24 menggunakan tipe modified inquiry dan buku petunjuk praktikum berbasis
cookbook menggunakan tipe guided inquiry. Pengukuran prestasi belajar peserta didik dilakukan dengan ujian yang
diberikan pada akhir pembelajaran. Bentuk ujian yang dilakukan berupa tes objektif, yaitu pilihan ganda multiple choice. Menurut Suryani dan Agung 2012:
172-173, soal bentuk pilihan ganda dapat digunakan untuk mengukur prestasi belajar yang lebih kompleks dan berkenaan dengan aspek ingatan C1, pengertian
C2, aplikasi C3, analisis C4, sintesis C5, dan evaluasi C6. Penelitian ini digunakan untuk mengukur prestasi belajar yang berkenaan dengan aspek ingatan
C1, pengertian C2, aplikasi C3, dan analisis C4.
f. Materi Laju Reaksi
1 Kemolaran Kemolaran atau molaritas merupakan satuan konsentrasi. Molaritas adalah
banyaknya mol zat dalam volum satu liter larutan Polling dan Tjokrodanoerdjo, 1991: 1.
2 Definisi Laju Reaksi Menurut Polling dan Tjokrodanoerdjo 1991: 1-3, kecepatan reaksi atau
laju reaksi adalah perubahan konsentrasi zat pereaksi atau zat produk dalam satuan waktu. Secara umum laju reaksi kimia didefinisikan sebagai
pengurangan konsentrasi zat pereaksi atau pertambahan konsentrasi hasil reaksi dalam suatu reaksi kimia per satuan waktu. Laju reaksi diberi simbol v.
Contoh: A→B
25 Pada awal reaksi , hasil reaksi B belum ada dalam campuran. Setelah reaksi
berjalan konsentrasi B semakin bertambah, sedangkan konsentrasi A semakin berkurang. Laju reaksi dapat ditentukan dengan menghitung pertambahan
konsentrasi B tiap satuan waktu tertentu atau menghitung pengurangan konsentrasi A setip satuan waktu
∆� tertentu. Satuan laju reaksi adalah
Mdetik. V
= −
∆[ ] ∆�
atau � = +
∆[ ] ∆�
3 Faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi
Menurut Polling dan Tjokrodanoerdjo 1991: 3-5, faktor-faktor yang
mempengaruhi laju reaksi adalah:
a Sifat zat yang bereaksi Kereaktifan suatu zat yang bereaksi sangat menentukan kecepatan
reaksi Polling dan Tjokrodanoerdjo, 1991. Sementara menurut Sastrohamidjojo 2008, sifat pereaksi ini mempengaruhi pemutusan dan
pembentukan ikatan baru, sehingga laju reaksi bergantung pada jenis ikatan suatu zat.
b Konsentrasi zat pereaksi Reaksi biasanya berlangsung cepat apabila konsentrasi pereaksi
diperbesar, sebaliknya reaksi akan berjalan dengan laju yang lambat apabila konsentrasi zat pereaksi diperkecil. Polling dan Tjokrodanoerdjo 1991: 3
menyatakan bahwa reaksi akan terjadi jika zat-zat yang bereaksi saling bertumbukan.
26 c Luas permukaan bidang sentuh
Luas permukaan bidang sentuh zat –zat yang bereaksi sangat
berpengaruh terhadap laju reaksi, sehingga suatu zat dalam bentuk serbuk dan bongkahan atau kepingan akan memiliki laju reaksi yang berbeda.
Dalam massa yang sama, jika zat-zat yang bereaksi memiliki ukuran partikel kecil, maka reaksi akan berlangsung lebih cepat. Zat yang memilki
ukuran partikel lebih kecil mempunyai luas permukaan lebih besar. d Suhu
Suhu yang tinggi akan meningkatkan laju reaksi dan suhu yang lebih rendah akan meurunkan laju reaksi
e Tekanan Penambahan tekanan akan memperkecil volume dan menaikkan
konsentrasi, sehingga akan meningkatkan laju reaksi. f Katalis
Katalis adalah zat yang dapat mempercepat reaksi, katalis ikut bereaksi, tetapi pada akhir reaksi katalis akan muncul seperti keadaan semula.
