pH basa lemah monoekivalen. pH campuran larutan yang merupakan pasangan asam-basa konjugat.

77 basa konjugat sama dengan yang digunakan untuk menghitung pH asam lemah atau basa lemah. Sebagai contoh, campuran larutan asam lemah, HA, dan garam natrium, NaA. Zat yang sebenarnya ada dalam campuran larutan itu adalah HA, Na + , dan A - NaA adalah garam dan dalam larutannya selalu ada sebagai ion Na + dan ion A - Gambar 3 . Dari zat yang ada itu yang menentukan keasaman atau kebasaan adalah HA dan A - . HA dan A - inilah yang merupakan campuran asam dan basa konyugasi. Berdasarkan zat ang ada dalam campuran itu, ada 2 kesetimbangan yang perlu diperhatikan yaitu, kesetimbangan karena disosiasi HA, HA + H 2 O ⇄ H 3 O + + A - dan kesetimbangan karena disosiasi A - : A- + H 2 O ⇄ HA + OH - Bila disosiasi air diabaikan, maka persamaan pertama disosiasi asam lemah, HA tersebut, merupakan sumber utama dari H 3 O + , dengan tetapan kesetimbangan, K a = [ ][ ] [ ] HA A O H − + 3 Untuk menghitung [H 3 O + ], konsentrasi A - dan HA harus ditentukan terlebih dahulu. Konsentrasi A - dan HA Lebih tepat dihitung dari A - dan HA yang terbentuk dari persamaan disosiasi reaksi di atas. Disosiasi, HA + H 2 O ⇄ H 3 O + + A - menyebabkan konsentrasi HA berkurang dan konsentrasi A - bertambah, masing-masing sebanyak konsentrasi H 3 O + . Dengan cara sama, disosiasi, A - + H 2 O ⇄ HA + OH - memperbesar konsentrasi HA dan menurunkan konsentrasi A - , masing-masing sebanyak konsentrasi OH. Jadi konsentrasi HA dan A - dalam kesetimbangan itu adalah : [HA] = C HA - [H 3 O + ] + [OH - ] [A - ] = C NaA + [H 3 O + ] - [OH - ] Biasanya, C HA dan C NaA jauh lebih besar daripada konsentrasi H 3 O + dan OH - , sehingga, [HA] = C HA [A - ] = C NaA Komposisi kesetimbangan yang akhirnya terdiri dari [HA] = C HA dan [A - ] = C NaA dapat dijlaskan dengan pergeseran kesetimbangan azas Le Chatelier akibat pengaruh ion senamasejenis yaitu dengan memandang campuran itu terdiri dari disosiasi, HA + H 2 O ⇄ H 3 O + + A - dan ion A - berasal dari NaA. Ion A - akan menggeser kesetimbangan asam HA HA Na + Na + A - A - Gambar 3. Campuran larutan HA dan NaA 78 lemah HA ke kiri sehingga A - dalam kesetimbangan tinggal amat sedikit dan praktis berasal A - dari NA. Sedangkan HA akan bertambah banyak dan praktis sama dengan konsentrasi HA semula. Itulah sebabnya dalam kesetimbangan itu akhirnya, [HA] = C HA dan [A - ] = C NaA . Dengan mensubstitusikan harga terakhir ini ke dalam ungkapan kesetimbangan, K a , maka diperoleh persamaan yang dapat digunakan untuk menghitung [H 3 O + ]. K a = [ ] HA NaA C C O H + 3 Asumsi [HA] = C HA dan [A - ] = C NaA sangat valid bila konsentrasi analitik besar dan tetapan disosiasi kecil. Untuk permasalahan di dalam diktat ini persamaan : K a = [ ] HA NaA C C O H + 3 , dapat diterima apabila : C HA dan C NaA ≥ 10 -3 dan K a dan K b ≤ 10 -3 . B ila asumsi-asumsi di atas tidak diikuti dan yang diinginkan adalah hasil akhir yang lebih akurat, maka persamaan [HA] = C HA - [H 3 O + ] + [OH - ] dan [A - ] = C NaA + [H 3 O + ] - [OH - ] disubstitusikan secara langsung ke dalam ungkapan, K a = [ ][ ] [ ] HA A O H − + 3 , sehingga diperoleh persamaan : K a = [ ] [ ] [ ] [ ] [ ] − + − + + + − − + OH O H C OH O H C O H HA NaA 3 3 3 Selanjutnya dengan mengganti [OH - ] dengan [ ] + O H K W 3 dan mengaturnya, akan diperoleh persamaan yang sangat sulit