g. Kebutuhan untuk mempertahankan praktek spiritual
Kegiatan akan kebutuhan ini adalah berdoa, menghadiri kebaktian gereja, mesjid atau kuil. Selama periode sakit atau dirawat inap, pasien berharap
kebutuhan ini tetap terpenuhi.
h. Keyakinan pada Tuhan atau dewa
Hal ini merupakan dimensi penting dari spiritual untuk beberapa individu. Mereka yakin akan adanya kekuatan dari Tuhan atau dewa yang menciptakan
dunia. Dalam mengidentifikasi kebutuhan spiritual pasien, perawat harus
memiliki pemahaman dasar tentang kebutuhan spiritual pasien, menghormati setiap keinginan pasien, menyadari bahwa pemenuhan kebutuhan spiritual pasien
bukan mempromosikan agama, perawat harus memahami spiritual mereka sendiri sebelum mereka memenuhi kebutuhan spiritual pasien, memiliki komitmen dan
benar-benar berusaha untuk memahami kebutuhan pasien. Kebutuhan spiritual pasien dapat diketahui perawat dengan mendengarkan secara aktif apa yang
disampaikan atau dikeluhkan oleh pasien melalui terciptanya komunikasi yang efektif dan pengamatan terhadap pasien Sartori, 2010.
2.1.4. Distres Spiritual
Monod 2012 menyatakan distres spiritual muncul ketika kebutuhan spiritual tidak terpenuhi, sehingga dalam menghadapi penyakitnya pasien
mengalami depresi, cemas, dan marah kepada Tuhan. Distres spiritual dapat menyebabkan ketidakharmonisan dengan diri sendiri, orang lain, lingkungan dan
Tuhannya Mesnikoff, 2002 dalam Hubbell et al, 2006.
Universitas Sumatera Utara
Kozier 2004 juga mengidentifikasi beberapa faktor yang berhubungan dengan distres spiritual seseorang meliputi masalah-masalah fisiologis antara lain
diagnosis penyakit terminal, penyakit yang menimbulkan kecacatan atau kelemahan, nyeri, kehilangan organ atau fungsi tubuh atau kematian bayi saat
lahir, masalah terapi atau pengobatan antara lain anjuran untuk transfusi darah, aborsi, tindakan pembedahan, amputasi bagian tubuh dan isolasi, masalah
situasional antara lain kematian atau penyakit pada orang-orang yang dicintai, ketidakmampuan untuk melakukan praktek spiritual Carpenitto, 2002 dalam
Kozier et al, 2004. Karakteristik pasien yang mengalami distres spiritual menurut Dover 2001 antara lain: pasien putus asa, tidak memiliki tujuan dalam hidupnya,
menganggap dirinya dijauhi Tuhan, dan tidak melakukan kegiatan ibadah. Ketika sakit, kehilangan atau nyeri menyerang seseorang, kekuatan
spiritual dapat membantu seseorang untuk sembuh. Selama sakit atau kehilangan, misalnya saja, individu merasa kurang mampu untuk merawat diri mereka dan
lebih bergantung pada orang lain. Distres spiritual dapat berkembang sejalan dengan seseorang mencari makna tentang apa yang terjadi, dan dapat
mengakibatkan seseorang merasa sendiri dan terasing. Untuk itu diharapkan perawat mengintegrasikan perawatan spiritual kedalam proses keperawatan
Potter Perry, 2004. 2.1.5. KesehatanKesejahteraan Spiritual
Kesehatan spiritual atau disebut juga kesejahteraan spiritual adalah rasa keharmonisan, saling adanya kedekatan antara diri sendiri dengan orang lain,
alam, dan dengan kehidupan yang tertinggi. Rasa keharmonisan ini tercapai ketika
Universitas Sumatera Utara
seseorang menemukan adanya keseimbangan antara nilai, tujuan, dan keyakinan mereka akan hubungannya dengan diri sendiri dan orang lain Potter Perry,
2004. Ellison 1983 dan Pilch 1988 dalam Kozier et al, 2004 mendefenisikan kesehatan spiritual adalah suatu cara hidupyang penuh makna, berguna,
menyenangkan dan bebas untuk memilih setiap ada kesempatan yang sesuai dengan nilai-nilai spiritual.
Manusia memelihara dan meningkatkan spiritualnya dengan berbagai cara, ada yang memfokuskan pada pengembangan dirinya sendiri yaitu dialognya
dengan Tuhan melalui doa, meditasi, melalui mimpi, berkomunikasi dengan alam, atau melalui ekspresi dibidang seni seperti drama, musik dan menari, sementara
yang lain lebih memfokuskan pada dunia luar yaitu dengan mencintai orang lain, melayani orang lain, gembira, tertawa, terlibat dalam pelayanan keagamaan,
persahabatan dan aktivitas bersama, rasa haru, empati, pengampunan, dan harapan Kozier et al, 2004. Hasil penelitian Dover 2001 dan Monod 2012
menyimpulkan ketika penyakit menyerang seseorang maka kesehatan spiritualnya dapat membantu untuk sembuh karena yakin semua usaha yang dilakukannya
akan berhasil, pasien mampu melewati masa-masa sulit dalam hidupnya, dan tidak menyerah dengan penyakitnya.
2.2. Peran Perawat Dalam Spiritual Care