“jumlah perawat kayaknya kak,karena jumlah perawat sedikit pasiennyabanyak,dalam arti seperti ini kak,pasien full,perawat yang
jaga cuma dua,jadi nggak maksimal kita jadinya untuk melakukan secara komprehensif, jadi kesulitan kita ya itu tadi jumlah pasien
banyak,perawatnya cuma dua, klo sayaperawat kerja cuma dua orang,pasien banyak,terakhir kami bingung harus
mengerjakanmemperhatikan yang mana,jadi kadang-kadang pasien merasa kita pilih kasih,ah suster itu-itu aja yang diperhatikan,aku
nggak didampingi,jadi kayaknya terkesan nggak adil, lebih besar hambatannya jumlah perawat tadi.” [P6]
b. Peningkatan pengetahuan
Beberapa informan mengungkapkan harapannya untuk meningkatkan pengetahuan tentang spiritual care melalui seminar-seminar tentang spiritual
care. Pernyataan ini sesuai dengan kutipan informan dibawah ini: “ya maunya kak kami perawat-perawatini diadakanlah kak
seminar tentang spiritual ini, kalo selama ini kan paling masalah medis, apa segala macam, ya maunya itulah kak, bentuksymposium
atau apalah, sekali-sekalikan lebih enak, kita pun bisa lebihterarah untuk memenuhi kebutuhan spiritual pasien, pengetahuan
spiritualkita pun tambah, jadikan saling mendukung dia.”[P5]
Pernyataan diatas didukung dengan informan lainnya yang mengatakan bahwa perawat perlu sekolah untuk meningkatkan pendidikan, pengetahuan
tentang spiritual. Pernyataan diatas sesuai dengan kutipan informan dibawah ini: “ya selain itu, kita harus sekolah meningkatkan pendidikan
perawatan spiritual tadi, supaya kita tahu cara perawatan spiritual, karena pengetahuan saya kurang tentang perawatan spiritual tadi.”
[P8]
c. Dukungan dari pimpinan
Informan berharap agar mereka didukung dalam melakukan spiritual care, mereka tidak mau pimpinan selalu menyalahkan dan menyudutkan perawat. Hal
ini diungkapkan oleh seorang informan sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
“jadi kita dituntut untuk bertindak bijaksana,tapi klo terjadi sesuatu kita yang disalahkan,kayaknya perawat selalu terjepit
posisinya,tidak mengenakkan…gitu ajalah kak .” nada suara meninggi, tampak marah. [P6]
Informan lainnya juga mengatakan bahwa perawat perlu adanya dukungan
dan respon dari bidang keperawatan. Seperti kutipan pernyataan informan dibawah ini:
“mungkin perlu dukunganlah dari bidang keperawatan,adanya respon dari atasan.” [P1]
d. Fasilitas dilengkapi
Beberapa informan berharap agar pihak rumah sakit melengkapi fasilitas yang mendukung dilaksanakannya spiritual care misalnya ruang khusus dan
melengkapi buku-buku bacaan tentang keagamaan. Pernyataan ini sesuai dengan 2 kutipan informan dibawah ini;
“... adanya kebijakan dari rumah sakit untuk menyediakan ruangan, ya kalau untuk kami mungkin kami bisa kontak sama
pasien,komunikasi sama pasien,dari segi waktu untuk bisa bicara sama pasien,untuk menggali kebutuhan kami perlu waktu dan perlu
ruangan,jadi kami lebih leluasa apalagi bagipasien yang baru pertama kali yang merasa takut,kami bisa komunikasikan agar tidak
takut,siapa yang perlu dipanggil untuk menemani dia,kalau kami cukup waktu cukup ruang untuk itu,sehingga kami bisa
mengkaji.mencari tau...” [P1] Pernyataan diatas juga didukung informan lain, yang berharap agar rumah
sakit menyediakan buku-buku rohani “ya.. kalau harapan kak, pemenuhan kebutuhan spiritual lebih
terpenuhi, fasilitasnyapun didukung, ya pengadaan buku-buku rohani, agar pasien bisa baca-baca kitab suci.” [P5]
Universitas Sumatera Utara
4.3.2 Lima Tema Persepsi Manajer Perawat Tentang Spiritual Care
A. Pemahaman Manajer Perawat Tentang S piritual Care
Tema pemahaman manajer perawat tentang spiritual care terbentuk dari beberapa subtema yaitu a perawatan yang berhubungan dengan agama, b upaya
perawat memenuhi semua kebutuhan pasien, c perawat peduli dengan pasien. Selanjutnya masing-masing subtema akan diuraikan sebagai berikut:
a. Perawatan yang berhubungan dengan agama
Lima informan manajer perawat menyatakan bahwa spiritual care merupakan perawatan yang kita berikan pada pasien yang berhubungan dengan
keagamaan, kepercayaan pasien pada Tuhan. Pernyataan tersebut disampaikan informan berikut ini:
“itu berhubungan dengan agama bu, atau kehidupan kitalah sebagai umat Tuhan....dimana kita punya agama ..punya
kepercayaanlah gitu.” [MP6] Informan lainnya juga mengatakan bahwa spiritual care merupakan hal
yang penting untuk pasien yang berhubungan dengan agama, kepercayaan dalam hidupnya, seperti kutipan informan dibawah ini:
“perawatan spiritual itu, ya perawatan yang diberikan perawat tentang agamanya, kepercayaan dalam hidupnya.” [MP5]
Pernyataan diatas didukung juga oleh informan lain yang mengatakan
bahwa spiritual care berhubungan dengan Yang Maha Kuasa, agamanya, sehingga pasien mampu menghadapi penyakitnya. Hal ini sesuai dengan
pernyataan informan seperti dibawah ini: “perawatan spiritual itu, yang saya tau itu yang ada hubungannya
dengan Yang Maha Kuasa, Maha Pencipta tergantung kepercayaan yang dianut oleh individu atau pasien, sehingga pasien dapat
Universitas Sumatera Utara
menemukam arti dan tujuan hidupnya, kalau pasien putus asa untuk menghadapi penyakitnya, agama mendekatkan diri dengan yang
Kuasa,kemungkinan dia dapat, mampu menghadapi penyakitnya itu, dan kuat untuk menghadapi penyakitnya itu.”[MP7]
b. Upaya perawat memenuhi semua kebutuhan pasien