dapat diselesaikan dengan rumus kuadrat yaitu, [H 3 O + ] 3 +C NaA + K a [H 3 O + ] 2 - K a C HA + K W [H 3 O + ] – K a K W = 0 Contoh 4. Berapakah pH larutan yang dibuat dengan mencampur 3,00 gram Na-asetat dengan 5,00 mL asam asetat 12 M dan diencerkan menjadi 2 L? K a asam asetat = 1,76 x 10 -5 . Penyelesaian. Pertanyaan yang harus diajukan bila zat dicampur adalah, “ Dapatkah zat itu bereaksi?” Zat yang dicampur pada soal ini, tidak dapat bereaksi karena setelah kedua zat dicampur larutan akan mengandung asam asetat, ion Na + , ion acetat, dan air. Penentu keasaman larutan campuran adalah asam asetat dan ion asetat dan keduanya merupakan pasangan konjugat. 79 COOH CH C 3 = mL 200 mL mmol 12 x mL , 5 -1 = 0,030 M COONa CH C 3 = L 2 mol g 82 g , 3 1 - = 0,0183 M = [CH 3 COO - ] Asam asetat merupakan sumber utama H 3 O + , karena C HA x K a K w . Disosiasi asam asetat adalah, CH 3 COOH + H 2 O ⇄ H 3 O + + CH 3 COO - , dengan K a = [ ][ ] [ ] COOH CH COO CH O H 3 3 3 − + CH 3 COO - yang berasal dari CH 3 COONa, akan mempengaruhi kesetimbangan di atas sehingga kesetimbangan bergeser ke kiri. Sehingga sebagian besar CH 3 COO - pada kesetimbangan di atas, berasal dari CH 3 COONa. Dan oleh karena COOH CH C 3 dan COONa CH C 3 10 -3 dan K a 10 -3 , maka untuk kesetimbangan di atas asumsi berikut dapat diberlakukan. [CH 3 CO 2 H] = COOH CH C 3 = 0,03 M [CH 3 CO 2 - ] = COONa CH C 3 = 0,0183 M Harga-harga yang telah diketahui itu disubstitusikan ke dalam ungkapan K a 1,76 x 10 -5 = [ ] [ ] 03 , 0183 , 3 + O H pH = - log 2,89 + 10 -5 = 4,540 Penyelesaian soal tersebut dapat pula dilakukan dengan CH 3 COO - sebagai sumber OH - yang mempunai harga K b . Harga K b ditentukan dengan memakai hubungan K a x K b = K W , karena campuran itu merupakan pasangan asam-basa konyugasi. 1,76 x 10 -5 x K b = 1,0 x 10 -14 K b = 5,68 x 10 -10 Sebagai sumber utama OH - adalah basa, CH 3 COO - , karena C A - x K b K W . CH 3 COO - + H 2 O ⇄ CH 3 COOH + OH - , dengan K b = [ ] [ ] [ ] − − COO CH COOH CH OH 3 3 CH 3 COOH yang sudah ada dalam larutan akan mendesak kesetimbangan basa itu kekiri dan konsentrasi kesetimbangan CH 3 COOH sebgai besar berasal dari CH 3 COOH. Dengan mensubstitusikan harga konsentrasi yang telah diketahui, maka diperoleh, 80 5,68 x 10 -10 = [ ] 0183 , 03 , − OH [OH - ] = 3,47 x 10 -10 pOH = -log 3,47 x 10 -10 = 9,46 pH = 14 - 9,46 = 4,54. Suatu campuran asam lemah atau basa lemah dengan pasangan konjugatnya masing-masing seperti tersebut di atas, disebut bufer = penyangga buffer. Campuran bufer ini mempunyai kemampuan mempertahankan pH walaupun larutan diencerkan atau ditambahkan sedikit asam atau basa. Sifat bufer ini penting dalam bidang sains, terutama sekali dalam bidang kimia yang menyangkut kehidupan biokimia. Pengaruh pengenceran pada pH Buffer. pH larutan bufer tidak terpengaruh oleh pengenceran sampai konsentrasi asam lemah dan basa menurun ke suatu harga sehingga asumsi [HA] = C HA dan [A - ] = C NaA tidak valid lagi. Tidak terpengaruhnya harga pH oleh pengenceran dapat diketahui dari persamaan sbb.: HA + H 2 O ⇄ H 3 O + + A - A - + H 2 O ⇄ HA + OH - K a = [ ][ ] [ ] HA A O H − + 3 [H 3 O + ] = K a x [ ] [ ] − A HA -log [H 3 O + ] = -log K a - log [ ] [ ] − A HA pH = pK a - log [ ] [ ] − A HA Dari persamaan terakhir ini terlihat bahwa pH tergantung pada angkabading [HA] terhadap [A - ]. Penambahan air