi
Tuhan cobaan seperti ini, banyak yang seperti sakit ku ini, yang lebih parahpun ada, akhirnya dia jadi semangat untuk mematuhi
jadwal dialisis yang sudah ditentukan.” [MP5]
d. Hubungan dengan Tuhan
Informan menyatakan bahwa pasien penyakit terminal sangat membutuhkan pertolongan Tuhan, butuh pengampunan dari Yang Kuasa, pasien
perlu mendekatkan diri pada Tuhan. Seperti yang diungkapkan informan berikut ini:
“kebutuhan akan pengampunan pada Yang Kuasa, mendekatkan pada Yang Maha Kuasa, macam dia yang sakit itu,harus mendekatkan
diri pada Yang Kuasa, kalau kita disini kalau dia yang muslim kan banyak berjikir, kalau pun dia yang nasrani,membaca alkitab,maka
dia akan lupa dengan sakitnya.jangankan yang sakit,kita yang sehatpun kan minta ampun sama Tuhan,apalagi yang sakit iya kan?.”
[MP7]
C. Pelaksanaan spiritual care belum maksimal
Peran manajer perawat kurang maksimal tergambar dari 2 subtema yaitu a jenuh membimbing dan memotivasi perawat, b fokus terhadap advis dokter, .
Masing-masing subtema dijelaskan sebagai berikut:
a. Jenuh membimbing dan memotivasi perawat
Beberapa informan mangakui bahwa mereka sudah seringkali mengingatkan, membimbing dan memotivasi perawat agar selalu melakukan
keperawatan secara komprehensip termasuk perawatan spiritual, tetapi mereka merasa jenuh atau bosan, karena perawat ada yang cuek dan tidak mau tahu.
Pernyataan ini sesuai dengan kutipan informan berikut;
Universitas Sumatera Utara
“...itu tergantung anggota perawat, ada yang mau memberikan perawatan spiritual, ada yang cuek, ada yang ketus, ada yang nggak
mau, kalau saya gini aja, kalau dia nggak mau, ya mungkin itu sudah sifatnya, seperti ada diruang saya kalau sudah nyuntik, ya
udah, selesai dia pulang.”tampak marah[MP3]
Informan lainnya mengatakan bahwa informan lebih suka memberikan contoh kepada bawahannya dengan memberikan tindakan langsung kepada
pasien, seperti kutipan informan dibawah ini: “saya lebih suka gitu ya kan, memberikan tindakan langsung,
dibandingkan saya merepet, ya jujur aja, jadi itulah.” [MP4]
Informan lain mengungkapkan bahwa meskipun informan sudah seringkali mengingatkan perawat untuk melaksanakn spiritual care, perawat tetap juga lupa.
Pernyataan ini sesuai dengan kutipan informan dibawah ini: “dan satu lagi kita harus rajin mengingatkan adik-adik ini
perawat, karena nanti sebentar saja diingatkan, besok nggak ingat lagi, ee lupa.”tampak marah [MP6]
b. Fokus terhadap advis dokter