“...itu tergantung anggota perawat, ada yang mau memberikan perawatan spiritual, ada yang cuek, ada yang ketus, ada yang nggak
mau, kalau saya gini aja, kalau dia nggak mau, ya mungkin itu sudah sifatnya, seperti ada diruang saya kalau sudah nyuntik, ya
udah, selesai dia pulang.”tampak marah[MP3]
Informan lainnya mengatakan bahwa informan lebih suka memberikan contoh kepada bawahannya dengan memberikan tindakan langsung kepada
pasien, seperti kutipan informan dibawah ini: “saya lebih suka gitu ya kan, memberikan tindakan langsung,
dibandingkan saya merepet, ya jujur aja, jadi itulah.” [MP4]
Informan lain mengungkapkan bahwa meskipun informan sudah seringkali mengingatkan perawat untuk melaksanakn spiritual care, perawat tetap juga lupa.
Pernyataan ini sesuai dengan kutipan informan dibawah ini: “dan satu lagi kita harus rajin mengingatkan adik-adik ini
perawat, karena nanti sebentar saja diingatkan, besok nggak ingat lagi, ee lupa.”tampak marah [MP6]
b. Fokus terhadap advis dokter
Informan mengakui bahwa mereka lebih mengutamakan advis yang diberikan oleh dokter untuk kesembuhan pasien, misalnya pemberian obat. Hal ini
diungkapkan salah seorang informan sebagai berikut: “jadi kita menanyakan keluhan pasien itu apa... ya kan?, sudah
berapa lama pasien merasakan sakitnya? dan kemana sudah berobat selama ini?dan sama siapa berobatnya, dia itu keluhannya
apa misalnya demam contohnya berapa hari demamnya, berobatnya sudah kemana ya kan, jadi kita harus menanyakan pasien lebih
dalam biar nanti kalau ada dokter pada saat visite kita lebih gampang mengasi informasinya kedokter, kerja dokter juga lebih
gampang mengasikan terapi sama pasiennya, gitu lah.” [MP3]
Universitas Sumatera Utara
Pendapat informan diatas didukung oleh informan lainnya yang mengatakan bahwa kalau ada pasien gawat, perawat langsung hubungi dokter.
Pernyataan ini sesuai dengan kutipan informan berikut: “ya kalau keadaannya pasien itu gawat, kita harus segera lapor
dokter, kadang-kadang dokternyapun nggak standby, kadang- kadang kita mesti melapor kedokter jaga.” [MP4]
D. Berbagai hambatan dalam pelaksanaan spiritual care
Berbagai hambatan dalam menjalankan peran manajer perawat tergambar dalam subtema berikut a tidak ada dukungan dari pimpinan, b beban kerja, c
kepribadian perawat, d kurangnya pengetahuan perawat. Subtema ini akan dijelaskan sebagai berikut:
a. Tidak ada dukungan dari pimpinan
Dua orang informan menyampaikan bahwa hambatan dalam menjalankan peran manajer perawat karena tidak didukung oleh pimpinan, misalnya reward
dalam bentuk jasa. Seperti yang diungkapkan informan berikut ini: “dua itu jawabannya, satu aku ceritakan lah ini, tapi jangan sampai
keluarlah ini, tapi boleh juga tanya nanti tempat yang lain, satu kunci orang itu jasa, jasa nggak pernah ada,rewardnya
kurang.”[MP1]
Informan lain mengatakan jika ada masalah diruangan, pimpinan selalu
menyalahkan manajer perawat. Hal ini sesuai dengan kutipan informan dibawah ini:
“karena disini nanti kadang-kadangkan , perawat yang jaga sore,, datangnya jam 6 , tapi itulah nanti salah kepala ruangan, yang
salah kalau ada masalah kepala ruangan juga.” [MP3]
Universitas Sumatera Utara
b. Beban kerja