pengenceran pada larutan bufer akan menurunkan [HA] dan [A - ] dengan harga sama tetapi angkabandingnya tetap tidak berubah. Pengaruh penambahan asam atau basa pada pH bufer. Bila asam kuat seperti HCl ditambahkan pada air, maka jumlah H 3 O + akan betambah sebanyak H 3 O + dari HCl. Bila asam yang sama ditambahkan pada larutan bufer, maka asam tersebut akan bereaksi dengan komponen basa dari bufer. Dengan cara sama, 81 bila yang ditambahkan basa kuat seperti NaOH, maka basa ini akan bereaksi dengan konponen asam dari bufer itu. Bila bufer terdiri dari campuran HA dan NaA, maka reaksinya pada penambahan HCl dan NaOH adalah, HCl + NaA → HA + NaCl NaOH + HA → NaA + H 2 O Pada reaksi tersebut, menyebabkan konsentrasi komponen bufer HA atau NaA, akan berubah; tetapi pengaruh perubahan ini terhadap harga pH tidak terlalu besar, karena pH tergantung pada log angkabanding kedua komponen bufer itu. Contoh 5. Hitung pH bufer yang terdiri dari 0,20 M HA dan 0,10 M NaA. Penyelesaian. pH = pK a - log 10 , 20 , = pK a - 0,30. Contoh 6 Bila pada larutan bufer pada Contoh 5 tersebut ditambahkan basa kuat, sehingga akan bereaksi dengan HA dan HA yang masih ada adalah 0,10 M, berapakah pH bufer sekarang?. Penyelesaian. Reaksi basa kuat dengan HA akan menghasilkan NaA, sehingga konsentrasi NaA dalam larutan menjadi 0,20 M. HA + NaOH → NaA + H 2 O pH larutan sekarang adalah : pH = pK a – log 2 , 1 , = pK a + 0,30. Akibat penambahan basa kuat, perubahan pH yang terjadi adalah : ∆ pH = pK a + 0,30 - pK a - 0,30 = 0,60. Perubahan pH ini relatif kecil dibanding jumlah basa kuat yang ditambahkan pada air. Penambahan basa kuat yang jumlahnya sama pada air murni dengan volum sama, pH akan bertambah dari 7,00 menjadi 13,00 berubah 6 satuan. Kapasitas bufer. pH larutan bufer tergantung pada angkabanding konsentrasi pasangan asam-basa konjugatnya, sedangkan kapasitas bufer untuk menahan perubahan pH, tergantung pada konsentrasi asam dan konsentrasi basa secara individu dan tergantung pula pada 82 angkabanding konsentrasi pasangan asam-basa konjugat. Kapasitas bufer ββββ didefinisikan sebagai jumlah dalam ekivalen dari asam kuat atau basa kuat yang diperlukan agar 1,0 L larutan bufer mengalami perubahan pH satu 1 satuan. Oleh karena bufer dapat menahan perubahan pH sepanjang masih adanya asam lemah atau basa lemah sisa, maka makin besar konsentrasi komponen bufer, makin besar kapasitas bufer itu. Kapasitas bufer juga bertambah bila angkabanding konsentrasi pasangan asam-basa konjugat mendekati satu. Biasanya tidak mungkin mempunyai bufer dengan angkabanding konsentrasi pasangan asam-basa konjugatnya lebih besar dari 1 10 atau kurang dari 10 1 dan masih mempunyai jumlah cukup untuk salah satu komponen bufer yang ada untuk bereaksi dengan basa atau asam yang ditambahkan. Bila angkabanding ini dapat diterima sebagai batas-batas kapasitas bufer, maka dengan menggunakan persamaan : pH = pK a - log [ ] [ ] − A HA , dapat ditentukan range pH dari bufer, seperti Tabel 4. Jadi range pH yang sangat berguna sebagai batasan kapasitas bufer adalah pK a ± 1. Memilih bufer. Beberapa bufer yang sering digunakan beserta harga pK a nya dapat dilihat pada Tabel 5. Pemilihan bufer yang akan digunakan untuk aplikasi tertentu, didasari pada dua pertimbangan yaitu berapa pH yang diinginkan, dan kococokan komponen-komponen bufer dengan sampel atau dengan reaktan-reaktan