Tujuan Antara Uraian Materi 1. Defenisi Senyawa organik

7

2. Teori pembentukan molekul organik Teori ikatan valensi

Salah satu pendekatan yang penting untuk mengetahui cara pembentukan ikatan kimia adalah teori ikatan valensi. Dasar dari teori ikatan valensi adalah : 1. Bila dua atom membentuk ikatan kovalen, orbital dari atom yang satu tumpang tindih overlap dengan orbital dari atom yang lainnya. 2. Dua elektron yang berputar berpasangan dapat dibagi di antara kedua orbital yang overlap dengan kepadatan elektron terkonsentrasi di antara inti atom yang membentuk ikatan. 3. Kekuatan ikatan kovalen yang diukur dalam bentuk sejumlah energi bila dipecah, sebanding dengan derajat tumpang tindih kedua orbital tersebut. Semakin besar derajat tumpang tindihnya, semakin kuat ikatannya, dan semakin sedikit energi potensial atom bila ikatan tersebut terbentuk. Contoh : pembentukan molekul H 2 Selanjutnya dalam molekul tersebut panjang ikatan didefinisikan sebagai jarak antar ini pada titik energi yang paling rendah, sedangkan kekuatan ikatan adalah energi yang dilepaskan bila suatu ikatan terbentuk atau energi yang diperlukan untuk memutuskan ikatan. Besarnya energi yang diperlukan atau dilepaskan dalam pembentukan atau peruraian molekul hidrogen adalah 436 KJmol. Ikatan sigma dan ikatan pi Ikatan sigma σ : Ikatan yang terjadi antara 2 atom melalui tumpang tindih overlapping orbital kedua atom, sehingga kepadatan elektronnya berada di antara kedua inti tersebut. 1s 1s molekul H 2 8 Contoh : Antara orbital s dengan s H-H Antara orbital p dengan s H-F Antara orbital p dengan p secara aksial = head-on Ikatan pi ππππ : Ikatan yang terbentuk dari tumpang tindih 2 orbital p yang berdampingan secara lateral = sideways, menyebabkan kepadatan elektron di atas dan di bawah bidang yang berisi kedua inti tersebut. Kekuatan ikatan ikatan σ lebih besar dari ikatan π . Penampang melingkar Orbital p orbital p ikatan pi π 9 Hibridisasi sp 3 pada atom C Struktur konfigurasi elektron keadaan dasar atom karbon 6 elektron dan atom hidrogen 1 elektron dapat digambarkan sebagai berikut: Apabila dilihat dari struktur konfigurasi atom karbon tersebut maka seharusnya dapat ditemukan senyawa CH 2 , namun senyawa yang paling sederhana dikenal di alam adalah CH 4 metana. Bentuk molekul metana adalah tetrahedral yang dapat digambarkan sebagai berikut: Struktur tetrahedral memiliki sudut H-C-H sebesar 109 ° 28 ′ , dengan panjang ikatan dan kekuatan ikatan keempat ikatan C-H ekivalen. C H 1s 2s 2p 1s 10 Untuk menjelaskan bentuk struktur tetrahedaral dari metana CH 4 dapat dilakukan dengan hibridisasi. Hibridisasi 1 orbital 2s dengan 3 orbital 2p menghasilkan 4 orbital hibrid sp 3 yang energinya sama lebih tinggi dari energi orbital 2s dan lebih rendah dari energi orbital 2p dan masing-masing baru terisi 1 e - → atom C dapat mengikat 4 atom H dan membentuk CH 4 4 ikatan σ . Bentuk orbital hibrid sp 3 dapat digambarkan sebagai berikut: 25 s dan 75 p 1-24 s + 3 p = 4 sp 3 orbitals D: D: D: D:\ \ \ \rw32b2a.exe rw32b2a.exe rw32b2a.exe rw32b2a.exe C 1s 2s 2p 1s eksitasi 96 kkalmol 1s bentuk hibridisasi sp 3 Hibridisasi Orbital 4 sp 3 Orbital p orbital s hibridisasi 11 Perubahan bentuk orbital C pada hibridisasi sp 3 dapat digambarkan sebagai berikut: Bentuk molekul, sudut ikatan H-C-H serta panjang dan kekuatan ikatan C-H dalam metana dapat digambarkan sebagai berikut: Sudut ikatan ideal 109 ° 28 ′ hanya diperoleh bila keempat gugus atom yang terikat pada C adalah identik. Bila substituen tidak identik sudutnya dapat mengalami deformasi, seperti pada senyawa CH 32 CH 2 yang menunjukkan sudut H-C-H 107 . Contoh : C H3C H3C H H 107 o 12 Hibridisasi sp 3 pada atom N Pembentukan hibridisasi sp 3 dari atom N 7 elektron dapat digambarkan sebagai berikut: Hasil hibridisasi 1 orbital 2s dengan 3 orbital 2p dari N menghasilkan 4 orbital hibrid sp 3 yang energinya sama