Perawat peduli dengan pasien

e. Perawatan yang terdiri dari 3 komponen yaitu: perawat, pasien, dan keluarga pasien

Persepsi informan dalam penelitian ini mengungkapkan bahwa pelaksanaanspiritual caretidak akan maksimal tanpa adanya hubungan kerjasama antara perawat, pasien dan keluarga pasien untuk proses penyembuhan pasien. Pasien harus mampu menjalin hubungan yang baik dengan pasien dan keluarganya. Pernyataan informan ini sejalan dengan pendapat Hodge et al 2011 yang mengatakan bahwa selain dengan keluarganya, pasien berharap memiliki interaksi dengan perawat. Pasien berharap perawat memiliki ekspresi wajah yang ramah, empati, dan memberikan informasi tentang penyakitnya dan mendiskusikan tentang pengobatannya.

f. Perawat peduli dengan pasien

Salah satu informan dalam penelitian ini menyatakan bahwa spiritual care adalah keperawatan yang diberikan pada pasien dengan cara perawat peduli dengan keadaan pasien. Ketika perawat melaksanakan spiritual care pada pasien, perawat harus menerapkan nilai-nilai keperawatan spiritual yang berfokus pada menghormati pasien dan mendengarkan dengan penuh perhatian sebagai ungkapan bahwa perawat peduli dengan pasien. Hasil penelitian Chan 2008 mengatakan bahwa konsep spiritual care dikaitkan dengan kualitas pelayanan interpersonal dalam ekspresi peduli, cinta dan kasih sayang terhadap pasien. Hasil penelitian Hodge et al 2011 juga mengatakan bahwa pasien berharap perawat dengan kata-kata dan bahasa tubuh yang baik, perawat menunjukkan kepeduliannya pada pasien. Pendapat ini didukung oleh Vlasblom 2012 yaitu Universitas Sumatera Utara pasien akan merasa puas jika perawat mendengarkan keluhan pasien sebagai ungkapan perawat peduli dengan pasien. Hasil penelitian ini terungkap bahwa pemahaman perawat dan manajer perawat tentang spiritual care di RSUD DR Djoelham Binjai masih kurang. Hal ini mungkin disebabkan perawat dan manajer perawat tidak pernah menerima pendidikan formal dan tidak pernah mengikuti pelatihan atau seminar tentang spiritual care. Spiritual care baru diorientasikan pada tahun 2005 dengan munculnya Holistic Nursing oleh Barbara Montgomery Dossey, sedangkan jika dilihat dari karakteristik demografi informan, semua informan mengikuti pendidikan D3 dan S1 Keperawatan sebelum tahun 2005. Asumsi peneliti ini didukung dengan hasil penelitian Mc Sherry 1998 dimana mayoritas perawat tidak menerima materi Holistic Nursing selama mengikuti pendidikan keperawatan dan kurangnya pendidikan serta pelatihan tentang dimensi spiritual mengakibatkan perawat kurang memahami tentang spiritual care. Hubbel et al 2006 menemukan bahwa mayoritas perawat mengatakan selama mengikuti pendidikan formal, spiritual care hanya merupakan keterampilan dasar dan tidak ada dalam kurikulum praktek lanjutan, perawat lainnya mengatakan bahwa mereka menerima materi spiritual care tetapi tidak memadai. Persepsi pada dasarnya menyangkut proses informasi pada diri seseorang dalam hubungannya dengan objek stimulus. Dengan demikian persepsi merupakan gambaran arti atau interpretasi yang bersifat subjektif, artinya persepsi sangat tergantung pada kemampuan dan keadaan diri yang bersangkutan Gibbson,2001. Universitas Sumatera Utara 5.1.2 Perawat dan manajer perawat dapat mengidentifikasi sebagian kebutuhan spiritual pasien penyakit terminal Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa informan hanya mampu mengidentifikasi sebagian kebutuhan spiritual pasien penyakit terminal. Kebutuhan yang diidentifikasi oleh informan adalah:

a. Hubungan interpersonal