Beban kerja Ambiqu PEMBAHASAN

e. Fokus terhadap advis dokter

Pada penelitian ini informan menyatakan bahwa mereka lebih fokus mengerjakan advis dokter, menurut mereka dengan mengerjakan advis dokter pasien lebih cepat sembuh, kalau spiritual care jika ada waktu bisa diberikan. Pendapat ini didukung oleh Treloar 2002 yang mengungkapkan bahwa ilmu kedokteran lebih menekankan pada empirisme, dimana sesuatu yang nyata real adalah yang hanya dapat dibuktikan dan dapat diukur, sehingga informan menekankan perawatan fisik sesuai dengan advis dokter. Hasil penelitian ini dan pendapat Treloar 2002 tidak konsisten dengan hasil penelitian Sartori 2010 yang mengatakan bahwa dalam prakteknya, kebutuhan spiritual harus diberikan bersamaan bahkan adakalanya lebih diutamakan daripada kebutuhan fisik.

5.1.4 Berbagai hambatan dalam pelaksanaan spiritual care

a. Beban kerja

Beberapa informan dalam penelitian ini mengungkapkan bahwa beban kerja yang cukup tinggi menyebabkan informan tidak memiliki waktu untuk melakukan spiritual care. Selain melakukan kegiatan keperawatan mereka juga dituntut untuk melakukan pekerjaan non keperawatan, hal ini terungkap seperti pernyataan seorang informan dibawah ini: “Karena beban kerja yang cukup banyak jadi kebutuhan spiritual tidak sempat kami kaji…kami harus mengerjakan pekerjaan-pekerjaan administrasi lainnya seperti ambil status pasien, sistem pembayaran, misalnya pasien BPJS.” Hasil penelitian ini sejalan dengan Leeuwen et al 2006 yang menemukan bahwa pasien melihat perawat sedang sibuk dan memahami bahwa perawat memiliki sedikit waktu dan perhatian untuk membicarakan spiritual care, Universitas Sumatera Utara sebagian pasien mengaku bahwa mereka kecewa dengan kurangnya waktu dan perhatian perawat terkait spiritual care. Perawat juga mengakui bahwa mereka kadang-kadang memiliki sedikit atau tidak ada waktu bagi pasien untuk membicarakan tentang spiritual. Penelitian Sartory 2010 juga menyimpulkan bahwa hambatan terbesar dalam memberikan spiritual care adalah hambatan ekonomi termasuk didalamnya beban kerja sehingga perawat tidak memiliki waktu untuk memberikan spiritual care.

b. Ambiqu

Ambiqu dialami oleh perawat ketika perawat dan pasien berbeda keyakinan dan budaya, sehingga perawat merasa tidak nyaman karena takut salah dan menganggap spiritual merupakan hak pribadi pasien. Dalam penelitian ini informan mengatakan bahwa mereka mengalami kebingungan jika informan dan pasien berbeda agama, budaya dan jenis kelamin. Pernyataan ini konsisten dengan penelitian Mc Sherry 2006 yang mengatakan bahwa ambiqu muncul ketika seorang perawat memberikan spiritual care pada pasien yang berbeda kepercayaan dengan perawat, sehingga banyak perawat menolak untuk melakukan spiritual care. Treloar 2002 juga mengatakan bahwa ada pandangan dimasyarakat umum maupun keperawatan yang tidak semua setuju bahwa perawat dapat dan boleh melakukan spiritual care. Namun menurut Baldacchino 2006 dan Kozier 2004 bahwa dalam memberikan spiritual care pada pasien yang berbeda keyakinan dan budaya, perawat dapat mendukung dan menghormati keyakinan dan budaya pasien. Universitas Sumatera Utara

c. Pasien