pada prosedur pengerjaan. Untuk memilih bufer dengan pH yang diinginkan sedapat mungkin dipilih bufer yang Tabel 4. Penentuan range pH bufer. pH pH mak = pK a - log = pK a + 1 pH min = pK a - log = pK a - 1 Tabel 5. Beberapa bufer yang sering digunakan. N a m a PK a Asam fosfatNatrium dihidrogen fosfat Asam sitratNatrium dihidrogen sitrat Natrium dihidrogen sitratdiNatrium hidrogen sitrat Asam asetatNatrium asetat diNatrium hidrogen sitrattriNatrium sitrat Kalium dihidrogen fosfatdiNatrium hidrogen fosfat Trishidroksi metilamino metana hidrokl oridatris hidroksi metilamono metana Asam boratnatrium borat Amonium kloridaamonia Natrium bikarbonatNatrium karbonat diNatrium hidrogen fosfattriNatrium fosfat 2,15 3,13 4,76 4,76 6,40 7,20 8,08 9,23 9,25 10.33 12,40 83 komponen asamnya mempunyai pKa sedekat mungkin dengan pH yang diinginkan. Hal ini dapat terjadi bila angka banding konsentrasi pasangan asam-basa konjugat mendekati satu. Pemilihan bufer berdasarkan kecocokan kimia dengan sampel atau dengan reaktan-reaktan yang digunakan, sangat kompleks dan memerlukan pengetahuan tentang interaksi yang mungkin terjadi antara konponen bufer dengan komponen kimia dalam sampel. Perhatikan senyawa yang dicampur dalam tabel 5 itu. Apakah senyawa yang dicampur itu benar-benar merupakan campuran buffer? Mengapa? Membuat larutan bufer. Dari persamaan, pH = pK a - log [ ] [ ] − A HA , dapat diketahui bahwa bufer dengan pH yang diinginkan, dapat dibuat dengan mencampurkan asam-basa konjugat yang msing- masing telah dihitung konsentrasinya. Kadang-kadang salah satu dari pasangan konjugat itu, tidak tersedia atau sulit diperoleh atau sangat sulit untuk ditimbang. Pada kasus seperti itu, bufer dapat dibuat dengan mencampurkan asam lemah berlebihan dengan basa kuat yang sesuai atau basa lemah berlebihan dengan asam kuat yang sesuai. Contoh 7. Akan dibuat bufer dengan mencampurkan 500 ml 0,20 M asam asetat dengan 1,00 gram Natrium hidroksida. K a asam asetat = 1,76 x 10 -5 . Berapakah pH bufer yang terjadi. Penyekesaian. Reaksi asam asetat dengan NaOH adalah : CH 3 CO 2 H + NaOH → CH 3 CO 2 Na + H 2 O Komposisi larutan setelah reaksi adalah sebagi berikut : Jumlah CH 3 CO 2 H semula = 500 mL x 0,2 M = 100 mmol Jumlah NaOH yang ditambah = jumlah CH 3 CO 2 H yang bereaksi = jumlah CH 3 CIO 2 Na yang terbentuk = 1 40 100 − mol mg mg = 25 mmol Jumlah CH 3 CO 2 H yang sisa = 100 mmol - 25 mmol = 75 mmol. Yang ada dalam larutan sekarang adalah campuran asam lemah, CH 3 CO 2 H dan CH 3 CO 2 Na dan ini merupakan pasangan asam-basa konjugat. Jadi merupakan bufer. Jadi [CH 3 CO 2 H] = COOH CH C 3 = 75 mmol500 mL = 0,15 M [CH 3 CO 2 - ] = COONa CH C 3 = 25 mmol 500 mL = 0,050 M 84 pH = pKa - log [ ] [ ] − A HA = 4,75 - log 05 , 15 , = 4,28. pH bufer seperti yang dibuat di atas contoh seringkali berbeda dengan harga yang diinginkan. Perbedaan ini bisa mencapai 0,5 satuan pH. Hal ini terutama disebabkan oleh ketidaktentuan harga tetapan kesetimbangan. Sebenarnya yang digunakan untuk menentukan harga tetapan kesetimbangan K a atau K b adalah aktivitas, bukan konsentrasi. Untuk menghindarkan perbedaan pH bufer yang dibuat dengan pH bufer yang diinginkan, maka digunakan alat pH meter Gambar 4. Caranya elektrode dari pH meter dicelupkan ke dalam 500 mL asam asetat dan kemudian perlahan-lahan ditambahkan NaOH sampai angka menunjukkan pH yang diiinginkan.

