kita dengan Tuhan,hubungan kita dengan sesama ataupun dengan lingkungan, tampak semangat.” [P6]
c. Perawatan komprehensip
Seorang informan mengatakan bahwa spiritual care adalah merawat pasien secara komprehensip. Pernyataan ini sesuai dengan kutipan pembicaraan
yang disampaikan informan seperti dibawah ini : “kalau perawatan spiritual itu...kita akan merawat pasien secara
komprehensif, bio- psiko- sosio- spiritual.” [P6]
d. Perawatan yang terdiri dari tiga komponen: perawat, pasien dan keluarga
pasien
Spiritual care merupakan perawatan yang terdiri dari 3 komponen yaitu perawat, pasien, dan keluarga pasien. Dimana ketiga komponen tersebut saling
berhubungan dalam proses penyembuhan pasien. Hal ini diungkapkan informan sebagai berikut:
“menurut saya ya bu, perawatan spiritual terdiri dari tiga komponen dimana ada pasiennya, ada keluarganya dan dimana
ada perawatnya atau kita sebagai medisnya, spiritual itu sendiri menurut saya, hubungan manusia dengan Tuhannya, jadi kalau
tentang perawatan spiritual itu sendiri jadinya dimana perawat tadi mampu menjalin suatu hubungan yang baik antara pasien
dengan keluarganya, demi kelangsungan proses penyembuhannya dimana peran perawat tadi,,,, apa namanya ya,wajah tampak
tegang.. dimana perawat tadi istilahnya, tim medis berusaha, sedangkan keluarga pasien tersebut perlu berdoa.” [P7]
Informan lain juga mendukung pernyataan diatas dengan mengatakan sebagai berikut:
“perawat mampu memiliki hubungan positif dengan pasien, dengan keluarga pasien, jadi pasien itu kadang-kadangkan kak ada
yang menolak,misalnya menutup diri,jadi perawat bisa membuat pasien lebih terbuka sehingga kita dalam menyampaikan tindakan
medis pun lebih kooperatif,kerjasama yang lebih baiklah.” [P6]
Universitas Sumatera Utara
B. Perawat dapat mengidentifikasi sebagian kebutuhan spiritual pasien terminal
Tema perawat dapat mengidentifikasi sebagian kebutuhan spiritual pasien terminal terbentuk dari beberapa subtema yaitu a hubungan interpersonal, b
hubungan dengan Tuhan, c praktek spiritual. Masing-masing subtema akan dijelaskan sebagai berikut:
a. Hubungan interpersonal
Pasien dengan penyakit terminal membutuhkan hubungan interpersonal yaitu hubungan dengan orang lain termasuk perawat, kebutuhan ini meliputi:
mengunjungi dan dikunjungi anggota keluarga, menerima doa orang lain misalnya pemuka agama, menerima dukungan dan semangat, dihargai dan dicintai orang
lain. Sebagian besar informan mengungkapkan bahwa pasien penyakit terminal membutuhkan hubungan interpersonal. Pernyataan ini sesuai dengan kutipan salah
satu informan dibawah ini: “...ada keluarga yang selama ini ....apa amanya....didengarkan,
cukup dituakan, cukup didengarkan pasien, biasanya itulah yang paling diterima sipasien....misalnya yach sudahlah sakit begini,
berobat, berdoa sama Tuhan seperti itu, kalau yang menerima itu rata-rata sebagian karena mungkin dukungan dari keluarga juga
sudah kuat gitu kan jadi sudah pasrah....ya sudahlah sudah sakit seperti ini ...apa anjuran pengobatan saya jalani, saya berdoa, ikut
persekutuan, seperti itulah.” [P1]
Informan lain mengatakan bahwa pasien butuh diperhatikan perawat, mereka ingin perawat memberikan semangat, mengajak ngobrol disamping
tindakan perawatan yang diberikan. Hal ini sesuai dengan kutipan informan dibawah ini:
“sebagai seorang perawat bukan hanya untuk keperawatan, tetapi sebagai manusia kita harus saling melayani, dengan memberi
Universitas Sumatera Utara
semangat pada pasien supaya dia tidak bosan, dimana jika pasien merasa jenuh kita harus memberi semangat, contohnya kalau dia
bosan kita bisa bawa cerita, tukar pikiran, lebih-lebih dari itu kita bisa juga bawa ketawa, lelucon, tersenyum selain kita memberi
semangat , kita masukkan sedikit dari kita perawat, kita bilanglah:bapak masih berarti bagi keluarga, bapak harus
semangat walaupundengan bapak cuci darah dua kali seminggu tapi keluarga, anak-anak masih membutuhkan bapak.” [P3]
Selain hubungan dengan keluarga dan perawat, informan juga mengungkapkan bahwa pasien penyakit terminal butuh dikunjungi dan didoakan
oleh pemuka agamanya. Hal ini sesuai dengan kutipan informan dibawah ini: “misalnya yang Kristen adakunjungan Pendeta,kita ijinkan untuk
panggil Pendeta, Bibelvrow,jadi bisa memotivasi pasien, baca ayat- ayat sucifirman Tuhan.”[P6]
Kebutuhan untuk dikunjungi oleh pemuka agama diungkapkan juga oleh informan lainnya, seperti kutipan dibawah ini:
“Ada yang memanggil pemuka agama, minta didoakan.” [P8]
b. Hubungan dengan Tuhan