Kerangka Model Pembelajaran Quantum Teaching

34 Siswa dengan gaya belajar ini mudah memahami informasi pembelajaran jika belajar dengan melakukan learning by doing. Dari pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa seorang guru harus menguasai unsur-unsur dalam model pembelajaran Quantum Teaching. Guru harus mampu melaksanakan pembelajaran yang menyenangkan dengan memadukan lingkungan belajar dan isi pembelajaran yang menarik. Lingkungan belajar dalam hal ini termasuk juga teman sebaya. Lingkungan belajar dengan fasilitas yang mendukung, teman sebaya yang bersemangat untuk belajar, pembelajaran yang dirancang dengan matang, dan isi pembelajaran yang mampu menampung semua gaya belajar siswa dapat menjadi kunci keberhasilan pelaksanaan pembelajaran melalui model pembelajaran Quantum Teaching di SD.

7. Kerangka Model Pembelajaran Quantum Teaching

Model pembelajaran Quantum Teaching menerapkan konsep TANDUR yang merupakan akronim dari Tumbuhkan, Alami, Namai, Demonstrasikan, Ulangi, dan Rayakan. Konsep melandasi pelaksanaan model pembelajaran Quantum Teaching. Kerangka TANDUR dalam model pembelajaran Quantum Teaching dapat membuat siswa menjadi tertarik dan berminat terhadap setiap pelajaran dengan mata pelajaran, tingkat kelas, dan dengan keberagaman budaya, jika guru betul-betul menggunakan prinsip-prinsip atau nilai-nilai model pembelajaran Quantum Teaching. Dengan kerangka 35 TANDUR, siswa dapat mengalami pembelajaran, berlatih, dan menjadikan isi pelajaran nyata bagi merek asendiri. Menurut Sugiyanto 2010: 84-93, kerangka perancangan model pembelajaran Quantum Teaching adalah sebagai berikut. a. Tumbuhkan Tahap tumbuhkan merupakan konsep operasional dari prinsip “Bawalah dunia mereka ke dunia kita”. Realisasi konsep tumbuhkan dapat dilakukan dengan menyertakan pengalaman siswa sebagai langkah awal untuk menstimulus tanggapan. Kekuatan penanaman dalam diri dengan AMBAK Apa Manfaatnya BagiKu? merupakan sebuah cara untuk menimbulkan motivasi dari dalam diri sendiri. AMBAK sama saja dengan menciptakan minat dalam apa yang sedang dipelajari dan menghubungkan dengan dunia nyata Bobbi De Porter, 2006: 48. Dalam melakukan apersepsi, menarik perhatian siswa, dan memfokuskan perhatian siswa, tidak harus dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan. Tahap tumbuhkan dapat dilakukan dengan menyajikan gambar media yang menarik, peta konsep, puisi, cerita menarik, dan berita terkini. b. Alami Guru memberikan pengalaman kepada siswa dalam kehidupan nyata untuk mengenalkan konsep materi yang akan dipelajari. Pengalaman menciptakan ikatan emosional yang dapat 36 meningkatkan hasrat alami otak untuk menjelajah. Pengalaman memberikan kesempatan mengajar untuk memanfaatkan pengetahuan dan keingintahuan mereka. Informasi pengalaman ini membuat yang abstrak menjadi konkret Bobbi De Porter, 2005: 90. Tahap alami dapat dilakukan dengan menggunakan jembatan keledai, permainan, dan stimulasi dalam menyampaikan konsep kepada siswa. Selain itu juga dapat menggunakan sandiwara, tugas individu atau kelompok, serta kegiatan lain yang mengaktifkan pengetahuan yang sudah siswa miliki. c. Namai Penamaan merupakan saat untuk mengajarkan konsep, keterampilan berpikir, dan strategi belajar. Guru dapat memuaskan otak siswa, yaitu membuat mereka penasaran, penuh pertanyaan mengenai pengalaman yang telah mereka alami. Penamaan dapat berupa informasi, fakta, rumus pemikiran, tempat, dan sebagainya. Siswa mendapatkan informasi, tetapi harus mendapatkan pengalaman untuk benar-benar membuat pengetahuan tersebut bermakna. Tahap namai dapat dilakukan dengan menggunakan susunan gambar, warna, alat bantu, kertas putih, dan poster di dinding. Setelah siswa mendapatkan pengalaman belajar mengalami, mereka diajak untuk menulis di kertas, menamai apa saja yang telah 37 mereka peroleh, baik itu informasi, konsep, rumus, pemikiran, tempat, dan sebagainya. d. Demonstrasikan Memberikan siswa peluang untuk menerjemahkan dan menerapkan pengetahuan mereka ke dalam pembelajaran lain, yaitu permasalahan yang lebih riil atau nyata. Tahap demonstrasi memberikan kesempatan kepada siswa untuk menunjukkan tingkat pemahaman atau penguasaan mereka terhadap materi yang telah dipelajari. Tahap ini dapat dilakukan dengan mempraktekkan sandiwara, membuat puisi, menyusun laporan, menyusun skenario, menyelesaikan kasus atau permasalahan. Juga dapat dengan membuat lagu, menganalisis data, melakukan gerakan kaki, gerakan tangan, gerakan tubuh bersama secara harmonis, dan seterusnya. e. Ulangi Pengulangan memperkuat koneksi saraf dan menumbuhkan rasa “aku tahu bahwa aku tahu ini”. Jadi pengulangan harus dilakukan secara multikecerdasan dalam konteks yang berbeda permainan, pertunjukan, drama, dan sebagainya. Tahap ulangi dapat dilakukan dengan pembelajaran teman sebaya siswa mengajarkan pengetahuan baru kepada orang lain atau temannya, membuat laporan, berjalan mengelilingi ruangan sambil mengulang konsep-konsep yang disuarakan dengan lantang. Pada 38 kelas konvensional, dapat dilakukan melalui pertanyaan-pertanyaan post test. f. Rayakan Perayaan dapat digunakan sebagai bentuk rasa menghormati usaha, ketekunan, dan kesuksesan dan akhirnya dapat memberikan kepuasan dan kegembiraan pada diri siswa. Kondisi akhir pembelajaran yang menyenangkan dapat membuat siswa bergairah untuk belajar lebih lanjut. Perayaan bertujuan untuk menumbuhkan suasana menyenangkan, sehingga siswa dapat merasa: “Kelasku adalah surgaku, sekolahku adalah surgaku”. Bentuk perayaan dapat berupa pujian, bernyanyi bersama, pamer pada pengunjung, pesta kelas, dan pemberian reward berupa tepukan. Tahap rayakan dapat memperkuat kesuksesan dan memberikan motivasi kepada siswa. Dari kerangka model ini, dapat disampaikan beberapa hal sebagai berikut. a. Model pembelajaran yang dapat menjadikan pembelajaran menjadi menyenangkan dan bermakna karena siswa dapat mengalami sendiri pembelajaran yang mereka lakukan. b. Semua usaha dan ketekunan siswa dalam belajar, baik yang sukses maupun tidak, patut dihormati dan dirayakan sehingga siswa merasa puas dan gembira atas usahanya. 39 c. Dalam penelitian ini, peneliti menerapkan kerangka belajar TANDUR Tumbuhkan, Alami, Namai, Demonstrasikan, Ulangi, dan Rayakan yang diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar, khususnya pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial IPS kelas V.

