dapat mengatasi masalah-masalah spiritual pasien. Selain itu juga sedikit yang
memfokuskan aspek spiritual pada seminar-seminar keperawatan. c. Kerjasama antara perawat, pasien dan keluarga pasien
Beberapa informan dalam penelitian ini menyatakan bahwa perlu adanya kerjasama antara perawat, pasien dan keluarga pasien, dengan kerjasama tersebut,
informan berharap proses penyembuhan pasien cepat. Perawat harus memiliki kompetensi untuk mampu melibatkan pasien dan keluarganya dalam proses
melaksanakan spiritual care, sehingga dengan melibatkan pasien dan keluarga pasien, spiritual care dapat diberikan dengan maksimal Baldacchino, 2006.
Penelitian ini sejalan dengan Mc sherry 2006 yang menyatakan bahwa spiritual care adalah subjektif, keberhasilan perawat melaksanakan spiritual care
tergantung berhasil tidaknya perawat menjalin komunikasi yang baik dengan pasien. Ada beberapa kondisi yang menghambat terjadinya komunikasi perawat
dengan pasien seperti gangguan bicara, ngangguan pendengaran, pasien belum percaya dengan perawat. Ketidakmampuan untuk berkomunikasi secara efektif
dapat mengakibatkan pasien tidak mampu mengekspresikan kebutuhan spiritualnya, sehingga perawat dan pasien putus asa, kondisi seperti ini tidaklah
mudah untuk menyelesaikannya.
d. Dukungan dari pimpinan
Menurut Mc Sherry 2006 faktor-faktor yang mempengaruhi perawat dalam memberikan spiritual care dibagi dua yaitu faktor intrinsik dan ekstrinsik.
Faktor ekstrinsik terdiri dari organisasi dan manajemen, hambatan ekonomi berupa kekurangan waktu dan jumlah perawat, serta masalah pendidikan
Universitas Sumatera Utara
perawat.Jika profesi perawat akan memberikan perawatan spiritual yang efektif, maka manajemen harus mampu mengatasi hambatan ekstrinsik dan manajemen
harus bertanggungjawab dan mendukung pemberian spiritual care. Hal ini juga diungkapkan oleh informan dalam penelitian ini, mereka berharap mendapat
dukungan yang positif untuk memberikan spiritual care pada pasien. Selain itu, informan dalam penelitian ini berharap adanya dukungan dalam
bentuk jasa finansial. Namun harapan ini kurang sesuai dengan Lunney 2008 yang mengatakan pekerjaan perawat merupakan pekerjaan yang menitik beratkan
pada unsur pengabdian atau pelayanan sosial dan profesional, kepuasan perawat dalam hubungannya dengan pekerjaan sebagai perawat akan lebih daripada
sekedar memperoleh imbalan.
e. Fasilitas dilengkapi
Sebagian informan dalam penelitian ini mengatakan perlunya fasilitas untuk melakukan spiritual care misalnya ruangan khusus dan melengkapi buku-
buku bacaan tentang keagamaan serta kitab suci. Pendapat ini sesuai dengan hasil penelitian Baldacchino 2006 yang mengatakan bahwa manajemen rumah sakit
harus membantu perawat menyediakan ruangan, agar pasien dan perawat memiliki rasa percaya untuk mengungkapkan kebutuhan spiritualnya. Penelitian
ini sejalan dengan penelitian Meehan 2012 dimana manajer perawat menginginkan pihak manajemen rumah sakit menyediakan ruangan, tempat
ibadah, buku-buku bacaan dan kitab suci. Menurut Narayanasamy 191, 2001 dalam Mc Sherry, 2006 bahwa salah satu kebutuhan spiritual pasien adalah
Universitas Sumatera Utara
kebutuhan untuk mempertahankan praktek spiritual, oleh karena itu selama periode sakit atau dirawat inap, pasien berharap kebutuhan ini tetap terpenuhi.
5.2 Keterbatasan Penelitian