23 situasi belajar. Sugesti itu dapat berupa sugesti positif maupun negatif.
Berawal dari eksperimen dengan sugesti itulah muncullah Quantum Teaching. Akan tetapi, falsafah dan metodologi quantum learning tidak
ada kaitannya dengan hasil turunan atau transformasi fisika kuantum dan juga tidak berkaitan dengan prinsip-prinsip atau pandangan-pandangan
fisika kuantum yang dikemukakan oleh Albert Einstein, seorang tokoh terdepan fisika kuantum Sugiyanto, 2010: 70.
Udin Syaefudin 2009: 126 menyatakan bahwa Quantum Teaching merupakan sebuah model yang menyajikan bentuk pembelajaran sebagai
suatu “orkestrasi’ yang terdiri dari dua unsur pokok, yaitu konteks dan isi. Konteks yang dimaksud dalam hal ini berkaitan dengan lingkungan
belajar yang meliputi lingkungan fisik dan lingkungan psikis, sedangkan isi yang dimaksud yaitu berkenaan dengan bagaimana isi pembelajaran
dirancang dan disampaikan kepada siswa. Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa model
pembelajaran Quantum Teaching adalah model pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran dengan
memperhatikan interaksi-interaksi
antara lingkungan
siswa, isi
pembelajaran, dan sugesti. Quantum Teaching menggunakan dua konsep utama, yaitu percepatan belajar dan fasilitas belajar.
3. Asas Model Pembelajaran Quantum Teaching
Asas atau landasan model pembelajaran Quantum Teaching menurut Udin Syaefudin 2008: 127 mencakup dua konsep utama dalam rangka
24 mewujudkan energi guru dan siswa menjadi cahaya belajar yaitu
percepatan belajar melalui usaha sengaja untuk mengikis hambatan- hambatan belajar tradisional, dan fasilitas belajar yang berarti
mempermudah belajar. Kedua konsep utama ini, yaitu percepatan belajar dan fasilitas belajar akan mendukung asas utama yang digunakan dalam
pembelajaran kuantum. Bobbi De Porter 2007: 6 menyatakan bahwa asas utama model
pembelajaran Quantum Teaching adalah “Bawalah dunia mereka ke dunia
kita dan antarkan dunia kita ke dunia mereka”. Asas utama Quantum Teaching ini mengisyaratkan pentingnya seorang guru untuk memasuki
dunia atau kehidupan anak sebagai langkah awal dalam melaksanakan sebuah pembelajaran. Memahami dan memasuki dunia siswa merupakan
langkah yang dapat ditempuh oleh guru untuk mempermudah dalam memimpin, menuntun, dan mendidik siswa untuk meraih hasil belajar dan
menuju kesadaran ilmu pengetahuan yang lebih luas. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk menerapkan asas model
pembelajaran Quantum Teaching yaitu mengaitkan apa yang akan diajarkan dengan peristiwa-peristiwa, pikiran atau perasaan, tindakan
yang diperoleh siswa dalam kehidupan, baik di rumah, di sekolah maupun di lingkungan masyarakat. Setelah kaitan tersebut terbentuk, guru dapat
memberikan pemahaman tentang materi pembelajaran yang disesuaikan dengan kemampuan, perkembangan, potensi, dan minat bakat siswa.
25
4. Prinsip dan Strategi Quantum Teaching
Selain asas utama “Bawalah dunia mereka ke dunia kita dan antarkan dunia kita ke dunia mereka” seperti yang telah dipaparkan diatas,
Quantum Teaching juga memiliki lima prinsip yang dikemukakan oleh Bobby De Porter Udin Syaefudin, 2008: 128-129 sebagai berikut.
a. Segalanya berbicara
Seluruh lingkungan kelas termasuk dalam hal ini guru, hendaknya dirancang untuk membawa pesan belajar yang dapat
diterima oleh siswa. Semua rancangan kurikulum dan pembelajaran, gerakan, kata-kata dan tindakan guru serta seluruh kondisi lingkungan
harus dapat membawa pesan belajar yang dapat dengan mudah dicapai oleh siswa sebagai pembelajar.
b. Segalanya bertujuan
Semua yang terjadi dalam proses perubahan pembelajaran harus mempunyai tujuan-tujuan yang jelas dan terkontrol. Segala sumber
dan fasilitas yang terlibat dalam pembelajaran digunakan untuk membantu perubahan perilaku siswa dalam ranah kognitif, afektif dan
psikomotor siswa. c.
Pengalaman sebelum pemberian nama Siswa hendaknya telah memiliki pengalaman informasi di dalam
otaknya yang terkait dengan materi yang akan dipelajari sebelum memberi nama. Pemberian nama yang dimaksud disini yaitu proses
mendefinisikan, mengkonseptualisasi,
membedakan, dan
26 mengkategorikan. Peran guru sangat diperlukan dalam proses
pengkaitan pengalaman informasi dan materi pembelajaran. d.
Mengakui setiap usaha Semua usaha yang telah dilakukan oleh usaha harus memperoleh
pengakuan dan penghargaan dari guru dan teman-temannya. Pengakuan ini penting dilakukan agar siswa dapat merasa percaya diri
dan berani melangkah ke bagian berikutnya dalam pembelajaran. e.
Merayakan keberhasilan Setiap usaha yang telah dilakukan dan hasil yang telah diperoleh
dalam pembelajaran patut dirayakan. Perayaan ini diharapkan dapat memberikan umpan balik atau feedback dan motivasi agar siswa dapat
terus maju dan meningkatkan hasil belajar berikutnya.
5. Karakteristik Model Pembelajaran Quantum Teaching