Rumah Adat Pakaian Adat Tarian Adat

150

1. Rumah Adat

Rumah Joglo Jawa Tengah Rumah Gadang Sumatera Barat Rumah Kasepuhan Jawa Barat Rumah adat merupakan bangunan khas suatu daerah. Rumah adat mempunyai fungsi yang berbeda-beda di setiap daerah. Misalnya sebagai tempat melangsungkan upacara adat, tempat bermusyawarah, atau tempat tinggal ketua adat. Bentuk rumah adat menunjukkan ciri khas kehidupan penduduk di daerah tersebut. Selain itu, bentuk rumah adat juga dipengaruhi keadaan lingkungan alam di daerah tersebut. Contoh, rumah adat di Kalimantan pada umumnya berbentuk panggung karena masyarakat di pulau tersebut, terutama pada zaman dahulu, tinggal di hutan untuk mencegah gangguan binatang buas. Berikut ini beberapa contoh rumah adat di Indonesia. No. Asal Daerah Nama Rumah Adat 1. Lampung Sesat 2. Sumatera Barat Gadang 3. Sumatera Selatan Limas 4. DKI Jakarta Blandongan 5. Jawa Barat Kasepuhan 6. Jawa Tengah, D.I. Yogyakarta, dan Jawa Timur Joglo 7. Kalimantan Selatan Banjar 8. Kalimantan Timur Lamin 9. Kalimantan Barat Panjang 10. Kalimantan Tengah Betang 11. Bali Gapura Candi Betar 12. Nusa Tenggara Timur Musalaki 13. Sulawesi Selatan Tongkonan 151 14. Maluku Baileo 15. Papua Honai

2. Pakaian Adat

Baju Kurung Sumatera Barat Baju Ulos Sumatera Utara Baju Bodo Sulawesi Selatan Baju Kebaya Jawa Barat Pakaian adat dipakai pada acara-acara tertentu, misalnya acara-acara perkawinan, upacara adat, dan acara-acara resmi yang perlu menampilkan ciri khas daerah. Tiap pakaian daerah mempunyai bentuk dan nama yang berbeda-beda. No. Asal Daerah Pakaian Adat 1. Aceh Baju Inong 2. Batak Ulos 3. Minangkabau Baju Kurung 4. Sunda Kebaya 5. Jawa Tengah Beskap 6. Kalimantan Selatan Baju Kayang 7. Sulawesi Selatan Baju Bodo 8. Nusa Tenggara Barat NTB Baju Poro

3. Tarian Adat

Tari Seudati Aceh Tari Tor-Tor Sumatera Utara Tari Piring Sumatera Barat 152 Tari Ronggeng DKI Jakarta Tari Merak Jawa Barat Tari Gong Kalimantan Timur Tari Pendet Bali Tari Legong Bali Tari Lenso Maluku Tari Selamat Datang Papua Tari Jangger Lampung Tari Serimpi Jawa Tengah Tarian adat ada bermacam-macam, tergantung dari maksud dan tujuan ditampilkannya tarian tersebut. Misalnya, tarian untuk menyambut tamu, merayakan hasil panen, upacara pernikahan, keagamaan, menjaga keamanan, dan perang-perangan. No. Asal Daerah Tarian Adat 1. Aceh Seudati, Saman 2. Batak Tor-Tor, Sigale-Gale 3. Minangkabau Tari Piring, Lilin 4. Bengkulu Sekapur Sirih, Pucugading 5. Riau Tandak, Joget Lambak 6. Sumatera Selatan Janggalam Bekhusek 7. Lampung Jangger, Melinting 8. DKI Jakarta Ronggeng, Cokek 9. Jawa Barat Topeng, Jaipong, Merak 10. Jawa Tengah Serimpi, Gambyong, Bedaya 11. Jawa Timur Remo, Jejer 12. Bali Pendet, Legong, Kecak 153 13. Minahasa Maengket 14. Maluku Cekelele, Lenso 15. Sulawesi Selatan Kipas, Bosara 16. Kalimantan Timur Gong 17. Papua Tari Selamat Datang 154 Lampiran 2. Media Pembelajaran Gambar. Peta Provinsi di Indonesia 155 Lampiran 3. Lembar Kerja Siswa Lengkapilah tabel dibawah ini dengan berdiskusi kelompok Provinsi Suku Rumah Adat Pakaian Adat Tarian Daerah Sumatera Utara Batak Serampang Duabelas Sumatera Barat Minangkabau Gadang Piring Sumatera Selatan Pasemah Limas DKI Jakarta Betawi Blandongan Jawa Barat Sunda Kasepuhan Merak Jawa Tengah Samin Joglo Serimpi D.I. Yogyakarta Jawa Joglo Jawa Timur Osing Joglo Remong Kalimantan Barat Mualang Panjang Kalimantan Tengah Dayak Betang Kalimantan Selatan Banjar Hulu Banjar Kalimantan Timur Bulungan Lamin Sulawesi Utara Minahasa Maengket Sulawesi Tengah Kaili Sulawesi Tenggara Muna Sulawesi Selatan Bugis Tongkonan Bali Sasak Gapura Candi Betar Legong, Pendet Nusa Tenggara Timur NTT Rote Musalaki Perang Nusa Tenggara Barat NTB Bima Papua Asmat Honai Selamat Datang 156 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Satuan Pendidikan : SD Negeri Demakijo 1 Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial IPS KelasSemester : III1 Materi : Keragaman Suku Bangsa dan Budaya Indonesia Alokasi Waktu : 2 x 35 menit SiklusPertemuan : I2

A. Standar Kompetensi

Dokumen yang terkait

Peningkatan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball 0hrowing pada siswa kelas III MI Hidayatul Athfal Depok

0 10 0

Pengaruh Penggunaan Model Quantum Teaching Terhadap Hasil Belajar IPS (Quasi Experiment di SMP Negeri 178 Jakarta)

1 13 287

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL QUANTUM TEACHING DENGAN MULTIMEDIA INTERAKTIF SISWA KELAS VB SD N SEKARAN 01 KOTA SEMARANG

0 32 316

PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR IPS MELALUI PENERAPAN MODEL QUANTUM TEACHING PADA Peningkatan Kreativitas Belajar IPS Melalui Penerapan Model Quantum Teaching Pada Siswa Kelas IV SDN 02 Ngepungsari Tahun Pelajaran 2014/2015.

0 2 17

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI MODEL QUANTUM Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Model Quantum Teaching Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 2 Simo Boyolali Tahun 2011/2012.

0 0 16

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING PADA SISWA KELAS IV SDN MINOMARTANI 1 NGAGLIK SLEMAN.

0 0 202

UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH KELAS IVA SD NEGERI DEMAKIJO 1 KECAMATAN GAMPING KABUPATEN SLEMAN.

0 1 236

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL MELALUI MODEL QUANTUM TEACHING PADA SISWA KELAS VC SDNEGERI JUMOYO 2 SALAM MAGELANG.

0 2 210

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENTS (TGT) UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) SISWA KELAS IV SD NEGERI MANCASAN GAMPING SLEMAN YOGYAKARTA.

0 0 242

PENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI BRONGKOL GODEAN SLEMAN.

0 0 345