lebih tinggi dari energi orbital 2s dan lebih rendah dari energi orbital 2p. Satu orbital hibrid sp 3 sudah terisi 2 e - sedang 3 orbital hibrid 2sp 3 yang lain masing-masing baru terisi 1 e - → atom N dapat mengikat 3 atom H dan membentuk NH 3 ada 3 ikatan σ . Adanya orbital yang sudah terisi 2 elekton menyebabkan sudut ikatan H-N-H dari NH 3 lebih kecil H-C-H dari CH 4 . N 1s 2s 2p 1s eksitasi 1s bentuk hibridisasi sp 3 Hibridisasi Atom nitrogen dalam keadaan dasar Hibridisasi sp 3 Amonia 13 Hibridisasi sp 3 pada atom O Seperti halnya atom karbon, atom O jumlah elektron 8 juga mengalami hibridisasi sp 3 yang dapat digambarkan sebagai berikut: Hasil hibridisasi 1 orbital 2s dengan 3 orbital 2p dari O menghasilkan 4 orbital hibrid sp 3 yang energinya sama lebih tinggi dari energi orbital 2s dan lebih rendah dari energi orbital 2p. Dua orbital hibrid 2sp 3 sudah terisi 2 e - dengan spin berlawanan, sedang 2 orbital hibrid 2sp 3 yang lain masing-masing baru terisi 1 e - → atom O dapat mengikat 2 atom H dan membentuk H 2 O ada 2 ikatan σ . Atom karbon, nitrogen, dan oksigen dalam molekul CH 4 , NH 3 , dan H 2 O masing- masing membentuk orbital hibrid sp 3 , namun sudut ikatan H-O-H air H-N-H amoniak H-C-H metana. O 1s 2s 2p 1s eksitasi 1s bentuk hibridisasi sp 3 Hibridisasi Hibridisasi sp3 Elektron bebas 14 Hibridisasi sp 2 pada atom C Bila suatu karbon berikatan rangkap dua dengan atom lain, maka hibridisasi yang terjadi adalah 2sp 2 , dimana orbital 2s dihibridkan dengan 2 orbital 2p menghasilkan 3 orbital hibrid sp 2 . Contoh : dalam etena C 2 H 4 Pembentukan hibridisasi sp 2 dari atom karbon dapat digambarkan sebagai berikut: s + 2 p = sp 2 Hybridization There is one p orbital left over, and it would be along the z axis. Trigonal planar 33,3 s dan 66,7 p C 1s 2s 2p 1s eksitasi 1s bentuk hibridisasi sp 2 Hibridisasi Etilena Hibridisasi sp 2 15 Overlapping antara orbital hibrid sp 2 dari atom C dengan orbital sp 2 dari atom C yang lain atau dengan orbital sp 3 dari atom lain, atau dengan orbital s dari hidrogen atau orbital p dari atom halogen, misalnya, akan menghasilkan ikatan sigma σσσσ , sedang overlapping secara lateral antara orbital 2p yang tak terhibridisasi pada masing-masing C yang mengalami hibridisasi sp 2 akan menghasilkan ikatan pi ππππ . Bagaimana bentuk molekul etena C 2 H 4 ? Bentuk molekul etena adalah planar, dengan sudut H-C-H dan H-C-C kira-kira 120 o , dengan awan elektron terletak di atas dan di bawah bidang planar. Hibridisasi sp pada atom C Bila atom C terikat secara ikatan rangkap tiga dengan atom lain, atom C tersebut mengalami hibridisasi 2sp sp, yaitu orbital s dihibridkan dengan satu orbital 2p menghasilkan 2 orbital hibrid 2sp yang energinya sama dan membentuk sudut 180 o linier . C H H C H H 116.6 o 121.7 o 16 Perubahan orbital C pada hibridisasi sp Dua orbital sp masing-masing terisi 1 e - terpisah 180 o linier dan 2 orbital p yang tak terhibridisasi masing-masing terisi 1 e - tegak lurus padanya. Overlapping antar orbital sp atau dengan orbital lain menghasilkan ikatan σ , sedang overlapping orbital p y -p y dan p z -p z menghasilkan 2 buah ikatan π . C 1s 2s 2p 1s eksitasi 1s bentuk hibridisasi sp Hibridisasi 17 Perbandingan energi ikatan dan panjang ikatan karbon-karbon dan karbon- hidrogen pada metan, etana, etena, dan etuna terdapat pada Tabel 1. Tabel 1. Perbandingan energi ikatan dan panjang ikatan karbon-karbon dan karbon-hidrogen pada metan, etana, etena, dan etuna Molekul ikatan Energi ikatan kcalmol Panjang ikatan A o Metana, CH 4 C sp3 -H 1s 104 1,10 Etana, CH 3 CH 3 C sp3 -C sp3 C sp3 -H 1s 88 98 1,54 1,10 Etena, CH 2 =CH 2 C sp2 = C sp2 C sp2 -H 1s 152 103 1,33 1,076 Etuna, HCΞCH C sp Ξ C sp C sp – H 1s 200 125 1,20 1,06 Dari Tabel 1 tersebut menunjukkan bahwa : Elektronegativitas : C sp C sp2 C sp3 Panjang ikatan : C sp C sp2 C sp3 Kekuatan ikatan : C sp C sp2 C sp3