8. Kelebihan Model Pembelajaran Quantum Teaching

Dokumen yang terkait

Peningkatan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball 0hrowing pada siswa kelas III MI Hidayatul Athfal Depok

0 10 0

Pengaruh Penggunaan Model Quantum Teaching Terhadap Hasil Belajar IPS (Quasi Experiment di SMP Negeri 178 Jakarta)

1 13 287

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL QUANTUM TEACHING DENGAN MULTIMEDIA INTERAKTIF SISWA KELAS VB SD N SEKARAN 01 KOTA SEMARANG

0 32 316

PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR IPS MELALUI PENERAPAN MODEL QUANTUM TEACHING PADA Peningkatan Kreativitas Belajar IPS Melalui Penerapan Model Quantum Teaching Pada Siswa Kelas IV SDN 02 Ngepungsari Tahun Pelajaran 2014/2015.

0 2 17

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI MODEL QUANTUM Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Model Quantum Teaching Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 2 Simo Boyolali Tahun 2011/2012.

0 0 16

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING PADA SISWA KELAS IV SDN MINOMARTANI 1 NGAGLIK SLEMAN.

0 0 202

UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH KELAS IVA SD NEGERI DEMAKIJO 1 KECAMATAN GAMPING KABUPATEN SLEMAN.

0 1 236

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL MELALUI MODEL QUANTUM TEACHING PADA SISWA KELAS VC SDNEGERI JUMOYO 2 SALAM MAGELANG.

0 2 210

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENTS (TGT) UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) SISWA KELAS IV SD NEGERI MANCASAN GAMPING SLEMAN YOGYAKARTA.

0 0 242

PENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI BRONGKOL GODEAN SLEMAN.

0 0 345