4 Teori Tumbukan Teori tumbukan didasarkan atas teori kinetik gas yang mengamati tentang
bagaimana suatu reaksi kimia dapat terjadi. Menurut teori ini, suatu reaksi kimia dapat terjadi apabila partikel
–partikel zat tersebut saling bertumbukan Sastrohamidjojo, 2008: 169. Tumbukan yang terjadi tidak selalu
menghasilkan produk reaksi. Hanya tumbukan efektif yang menghasilkan produk reaksi. Terjadinya tumbukan efektif ditentukan oleh dua faktor:
a Arah partikel yang bertumbukan
27 Tumbukan efektif akan terjadi jika partikel zat pereaksi saling
bertumbukan dengan arah yang tepat. b Energi kinetik partikel
Energi yang digunakan untuk bertumbukan disebut energi kinetik. Ketika tumbukan antar partikel terjadi pasti akan timbul gaya tolak dari masing-
masing partikel. Untuk mengatasi hal ini, maka diperlukan sejumlah energi minimum agar tumbukan efektif dapat terjadi. Energi kinetik minimum yang
dimiliki oleh partikel sehingga menghasilkan tumbukan efektif disebut energi aktivasi E
a
. a Konsentrasi
Larutan dengan konsentrasi tinggi akan mempunyai jumlah partikel yang banyak, dan sebaliknya larutan dengan konsentrasi rendah akan memiliki jumlah
partikel yang sedikit. Jika partikel zat banyak, akan semakin besar peluang terjadinya tumbukan, sehingga diantara tumbukan itu akan membentuk tumbukan
efektif. Semakin banyak tumbukan efektif, laju reaksi akan meningkat. b Luas permukaan bidang sentuh
Kecepatan reaksi antara fase padat, cair dan gas berlainan karena perbedaan gerak molekul dan luas permukaan sentuh antara molekul. Semakin
bebas gerak molekul dan semakin luas permukaan sentuh, maka semakin cepat reaksinya. Pada fase gas, gerak molekul paling bebas, sehingga memungkinkan
tumbukan lebih besar. Pada fase cair gerak molekul kurang bebas dibandingkan fase gas, namun masih jauh lebih besar daripada fase padat. Oleh karena itu, laju
reaksi fase gas lebih cepat dibandingkan fase cair dan lebih cepat lagi dibanding fase padat.
28 c Suhu
Laju reaksi kimia bertambah dengan naiknya suhu. Umumnya kenaikan suhu sebesar 10 ºC menyebabkan kenaikan laju reaksi sebesar dua sampai tiga
kali. Kenaikan laju reaksi dapat diterangkan dari gerak molekulnya. Molekul dalam suatu zat kimia selalu bergerak-gerak, oleh karena itu kemungkinan
terjadinya tabrakan antar molekul selalu ada. Semakin tinggi suhu reaksi, maka gerak molekul semakin cepat. Akibatnya, laju reaksi juga meningkat.
d Katalis Syarat terjadinya reaksi adalah energi tumbukan molekul
–molekul reaktan harus melampui energi aktivasinya. Selain dengan menaikan suhu, energi
aktivasi juga dapat diturunkan dengan menambahkan katalis. Katalis bersifat khusus artinya suatu zat B bersifat katalis untuk satu reaksi tertentu tetapi tidak
untuk reaksi yang lain. 5 Orde Reaksi dan Hukum Laju
Menurut Partana, Pratomo, Theresih, dan Suharto 2003: 47-50, hukum laju merupakan suatu persamaan yang menyatakan laju reaksi v sebagai fungsi
dari konsentrasi semua spesies yang menentukan laju reaksi. Sebagai contoh, laju yang sebanding dengan konsentrasi dua reaktan A dan B, dapat dituliskan
sebagai: v = k [A] [B], dengan koefisien k disebut konstanta laju yang tidak bergantung pada konsentrasi tetapi bergantung pada temperatur.
Orde reaksi atau tingkat reaksi terhadap suatu komponen merupakan pangkat dari konsentrasi komponen itu dalam hukum laju Polling dan
Tjokrodanoerdjo, 1991: 7. Sebagai contoh, pengukuran laju reaksi 2NOg +
29 Br
2
g → 2NOBrg yang diukur pada suhu 273 ºC, maka hukum laju untuk
reaksi diatas adalah: v = k [NO]
x
[Br]
y
Keterangan: v = laju reaksi
k = tetapan laju reaksi x = orde reaksi terhadap pereaksi NO
y = orde reaksi terhadap pereaksi Br Harga k akan berubah jika suhu reaksinya berubah. Kenaikan suhu dan
penggunaan katalis umumnya akan memperbesar nilai k. Orde reaksi menyatakan besarnya pengaruh konsentrasi pereaksi pada laju reaksi.
a Reaksi Orde Nol Suatu reaksi berorde nol apabila laju reaksi tidak dipengaruhi oleh
konsentrasi pereaksi. b Reaksi Orde Satu
Suatu reaksi berorde satu apabila laju reaksi berbanding lurus terhadap konsentrasi pereaksi.
c Reaksi Orde Dua Suatu reaksi berorde dua apabila laju reaksi berubah secara kuadratik.
6 Penerapan Laju Reaksi dalam Kehidupan Sehari – hari
a Luas permukaan bidang sentuh Luas permukaan bidang sentuh antar pereaksi heterogen sangat berpengaruh
terhadap laju reaksi. Semakin luas permukaan bidang sentuh, semakin banyak partikel-partikel yang bersentuhan, sehingga peluang partikel-partikel yang
30 bertumbukan semakin besar. Contohnya adalah kayu. Kayu dengan massa yang
sama jika di potong-potong menjadi ukuran yang kecil akan lebih cepat reaksinya dibandingkan dengan kayu yang berukuran balok besar.
b Katalis Katalis dalam kehidupan sehari-hari biasanya digunakan dalam industri.
Sebagai contoh adalah industri pembuatan ammonia dengan proses Haber Bosch menggunakan katalis besi oksida untuk mempercepat reaksinya dan
industri pembuatan asam sulfat dengan proses kontak menggunakan katalis vanadium pentaoksida.
c Suhu Faktor suhu dalam laju reaksi banyak dimanfaatkan dalam hal penyimpanan
makanan. Contohnya adalah penyimpanan makanan dalam refrigerator yang berguna untuk memperlambat laju reaksi pembusukan makanan.
2. Penelitian yang Relevan