2. Klasifikasi Senyawa Organik

Penggolongan senyawa organik didasarkan pada jenis gugus fungsi yang dimiliki oleh suatu senyawa. Gugus fungsi akan menentukan kereaktifan kimia dalam molekul. Senyawa dengan gugus fungsi yang sama cenderung mengalami reaksi kimia yang sama. Beberapa gugus fungsi dan golongan senyawa organik dapat dilihat pada Tabel 2. 18 Tabel 2. Beberapa gugus fungsi dan golongan senyawa organik Gugus fungsi Golongan senyawa organik C-C ikatan tunggal R 3 -CH 2 -CR 3 alkana R = H alkil C=C ikatan rangkap R 2 C = CR 2 alkena C ≡ C ikatan ganda tiga RC ≡ CR alkuna -X ikatan halide X= F, Cl, Br, I R-X haloalkana OH gugus hidroksil R-OH alkohol OR gugus alkoksil R-O-R’ eter -C=O gugus karbonil R-CO-R’ keton -COH gugus aldehid R-COH aldehid -COOH gugus karboksilat R-COOH asam karboksilat -COOR’ gugus ester R-COOR’ ester NH 2 gugus amino RNH 2 amina 19 Latihan : 1. Terangkan bagaimana terbentuknya etana C 2 H 6 berikut ini dari atom C no. atom = 6 dan H no. atom 1. 2. Terangkan juga bagaimana terbentuknya metilamina CH 3 − NH 2 . 3. Terangkan terbentuknya molekul BeCl 2 dan bagaimana bentuk molekulnya? No. atom Be = 4 20 Kegiatan Belajar 2