e. pH asam poliprotik dan basa poliekivalen

Perhitungan pH larutan asam-asam poliprotik atau basa-basa poliekivalen sangat kompleks. Namun demikian perhitungan dapat disederhanakan dengan asumsi-asumsi. Untuk membahas pH asam poliprotik dan basa poliekivalen akan dibahas lima sistem asam diprotik atau basa diprotik dengan komposisi yang berbeda yaitu : H 2 A; H 2 A + HA - ; HA - ; HA - + A 2- ; dan A 2- . Pada ke lima kasus itu diasumsikan bahwa H 3 O + dan OH - yang berasal dari air diabaikan.

1. pH larutan yang mengandung H

2 A Adanya 2 tahap disosiasi dari H 2 A, menunjukkan bahwa ada 2 sumber H 3 O + . H 2 A + H 2 O H 3 O + + HA - 1 a K = [ ][ ] [ ] A H HA O H 2 3 − + HA - + H 2 O H 3 O + + A - 2 a K = [ ][ ] [ ] − − + HA A O H 3 Oleh karena ada 2 sumber [H 3 O + ], maka pH larutan H 2 A, ditentukan dari kedua disosiasi itu. Contoh 8 Hitunglah pH larutan H 2 CO 3 0,1 M. Tetapan disosiasi asam karbonat adalah : K a1 = 4,45 x 10 -7 dan K a2 = 4,69 x 10 -11 . Gambar 4. pH meter Gambar 4. pH meter 85 Penyelesaian. H 2 CO 3 + H 2 O ⇄ H 3 O + + HCO 3 - Misal H 2 CO 3 yang terdisosiasi adalah x mol L -1 . Maka setelah kesetimbangan terbentuk, konsentrasi zat yang ada adalah : [HCO 3 - ] = x mol L -1 [H 3 O + ] = x mol L -1 [H 2 CO 3 ] = 0,1 – x mol L -1 ≈ 0,1 mol L -1 karena 3 10 1 3 2 ≥ a CO H K C K 1 a = [ ] [ ] 2 3 2 3 CO H H + O = 1 , x 2 x = [ ] 1 3 2 CO H a K x -= 7 10 45 , 4 1 , − x x x = 10 -4 45 , 4 M Jadi [H 3 O + ] = 10 -4 45 , 4 M = [HCO 3 - ] HCO 3 - yang terbentuk terdisosiasi lebih lanjut dengan persamaan kesetimbangan sebagai berikut : HCO 3 - + H 2 O ⇄ H 3 O + + CO 3 2- dengan nilai tetapan kesetimbangan 2 a K Oleh karena kesetimbangan kedua berada bersama-sama dengan kesetimbangan yang pertama, maka kesetimbangan yang kedua ini dipengaruhi oleh zat yang telah terbentuk pada kesetimbangan pertama; dan zat yang paling berpengaruh adalah zat sejenis yaitu H 3 O + . H 3 O + dari kesetimbangan pertama, menggeser kesetimbangan kedua kekiri sampai akhirnya terbentuk kesetimbangan baru dengan harga 2 a K yang tetap pada suhu tetap. Bila setelah kesetimbangan kedua terbentuk, dimisalkan HCO 3 - yang terdisosiasi = y mol L -1 , maka zat yang ada setelah kesetimbangan kedua ini terbentuk adalah [H 3 O + ] = 10 -4 45 , 4 + y mol L -1 [CO 3 2- ] = y mol L -1 [HCO 3 - ] = 10 -4 45 , 4 - y mol L -1