4 hilang, jumlah total massa semua zat yang ada setelah reaksi sama dengan sebelum
reaksi. Hasil pengamatannya ini dikenal dengan hukum kekekalan massa the law of conservation of mass yang mengatakan bahwa dalam reaksi kimia massa
bersifat kekal tidak dapat diciptakan maupun dimusnahkan. Ini merupakan salah satu prinsip kimia yang sangat penting sampai saat ini. Sebenarnya Einstein
telah menunjukkan bahwa ada hubungan antara massa dan energi, yaitu dengan ungkapan yang sangat terkenal : E = m c
2
. Prubahan energi yang terjadi dalam reaksi kimia semestinya diikuti dengan adanya perubahan massa, tetapi perubahan massa
tersebut terlalu kecil untuk dapat diukur secara eksperimen. Sebagai contoh, perubahan energi yang terjadi pada reaksi 2 gram hidrogen dengan 16 gram oksigen
setara ekivalen dengan perubahan massa sekitar 10
-9
g. Timbangan analitik yang sensitif hanya dapat mendeteksi perbedaan massa sekitar 10
-6
– 10
-7
g, sehingga perubahan massa sebesar 10
-9
tidak dapat terukur. Hasil eksperimen Lavoisier, mendorong ahli kimia lain untuk menyelidiki
aspek kuantitatif dari reaksi kimia. Penyelidikan Joseph Proust 1754 – 1826 akhirnya medapatkan hukum perbandingan tetap the law of definite proportions.
Hukum perbandingan tetap menyatakan bahwa di dalam suatu zat murni, unsur-unsur penyusunnya selalu mempunyai perbandingan massa tetap. Air
misalnya, perbandingan massa hidrogen dengan oksigennya selalu 1 : 8. Jadi apabila 9,0 gram air diuraikan akan terjadi 1 gran hidrogen dan 8 gram oksigen. Apabila 18 g
air diuraikan, maka akan terbentuk 2 g hidrogen dan 16 g oksigen. Lebih lanjut apabila 2 gram hidrogen dicampur dengan 8 g oksigen, dan campuran itu
direaksikan, maka akan terjadi 9 gram air dan 1 g hidrogen akan tetap sebagai sisa setelah reaksi.
Hasil penelitian Proust ini ditentang oleh Claude Berthollet 1748 – 1822,
yang berpendapat bahwa penyusun suatu zat tergantung pada bagaimana zat itu dibuat. Tetapi saat itu pendapat Berthollet tidak mendapat pengakuan karena sistem
analisisnya masih sangat belum maju dan sampel yang digunakan adalah berupa paduan alloy atau campuran yang penyusunnya memang sangat bervariasi. Namun
kini, beberapa senyawa dalam keadaan padat diketahui mempunyai penyusun yang
sedikit bervariasi dan tidak selalu tetap. Senyawa seperti itu disebut bertolida berthollides.
5
1.4 Teori Atom Dalton.
Johm Dalton 1766 – 1844, ahli kimia Inggris mengusulkan teori atom yang dikenal dengan teori atom Dalton. Hipotesis Dalton tentang atom pertama kali
dipublikasikan pada kuliahnya tahun 1803 dan dipublikasikan secara lengkap dalam buku A New System in Chemical Philosophy tahun 1808. Isi teori atom Dalton dapat
dinyatakan sebagai berikut :. a.
Materi terdiri dari partikel-partikel sangat kecil yang tidak dapat dibagi, yang disebut atom.
b. Atom-atom suatu unsur mempunyai sifat yang sama seperti ukuran, bentuk, dan
massa, yang berbeda dengan sifat-sifat atom unsur lain. c.
Suatu reaksi kimia hanya merupakan penggabungan, pemisahan, atau pertukaran atom-atom. Atom-atom itu sendiri dalam reaksi kimia tetap ada.
Kelompok atom-atom yang terikat menjadi satu kesatuan secara kuat sehingga membentuk jati dirinya sebagai partikel tunggal, disebut molekul dari kata Latin
yang berarti “partikel kecil”. Dalton mengembangkan simbul untuk menyatakan atom unsur dan dengan
simbul ini dia menulis persamaan pembentukan senyawa seperti persamaan pembentukan dua senyawa oksida-karbon berikut ini.
+ + 2
Kedua persamaan itu berdasarkan teori atom Dalton, menggambarkan hukum kekekalan massa, hukum Perbandingan tetap, dan hukum Perbandingan berganda.
Teori atom Dalton dapat menjelaskan adanya hukum perbandingan berganda the law of multiple proportions. Hukum ini menyatakan bahwa bila
dua senyawa yang berbeda dibentuk oleh 2 unsur yang sama, maka bila massa salah satu unsur dalam kedua senyawa sama, maka unsur lainnya dalam kedua
senyawa itu akan mempunyai perbandingan massa sebagai bilangan sederhana dan bulat. Sebagai contoh unsur karbon dan oksigen dapat membentuk dua senyawa
yaitu karbon monooksida dan karbon dioksida. Pada karbon monooksida, tersusun dari 1,33 g oksigen yang bergabung dengan 1 gram karbon dan pada karbon
dioksida, 2,66 g oksigen bergabung dengan 1,00 g karbon. Perbandingan massa oksigen pada kedua senyawa yang bergabung dengan massa karbon yang tetap
6 adalah :
2 1
66 ,
2 33
, 1
=
. Hal ini sesuai dengan teori atom bahwa bila karbon monooksida terdiri dari 1 atom oksigen yang terikat dengan satu atom karbon dan karbon dioksida
terdiri dari 2 atom oksigen yang terikat dengan satu atom karbon, maka berat oksigen di dalam molekul karbon dioksida haruslah dua kali massa oksigen di dalam molekul
karbon monooksida. Untuk lebih jelasnya perhtikan Gambar 1.2. Rangkuman.
Ilmu kimia adalah ilimu yang membahas, khususnya tentang kemungkinan perubahannya menjadi benda lain tranformation of matter secara permanen. Sifat
materi dapat dibagi menjadi 2 katagori yang besar yaitu sifat ekstensif yang aditif dan Karbon
dengan berat
sama
Perbandingan berat oksigen, 1 :2
Karbon monooksida
Karbon dioksida
Gambar 1.2 Hukum Perbandingan berganda.