BAB III HIDROKARBON ALKANA, ALKENA, DAN ALKUNA

A. Tujuan Antara

Dalam kegiatan belajar ini Anda akan mempelajari gambaran umum tentang defenisi, struktur molekul, dan sifat-sifat senyawa hidrokarbon yang meliputialkana, alkena, dan alkuna. Anda diharapkan dapat: 1. Menjelaskan defenisi senyawa hidrokarbon 2. Menjelaskan perbedaan senyawa alkana, alkena, dan alkuna 3. Memberi nama alkana, alkena, dan alkuna sesuai aturan IUPAC 4. Menjelaskan perbedaan sifat-sifat alkana, alkena, dan alkuna 5. Menuliskan reaksi-reaksi yang spesifik dari alkana, alkena, dan alkuna 6. Menjelaskan kegunaan alkana dalam kehidupan sehari-hari

B. Uraian Materi

Senyawa hidrokarbon merupakan senyawa yang disusun oleh atom hidrogen H dan karbon C. Mempunyai rumus umum C n H 2n+2 , alkena mempunyai rumus umum C n H 2n , sedangkan alkuna mempunyai rumus umum C n H 2n-2. Tata nama berdasarkan IUPAC International Union of Pure and Applied Chemistry di dasarkan atas urutan nama yang berasal dari bahasa Yunani, seperti berikut : Nama Struktur termanpatkan met ana CH 4 et ana CH 3 CH 3 prop ana CH 3 CH 2 CH 3 but ana CH 3 CH 2 2 CH 3 pent ana CH 3 CH 2 3 CH 3 hex ana CH 3 CH 2 4 CH 3 21 hept ana CH 3 CH 2 5 CH 3 okt ana CH 3 CH 2 6 CH 3 non ana CH 3 CH 2 7 CH 3 dek ana CH 3 CH 2 8 CH 3 undek ana CH 3 CH 2 9 CH 3 dodek ana CH 3 CH 2 10 CH 3 Hidrokarbon mempunyai strutur rantai lurus maupun bercabang, membentuk isomer struktural, sebagai contoh beberapa isomer dari pentana C 5 H 12 dapat digambarkan sebagai berikut Gambar tersebut menunjukkan beberapa isomer pentana adalah sebagai berikut : Tatanama alkana Untuk memberi nama alkana digunakan aturan IUPAC sebagai berikut : 1. Menggunakan awalan met. .. et.. prop ... ..., dll yang menunjukkan jumlah carbons pada kerangka induk dari rantai molekul, dan dan akhiran ana untuk menunjukkan bahwa molekul merupakan alkana. CH 3 -CH 2 -CH 2 -CH 2 -CH 3 CH 3 -CH 2 -CH-CH 3 CH 3 CH 3 -C-CH 3 CH 3 CH 3 22 2. Kelompok yang melekat pada rantai induk disebut substituents dan diberi nama menggunakan awalan untuk jumlah carbons dalam rantai substituen dan akhiran il, misalnya, metil, etil, propil, dodekil, dan diberi nomor sesui nomor atom karbon rantai induk dimana substituen tersebut terikat. 3. Pemberian nomor dimulai dari ujung rantai yang paling dekat dengan letak substituen Berdasar aturan tersebut ,nama isomer pentana adalah Beberapa nama khusus dari substituen propil -CH 2 CH 2 CH 3 isopropil -CHCHCH 3 2 butil -CH 2 CH 2 CH 3 isobutil -CH 2 CHCHCH 3 2 sec-butil -CHCH 3 CH 2 CH 3 tert-butil -CCH 3 3 Dalam senyawa hidrokarbon dikenal adanya atom karbon primer, jika atom karbon tersebut mengikat satu atom karbon yang lain, atom karbon sekunder, jika mengikat dua atom karbon yang lain, atom karbon tersier, jika mengikat tiga atom karbon yang lain, dan atom karbon quarterner jika mengikat empat atom karbon yang lain. Empat jenis atom karbon tersebut diberi simbol : 1 o , 2 o , 3 o dan 4 o . CH 3 -CH 2 -CH 2 -CH 2 -CH 3 CH 3 -CH 2 -CH-CH 3 CH 3 CH 3 -C-CH 3 CH 3 CH 3 n- pentana 2-metilpentana 2,2-dimetilpropana atau isopentana 2 o 3 o 2 o 4 o 1 o 1 o